Saturday, 23 March 2013

Menentukan Kekentalan (Viskositas) Fluida dan Kecepatan Terminal

 Tujuan Praktikum 1. Membuktikan kekentalan dengan praktikum dan hitung 2. Memperhatikan atau mengamati kecepatan terminal 3. Menerapkan hal-hal tersebut diatas dalam kehidupan sehari-hari  Alat dan Bahan 1. Tabung (1 buah) 2. Kelereng susu (2 buah) 3. Kelereng kaca (2 buah) 4. Stopwatch (1buah) 5. Oli (coklat) (1 liter) 6. Oli (ungu) (1 liter) 7. Air (secukupnya) 8. Tissue (secukupnya) 9. Minyak Goreng (1kg (dr klp))  Landasan Teoritis Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan di dalam fluida. Makin besar viskositas suatu fluida, maka makin sulit suatu fluida mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut. Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair. Sedangkan dalam gas, viskositas timbul sebagai akibat tumbukan antara molekul gas. Viskositas zat cair dapat ditentukan secara kuantitatif dengan besaran yang disebut koefisien viskositas. Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2 atau pascal sekon (Pa s). Ketika Anda berbicara viskositas Anda berbicara tentang fluida sejati. Fluida ideal tidak mempunyai koefisien viskositas. Apabila suatu benda bergerak dengan kelajuan v dalam suatu fluida kental yang koefisien viskositasnya, maka benda tersebut akan mengalami gaya gesekan fluida , dengan k adalah konstanta yang bergantung pada bentuk geometris benda. Berdasarkan perhitungan laboratorium, pada tahun 1845, Sir George Stokes menunjukkan bahwa untuk benda yang bentuk geometrisnya berupa bola nilai k = 6 π r. Bila nilai k dimasukkan ke dalam persamaan, maka diperoleh persamaan seperti berikut: Perhatikan sebuah bola yang jatuh dalam. Gaya-gaya yang bekerja pada bola adalah gaya berat w, gaya apung Fa, dan gaya lambat akibat viskositas atau gaya stokes Fs. Ketika dijatuhkan, bola bergerak dipercepat. Namun, ketika kecepatannya bertambah, gaya stokes juga bertambah. Akibatnya, pada suatu saat bola mencapai keadaan seimbang sehingga bergerak dengan kecepatan konstan yang disebut kecepatan terminal. Pada kecepatan terminal, resultan yang bekerja pada bola sama dengan nol. Misalnya sumbu vertikal ke atas sebagai sumbu positif, maka pada saat kecepatan terminal tercapai berlaku berlaku persamaan : Berdasarkan eksperimen juga diperoleh bahwa koefisien viskositas tergantung suhu. Pada kebanyakan fluida makin tinggi suhu makin rendah koefisien viskositasnya. a. Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contoