Sunday, 3 March 2013

Pemahaman Diri

1.             Pengertian Pemahaman Diri

Pemahaman diri banyak diperbincangkan oleh banyak orang dan setiap orang mengartikan pemahaman diri menurut cara pandang mereka masing-masing.
Maslow menyebutnya personal meaning yang dimuat Kira pada yahoo answer menggambarkan bahwa meaning dialami dari aktualisasi diri, individu yang termotivasi untuk mengetahui alasan atau maksud dari keberadaan dirinya. Ia juga mengatakan bahwa setiap individu memiliki dorongan untuk memenuhi kebutuhannya dari yang sederhana sampai kebutuhan yang kompleks. Aktualisasi diri adalah pencapaian suatu potensi terbesar dalam diri, menjadi yang terbaik yang dapat dilakukannya, dan mencapai tujuan hidup dirinya.
Selalin itu Baumeister mengatakan bahwa meaning mengandung beberapa bagian kepercayaan yang saling berhubungan antara benda, kejadian dan hubungan. Baumeister menekankan bahwa meaning pada akhirnya memberikan arahan, intensi pada setiap individu, di mana perilaku menjadi memiliki tujuan , daripada hanya berperilaku berdasarkan insting atau impuls.
Menurut Reker yang di tulis oleh Maria Antoinete pada blog http://rumahbelajarpsikologi.com, menjelaskan bahwa orang yang memahami diri adalah mereka yang memiliki tujuan hidup, memiliki arah, rasa memiliki kewajiban dan alasan untuk ada (eksis), identitas diri yang jelas dan kesadaran sosial yang tinggi.
Pemahaman diri adalah suatu cara untuk memahami, menaksir karakteristik, potensi dan atau masalah (gangguan) yang ada pada individu atau sekelompok individu (buku ajar-pemahaman individu teknik.non.html).
Menurut Santrock, Pemahaman diri (self – Understanding) adalah gambaran kognitif remaja mengenai dirinya, dasar, dan isi dari konsep diri remaja (http://tizarrahmawan.wordpress.com)
Menurut Hartono (2010: 209) pemahaman diri siswa SMA adalah pengenalan secara mendalam atas potensi-potensi dirinya yang mencakup ranah minat, abilitas, kepribadian, nilai dan sikap yang mana pengenalan siswa atas pribadinya sendiri mencakup dua sisi yaitu pengenalan siswa atas keunggulannya dan pengenalan siswa atas kekurangannya sendiri. Kekuatan merupakan seperangkat kemampuan yang dimiliki siswa baik yang bersifat potensial maupun aktual. Kekuatan siswa menggambarkan keunggulan, kehebatan pribadi siswa, sedang kekurangan siswa adalah sejumlah keterbatasan yang dimiliki siswa. Kekurangan siswa menggambarkan ketidak mampuan siswa yang menjadi hambatan siswa dalam meraih cita-cita.
     Dalam modul layanan informasi tentang pemahaman diri yang disusun oleh tim konselor RSMABI Jawa Tengah pada workshop penyusunan modul RSMABI Jawa Tengah tanggal 6 s/d 9 Nopember 2009 menggambarkan bahwa pengelan terhadap diri sendiri merupakan kemampuan seseorang dalam mengeksplorasi potensi diri sendiri yang terdiri dari potensi fisik dan potensi psikis. Potensi psikis yaitu kelebihan pada anggota badan, panca indera beserta kekuatan/ kualitasnya, sedangkan potensi psikis yaitu seluruh kemampuaqn dan kekuatan  yang dimiliki seseorang yang berkaitan dengan  kemampuan kejiwaan antara lain : intelektual(IQ), bakat, minat, dan sifat, ciri-ciri kepribadian.
Sumber lain, dalam materi kuliah perencanaaan karier yang susun di Universitas Negeri Malang (UM) jurusan Bimbingan Konseling dan Psikologi menyatakan tujuan materi pemahaman diri adalah membantu siswa mengeksplorasi kemampuan/ bakat, miatnya, nilai-nilai kepribadian dan kemampuan emosioalnya dalam rangka memahami diri dalam kaitannya dengan memasuki dunia kerja.
Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa pemahaman diri adalah suatu situasi yang dialami individu dimana seseorang mengenal tentang potensinya baik potensi fisik maupun potensi psikisya sehingga individu memahami arah dan tujuan hidupnya atau cita-cita. Potensi fisik yaitu sejumlah kemampuan yang ada pada anggota badan dan panca indra individu sedangkan potensi psikis individu mencakup minat, abilitas, kepribadian, nilai dan sikap. Pemahaman yang dimaksudkan disini tidak hanya terbatas pada pengenalan siswa atas keunggulannya saja tetapi juga mencakup pengelan siswa atas kekurangan yang ada dalam diri.

2.         Tujuan Pemahaman Diri
Pemahaman diri merupakan aspek penting bagi siswa SMA. Siswa yang memahamai diri lebih memiliki peluang yang besar dalam meraih cita-cita dari pada siswa yang belum mengenal dengan baik akan diri mereka sendiri, karena mereka yang memahami diri telah memahi kemampun, minat, kepribadian, dan nilai termasuk kelebihan dan kekurangan yang ada dalam diri mereka sehingga mereka memiliki arah dan tujuan hidup yang realistis dimana mereka memilliki cita-cita yang sesuai dengan potensi diri.
Menurut Muhamat Farid (http://tizarrahmawan.wordpress.com) ketika seseorang mengetahui kondisi dan gambaran tentang dirinya maka dia akan dapat menjalani hidupnya dengan nyaman dan juga memiliki rasa percaya diri yang kuat karena sudah memiliki pandangan diri yang jelas.
Dalam materi kuliah yang disusun di Universitas Negeri Malang dengan materi pemahaman diri ditujukan agar siswa mampu mempersiapkan diri dalam memasuki dunia kerja, sehingga dapat mencapai kesuksesan dalam karier.

Pemahaman diri atau disebut knowing yourself oleh Levinson, Ohler, Caswell dan Kiewra merupakan aspek penting dalam pengambilan keputusan ( dalam Hartono, 2010: 61) selanjutnya kemampuan siswa dalam pengambilan keputusan karier merupakan wujud nyata dari kematangan perkembangan karier siswa. Sedangkan kematanngan karier menurut Super ( dalam Hartono, 2010: 63) memilki enam dimensi, yaitu; (1)  dimensi membuat pilihan karier, (2) dimensi kompetensi khusus tentang mencari informasi karier dan keterampilan-keterampilan membuat perencanaan karier, (3) dimensi konsistensi pilihan-pilihan, (4) dimensi pengenbangan konsep diri, (5) dimensi kebebasan membuaat keputusan karier, dan (6) dimensi konsistensi membuat pilihan yang realistis berdasarkan tujuan pribadi.
Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa tujuan pemahaman diri bagi siswa adalah:
a.       Mampu mengeksplorasi potensi diri mereka yang mencakup: minat, abilitas, dan cita-cita sehingga individu dapat merencanakan karier yang sesuai dengan potensi diri.
b.      Siswa bisa mempersiapkan diri dengan baik dalam memasuki dunia kerja. Dengan persiapan yang matang individu dapat mencapai kesuksesan dalam berkarier.
c.       Siswa mencapai kematangan dalam perkembangan karier
d.      Siswa mampu mengambil keputusan karier secara mandiri

3.             Ciri-ciri Siswa yang Memahami Dirinya
Siswa SMA merupakan usia dimana seseorang mencapai kematangan kariernya. Kematangan karier bagi siswa terbukti bila mereka mampu mengambil keputusan karier secara mandiri, dimana kemandirian itu tidak pernah terlepas dari pengaruh pemahaman diri siswa.
            Menurut Bastaman (dalamhttp://rumahbelajarpsikologi.com) menjelaskan dalam diri seseorang yang memahami diri terjadi meningkatnya kesadaran atas buruknya kondisi diri pada saat ini dan keinginan kuat untuk melakukan perubahan kearah kondisi yang lebih baik.
Almond (dalam http://rumahbelajarpsikologi.com) mereka yang memahami diri yaitu; (1). Orang yang percaya bahwa hidupnya bermakna , secara positif pasti meyakini konsep-konsep tertentu, seperti humanistik, religiusitas, atau idiosyncratic yang berhubungan dengan makna kehidupan, (2). Konsep meaning yang mereka yakini, memunculkan kekonsistensian mereka untuk mencapai arah dan tujuan hidup mereka, (3). Orang yang percaya bahwa hidup mereka bermakna , entah hidup mereka sudah bermakna atau mereka yang masih berusaha mencapai tujuan hidupnya, (4). Dalam proses mencapai tujuan hidup yang mereka buat, dalam diri seseorang , akan muncul perasaan signifikan pada diri mereka sendiri dan rasa bangga terhadap kehidupan mereka.
Muhamat Farid, dalam tesisnya yang dimuat pada blog http://eprints.uny.ac.id menjelaskan bahwa ketika seseorang mengetahui kondisi dan gambaran tentang dirinya maka dia akan dapat menjalani hidupnya dengan nyaman dan juga memiliki rasa percaya diri yang kuat karena sudah memiliki pandangan diri yang jelas.
      Dalam sumber yang sama dijelaskan juga bahwa percaya diri terkait dengan (1) self-concept yaitu bagaiman Anda menyimpulkan diri anda secara keseluruhan, bagaimana Anda melihat potret diri Anda secara keseluruhan, bagaimana Anda mengkonsepsikan diri anda secara keseluruhan, (2). Self-esteem: sejauh mana Anda punya perasaan positif terhadap diri Anda, sejauhmana Anda punya sesuatu yang Anda rasakan bernilai atau berharga dari diri Anda, sejauh mana Anda meyakini adanya sesuatu yang bernilai, bermartabat atau berharga di dalam diri Anda, (3). Self- efficacy: sejauh mana Anda punya keyakinan atas kapasitas yang Anda miliki untuk bisa menjalankan tugas atau menangani persoalan dengan hasil yang bagus (to succeed). Ini yang disebut dengan general Self-efficacy atau sejauhmana Anda meyakini kapasitas anda di bidang anda dalam menangani urusan tertentu. Ini yang disebut dengan specific self-efficacy, (4). Self-confidence; sejauhmana Anda punya keyakinan terhadap penilaian Anda atas kemampuan Anda dan sejauh mana Anda bisa merasakan adanya “kepantasan” untuk berhasil. Self confidence itu adalah kombinasi dari self esteem dan self-efficacy.
Rahmat Arif Gunawan menjelaskan dalam blognya http://www.primagamasunterjaya.com bahwa sebuah perjuangan besar yang harus dilalui seseorang dalam kehidupan adalah memahami diri, dengan memahami seseorang akan mampu mencapi kesuksesan. Menurutnya pemahaman diri bias dicapai dengan jalan berfikir positif dan memiliki kebiasaan yang efektif.
Dari uraian-uraian diatas penulis dapat menyimpulkan siswa yang memahami diri memiliki ciri-ciri sebagai berikut;

a.   Percaya diri
Dalam kamus istilah Bimbingan dan konseling yang ditulis Thantaway (http://belajarpsikologi.com) percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan.
Menurut Hakim (http://eprints.uny.ac.id) rasa percaya diri yaitu suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya. Jadi, dapat dikatakan bahwa seseorang yang memiliki kepercayaan diri akan optimis di dalam melakukan semua aktivitasnya, dan mempunyai tujuan yang realistik, artinya individu tersebut akan membuat tujuan hidup yang mampu untuk dilakukan, sehingga apa yang direncanakan akan dilakukan dengan keyakinan akan berhasil atau akan mencapai tujuan yang telah ditetapkannya.
Hakim juga mengemukakan cirri individu yang percaya diri sebagai berikut:
1)      Selalu bersikap tenang di dalam mengerjakan segala sesuatu;
2)      Mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai;
3)      Mampu menetralisasi ketegangan yang muncul di dalam berbagai situasi.
4)      Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di berbagai situasi;
5)      Memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang penampilannya;
6)      Memiliki kecerdasan yang cukup;
7)      Memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup;
8)      Memiliki keahlian atau keterampilan lain yang menunjang kehidupannya, misalnya ketrampilan berbahasa asing;
9)      Memiliki kemampuan bersosialisasi;
10)  Memiliki latar belakang pendidikan keluarga yang baik;
11)  Memiliki pengalaman hidup yang menempa mentalnya menjadi kuat dan tahan di dalam menghadapi berbagai cobaan hidup;
12)  Selalu bereaksi positif di dalam menghadapi berbagai masalah, misalnya dengan tetap tegar, sabar, dan tabah dalam menghadapi persoalan hidup.

b.   Befikir positif, dengan cirri sebagai berikut:
1)            melihat masalah sebagai tantangan
2)            menikmati hidupnya
3)            pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide
4)            mengenyahkan pikiran negatif segeraa setelah melintas di pikiran
5)            mensyukuri apa yang dimilikinya, bukan berkeluh kesah.
6)            tidak mendengarkan gosip dan isu yang tidak tentu
7)            Tidak banyak “excuse”, langsung action.
8)            Menggunakan bahasa positif, optimis.
9)            Menggunakan bahasa tubuh yang positif
10)         peduli pada citra diri sendiri  
         
c.    Memiliki kebiasaan yang efektif, dengan cirri sebagai berikut:
1)               Menjadi proaktif
2)               Merujuk pada tujuan akhir
3)               Mendahulukan yang utama
4)               Berpikir dan bertindak menang-menang
5)               Berusaha mengerti terlebih dahulu baru dimengerti
6)               Mewujudkan sinergi
7)               Melakukan evaluasi  

4.             Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Diri Siswa
Pemahaman diri (minat, abilitas, kepribadian, nilai-nilai dan sikap, kelebihan dan kekurangan) di pengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang turut mempengaruhi pemahaman diri ditentukan oleh diri terbuka dan tertutup. Kepribadian yang terbuka berkonstribusi positif terhadap pemahaman diri, sedangkan kepribadian yang tertutup adalah faktor penghambat dalam pemahaman diri. Faktor eksternal (lingkungan) yang mempengaruhi pemahaman diri antara lain, lingkungan keluarga, teman sebaya, dan sekolah.
Menurut Hurlock (http://eprints.uny.ac.id) masa remaja dikatakan sebagai masa transisi karena belum mempunyai pegangan, sementara kepribadianya masih menglami suatu perkembangan, remaja masih belum mampu untuk menguasai fungsi-fungsi fisiknya. Remaja masih labil dan mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya. Remaja sebagai bagian dari generasi penerus yang menjadi tonggak sebagai individu yang bermakna pada hari kemudian diharapkan juga memiliki pemahaman tentang diri yang benar, hal tersebut sangat diperlukan bagi setiap orang dalam menjalani kehidupannya, sehingga di peroleh suatu gambaran yang jelas tentang dirinya dan supaya sremaja bias menjalankan apa yang sudah didapatkannya.
Pada kesempatan ini penulis lebih menekan pada pengaruh lingkungan sekolah terhadap pemahaman diri siswa terletak pada peran kepala sekolah, sataf administrasi, guru mata pelajaran, dan peran konselor sekolah dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling. Program bimbingan yang dilaksanakan oleh konselor sekolah mencakup empat bidang antara lain; bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan karier, dan bimbingan belajar. Untuk mewujudkan tujuan bimbingan di sekolah, konselor perlu melaksanakan berbagai kegiatan layanan bantuan dimana salah satunya adalah layanan informasi.
Pemahaman diri siswa SMA di pengaruhi oleh pelaksanaan layanan informasi dalam bidang bimbingan karier, yang mana materi dalam pemberian informasi kepada siswa mencakup, potensi diri (minat, abilitas, nilai-nilai dan sikap) serta kekuatan atau kelebihan dan kekurangan/ kelemahan diri.

1.      Pengertian Pemahaman Diri

Pemahaman Diri upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri sendiri. “Who am I ?” artinya siapa saya ?. Pertanyaan itu sangatlah sederhana, tetapi mungkin memerlukan jawaban yang mendalam, karena banyak aspek yang harus diungkap. Aspek-aspek tersebut baik yang menyangkut kelebihan maupun kekurangannya, yang meliputi aspek : fisik, psikis, minat, bakat, cita-cita, kebutuhan-kebutuhan pokok serta gaya hidup yang diinginkan.
Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang paling sempurna juga sebagai makhluk yang unik. Dikatakan sebagai makhluk paling sempurna karena manusia diberikan akal dan pikiran yang dinamis untuk selalu berkembang,berinovasi sekuat tenaga. Sedangkan makhluk hidup lainnya seperti hewan,tumbuhan secara kodrati seperti rutinitas dalam hidupnya yaitu makan,minum,beranak..siklus mereka hanya begitu saja.
Manusia dikatakan sebagai makhluk yang unik karena antara yang satu dengan lainnya berbeda. Bahkan bayi kembar berapun jumlahnya, mereka mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Itulah kebesaran Allah SWT sebagai sang Khaliq. Oleh karena itu kegiatan memahami diri merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap insan dalam mencapai kesuksesan hidup.
Semakin banyak individu mampu mengenali dirinya, maka ia semakin dalam untuk menyenangi dirinya sendiri. Ia juga dapat memahami perasaannya dan juga memahami berbagai alasan pentingnya sesuatu bagi dirinya. Kegiatan memahami diri adalah berusaha mencermati diri secara keseluruhan, bukan hanya sekedar kemampuan dan ketidak mampuan dalam melakukan sesuatu.


ASPEK –ASPEK YANG HARUS DIPAHAMI INDIVIDU
1.      ASPEK FISIK
2.      ASPEK PSIKIS
3.      ASPEK MINAT
4.      ASPEK BAKAT
5.      ASPEK CITA-CITA
6.      ASPEK KEPRIBADIAN
7.      ASPEK KEBUTUHAN-KEBUTUHAN POKOK
8.      ASPEK GAYA HIDUP YG DIINGINKAN


1.      Aspek Fisik, seluruh anggota badan individu termasuk bagian-bagiannya. Artinya individu harus mengenali dan memahami kondisi jasmaniahnya dengan segala potensinya. Apakah kondisi jasmani semua sehat ? Apakah kondisi jasmaniahnya normal dan sebagainya. Hal ini penting agar individu mampu mengambil keputusan dengan tepat dan mampu menyikapi hidup ini dengan benar.

2.      Aspek Psikis, adalah yang berhubungan dengan kondisi kejiwaan individu.Bagaimana kecerdasannya, bagaimana emosinya.Sehingga individu mampu menyikapi pilihan-pilihan karir dan masa depan juga mampu menempatkan dirinya dalam berhubungan dengan orang lain

3.      Aspek Minat. Minat adalah rasa tertarik yang kuat terhadap obyek tertentu. Hal ini penting untuk dipahami individu,karena dengan adanya minat yang kuat terhadap obyek pilihan maka prestasi, keberhasilan yang diharapkan mudah tercapai demikian juga sebaliknya. Oleh karena itu perlu penanaman minat terhadap diri individu terhadap berbagai obyek positif,sehingga timbul rasa menyenangi dengan motivasi tinggi.

4.      Aspek Bakat. Bakat adalah kemampuan yang dibawa oleh seseorang sejak lahir dan bersifat menurun ( genetik ). Pentingnya individu memahami bakat ini adalah agar individu mampu mengembangkan dirinya secara optimal. Bakat akan cepat berkembang dengan baik apabila ditunjang dengan sarana dan prasarana. Oleh karena itu peran semua masyarakat untuk memberi wadah penyaluran bakat-bakat terpendam positif sehingga memunculkan putra-putri berbakan di tanah air kita.

5.      Aspek Cita-cita. Cita-cita adalah gambaran diri yang ada pada diri seseorang. Ada yang menyebut “Potret Diri” seseorang. Artinya apabila individu mengatakan dengan lisan, misalnya : “Cita-cita saya ingin menjadi TNI/POLRI”. Individu harus memahami apakah dirinya sudah memiliki potret diri menjadi seorang TNI/POLRI..Sudah tergambarkah secara keseluruhan dalam diri individu kriteria , syarat-syarat dan sebagainya yang mutlak harus dipenuhi untuk bisa menjadi anggota TNI/POLRI. Hal ini penting untuk dipahami dengan cermat gambaran dirinya,sehingga ia benar-benar mampu dan dapat memilih karir sesuai dengan cita-citanya.

6.      Aspek Kebutuhan-kebutuhan Pokok
Hal ini penting juga untuk dipahami oleh individu,kebutuhan-kebutuhan pokok seperti apa yang diinginkan dalam menjalani kehidupan ini. Apakah hidup ini hanya untuk makan atau makan untuk hidup.Apakah individu hanya menginginkan kebutuhan jasmani saja, atau individu disamping perlu kebutuhan-kebutuhan untuk jasmani,juga memerlukan kebutuhan bathin, dan sebagainya. Misalnya : makan,minum,keamanan, kasih sayang, rekreasi,aktualisasi diri,sosialisasi,dan sebagainya. Oleh karena itu individu perlu menentukan kebutuhan-kebutuhan pokok seperti apa yang diinginkan dalam hidup ini.

7.      Aspek Gaya Hidup
Gaya hidup yang diinginkan oleh masing-masing orang berbeda antara satu dengan lainnya. Ada yang ingin bergaya hidup elite, ada yang ingin bergaya hidup biasa-biasa saja atau bergaya hidup sederhana. Oleh karena itu gaya hidup atau “life style”,ini perlu dipahami dengan benar. Individu hendaknya menyesuaikan dengan kemampuannya,sehingga dalam menyikapi hidup ini tidak diperbudak oleh hawa nafsunya.Ketrampilan, kerja keras, pengalaman dan sebagainya akan mempermudah untuk memutuskan gaya hidup seseorang.

http://maritayin.blogspot.com/2012/11/pemahaman-diri.html                   


2.1  Membuka Diri
2.1.1        Arti dan Pentingnya Membuka Diri
Sebagian besar kegiatan komunikasi antar pribadi selalu dimulai dengan kontak disusul dengan interaksi, lalu komunikasi dan terakhir transaksi pesan. Membuka diri adalah awal dari kontak antarpribadi (Alo Liliweri, 2002).
Menurut Johnson (dalam Supratiknya, 1995) Pembukaan diri atau self-disclosure adalah mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang kita hadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu atau yang berguna untuk memahami tanggapan kita dimasa kini tersebut. Tanggapan terhadap orang lain atau terhadap kejadian tertentu lebih melibatkan perasaan. Membuka diri berarti membagikan kepada orang lain perasaan kita terhadap sesuatu yang telah dikatakan atau dilakukannya, atau perasaan kita terhadap kejadian-kejadian yang baru saja kita saksikan.
Menurut Johnson (dalam Supratiknya, 1995) pembukaan diri memiliki dua sisi, yaitu bersikap terbuka terhadap orang lain dan bersikap terbuka bagi yang lain. Kedua proses yang bisa berlangsung secara serentak itu apabila terjadi pada kedua belah pihak akan membuahkan relasi yang terbuka antara kita dan orang lain.

2.1.2 Manfaat Membuka Diri
Menurut Johnson (dalam Supratiknya, 1995) beberapa dampak dan manfaat pembukaan diri terhadap hubungan antar pribadi adalah sebagai berikut:
1)      Pembukaan diri merupakan dasar bagi hubungan yang sehat antara dua orang.
2)      Semakin kita bersikap terbuka kepada orang lain, semakin orang lain tersebut akan menyukai diri kita. Akibatnya, Ia akan semakin membuka diri terhadap diri kita.
3)      Orang yang rela membuka diri kepada orang lain terbukti cenderung memiliki sifat : terbuka, kompeten, ekstrover, fleksibel, adaptif dan intelegen.
4)      Pembukaan diri merupakan dasar relasi komunikasi intim dengan diri sendiri dan orang lain
5)      Membuka diri berarti bersikap realistis. Maka pembukaan diri harus jujur, tulus, dan autentik.
Sedangkan Nilam Widyarini (2009: 102-103) mengemukakan keterbukaaan diri memiliki manfaat bagi masing-masing individu maupun bagi hubungan antara kedua belah pihak. Dengan membuka diri dan membalas keterbukaan kita dapat meningkatkan hubungan dengan orang lain. Secara rinci manfaatnya adalah:
1)      Meringankan
Berbagi dengan orang lain mengenai diri atau persoalan yang kita hadapi, dapat memberikan kondisi psikologis yang meringankan. Contohnya cerita tentang ketidakmampuan menghadapi ujian atau berakhirnya hubungan dengan seseorang. Bagaimana kita mengatasi hal itu? Bagaimana pandangan orang lain? Dengan membuka diri kita memperolah tambahan perspektif yang membantu diri sendiri.
2)      Membantu Validasi (menguji ketepatan) persepsi terhadap realita.
Dengan sudut pandang sendiri kita mungkin cendrung menggunakan ukuran yang idealis menurut diri sendiri. Bila kita mengkomunikasikan hal tersebut dengan seseorang yang tepat (yang memberikan simpati, suportif, dpat dipercaya, dan pendengar yang baik), kita tidak hanya mendapatkan persetujuan, tetapi juga informasi yang diperlukan untuk lebih memahami diri sendiri, yang kita perlukan agar memahami dunia secara lebih realistis.
3)      Mengurangi ketegangan dan stress
Bila kita menghadapi tegangan dan stress karena suatu hal bila tidak diungkapkan akan berkembang menjadi eksplosif (mudah meledak). Sebaliknya bila diungkapkan kepada orang lain kita akan menemukan jalan keluar. Andaikan tidak mendapatkan jalan keluar, setidaknya lebih ringan karena kita merasa tidak sendirian.
4)      Meringankan Fisik
Terdapat keterkaitan antara pikiran dengan sistem tubuh kita. Adanya pengaruh positif pada pikiran (akibat dari pengungkapan diri) berakibat pada fisik. Berbagi atau mengungkapkan diri dengan orang lain, membuat stress kita berkurang, kecemasan berkurang, dan meredakan pula detak jantung dan tekanan darah. Dengan kata lain pengungkapan diri dapat berpengaruh positif terhadap kesehatan fisik selain emosi.
5)      Alur komunikasi yang lebih jelas
Dengan menunjukkan keinginan untuk membuka diri terhadap orang lain, dan menghargai pengungkapan diri orang lain, berarti kita meningkatkan kemampuan untuk memahami sudut pandang atau perspektif yang berbeda. Dengan demikian kita akan lebih percaya diri untuk mengklarifikasi niat-niat atau makna-makna dari orang lain
6)      Mempererat hubungan
Keterbukaan mengembangkan rasa senang yang semakin meningkatkan keterbukaan dan berakibat makin kuatnya rasa senang. Tanpa pengungkapan diri tingkat keeratan hubungan dan kepercayaan berada pada level rendah. Dengan keterbukaan dihasilkan kepercayaan, dan dengan kepercayaan dihasilakan kerja sama.

2.1.3        Kendala/Hambatan dalam Membuka Diri
Tidak semua orang memiliki keberanian membuka diri dalam menjalin sebuah hubungan dengan orang lain atau pertemanan. Membuka diri merupakan langkah awal yang sangat penting. Tanpa adanya keberanian membuka diri, tidak akan terjadi proses saling berbicara-mendengarkan, yang merupakan tindakan nyata yang dilakukan oleh orang-orang dalam menjalin hubungan dengan orang lain (persahabatan). Tanpa keterbukaan diri, hubungan yang dikembangkan dengan orang lain merupakan hubungan superficial (Nilam Widyarini, 2009).
Hubungan yang secara merupakan cirri khas yang ada dalam jalinan pertemanan atau hubungan dengan orang lain. Apabila seseorang mengalami hambatan untuk membuka diri, terdapat dua kemungkinan penyebab hambatan tersebut. Pertama, hambatan itu mungkin sekali disebabkan perasaan tertekan, marasa tidak berharga, dan takut mendapatkan respon yang kurang positif. Kedua, mingkin orang tersebut merasa berbeda dengan orang lain, karena pola pikirnya yang berbeda, lebih canggih atau lebih rumit, sehingga orang lain dianggap kurang memahami (Nilam Widyarini, 2009).
2.1.4   Ketrampilan Membuka Diri
2.1.4.1 Rambu-Rambu Dalam Pengungkapan Diri
Menurut Nilam Widyarini (2009: 100-102) ada rambu-rambu dalam pengungkapan diri agar hubungan menjadi efektif. Rambu-rambu tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1)      Lebih mengungkapkan perasaan dari pada fakta
Bila kita mengungkapkan perasaan kita terhadap orang lain, berate kita mengizinkan orang lain mengenali siapa kita sebenarnya. Contoh informasi bagaimana kita mengembangkan hubungan dengan sauadara-saudari kita membuat orang lain memahami kita dari pada sekedar memberikan informasi bahwa kita memiliki saudara.
2)      Semakin diperluas dan diperdalam
Mungkin kita masih mempunyai perasaan tidak nyaman berbagi pengalaman dengan seseorang yang seharusnya dekat denga kita. Untuk itu diperlukan pegembangan hubungan kearah yang lebih dalam (lebih mengungkapkan perasaan terhadap isu tertentu) dan diperluas (dengan mendiskusikan berbagai isu seperti pekerjaan, keluarga, religious, dan sebagainya.
3)      Fokus pada masa kini bukan masa lampau
Bila berbagai pengalaman soal masa lalu menjelaskan kenapa dulu kita melakukan tindakan tertentu adalah bersifat katarsis (melepaskan ketegangan) tetapi dapat meninggalkan perasaan bahwa kita lemah. Hal ini terjadi terutama bila keterbukaan tidak berlangsung timbale balik. Jadi lebih baik kita focus pada situasi sekarang.
4)      Timbal balik
Kita harus selalu mencocokkan tingkat keterbukaan kita dengan keterbukaan orang yang kita jumpai. Hati-hati jangan terlalu dini membuka diri, sebelum melewati masa-masa pengembangan hubungan yang familier. Disisi lain bila diperlukan, tidak perlu meninggu orang membuka diri. Jangan takut memulai langkah penting menjalin hubungan. Berikan contoh dan orang lain akan menyesuaikan diri . Bila orang tidak merespon secara seimbang hentikan langkah tersebut..

2.1.4.2 Kiat Memberikan Umpan Balik
Menurut Johnson (1981) umpan balik dari orang lain yang kita percaya memang dapat meningkatkan pemahaman diri kita,  yakni membuat kita sadar pada aspek-aspek diri serta konsekuensi-konsekuensi perilaku kita yang tidak pernah kita sadari sebelumnya (Supratiknya, 2004)
Tujuan umpan balik adalah memberikan informasi, konstruktif untuk menolong kita menyadari bagaimana perilaku kita dipersepsikan oleh orang lain dan mempengaruhinya. Umpan balik yang paling bermanfaat adalah umpan balik yang mampu menunjukkan kepada kita bahwa perilaku kita tidak atau belum seefektif sebagaimana kita harapkan, sehingga kita dapat mengubahnya agar lebih efektif. Sangat penting diperhatikan agar kita memberikan umpan balik jangan sampai bersifat menyerang atau menyinggung perasaan si penerima, sebab hal itu akan membuatnya defenisif, atau menutup diri.
Johnson (dalam Supratiknya, 2004: 21-22) memberikan beberapa kiat untuk memberikan umpan balik yang tidak bersifat mengancam, sebagai berikut:
Pertama, sebaiknya umpan balik kita arahkan pada perilaku, bukan pada pribadi perilakunya. Kita menunjuk pada apa yang telah dilakukan seseorang, bukan menilaki kepribadiannya.
Kedua, sebaiknya umpan balik kita ungkapkan dalam bentuk deskripsi atau pelukisan, bukan dalam bentuk penilaian. Kita menunjuk pada peristiwa pada nyata terjadi, bukan menilai baik buruknya.
Ketiga, sebaiknya umpan balik kita pusatkan pada perilaku dalam situasi spesifik tertentu, bukan pada perilaku yang abstrak. Perbuata orang senantiasa terkait pada saat dan tempat tertantu. Hanya umpan balik yang mengkaitkan perilaku pada situasi pada situasi spesifik tertentu dan diberikan segera sesudah perilaku yang dimaksud terjadi, akan meningkatkan pemahaman diri perilakunya.
Keempat, sebaiknya umpan balik diberikan segera, tidak ditunda-tunda. Semakin ditunda semakin kurang manfaatnya.
Kelima, sebaiknya umpan balik kita sampaikan dalam bentuk upaya berbagi perasaan, bukan dalam bentuk nasehat atau petuah.
Keenam, sebaiknya kita tidak memaksakan umpan balik kepada orang lain. Umpan balik harus mengabdi pada kepentingan penerima, buka kemauan si pemberi.
Ketujuh, sebaiknya umpan balik jangan di brondongkan sampai melebihi batas kemampuan penerima untuk mencamkannya. Lewat umpan balik kita bermaksud menolong si penerima, bukan memuaskan hasrat pribadikita untuk member petuah kepada orang lain.
Kedelapan, sebaiknya umpan balik kita arahkan pada perbuatan yang dapat diubah oleh orang yang bersangkutan, bukan pada ciri sifat yang apa boleh buat, harus diterimanya.
Akhirnya harus disadari bahwa member dan menerima umpan balik menuntut keberanian, keterampilan, pengertian, penghargaan baik terhadap diri sendiri baik terhadap orang lain, serta rasa terlibat. Tujuan umpan balik adalah meningkatkan pemahaman diri orang lain serat perasaan bahwa dirinya disintai, dihargai, bahwa dirinya mampu dan berharga.


DAFTAR PUSTAKA
Liliweri, Alo. (2002). Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya. Yogjakarta: Lkis Yogjakarta.
Supratiknya, A. (2004). Komunikasi Antar Pribadi (Tinjaun Psikologis). Yogjakarta: Kanisius
Widyarini, Nilam. (2009). Kunci Pengembangan Diri. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Widyarini, Nilam. (2009). Membangun Hubungan dengan Manusia. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
http://binham.wordpress.com/2012/01/24/kesadaran-diri/Kritik dan Sarannya silakan

0 comments:

Post a Comment

Template by:

Free Blog Templates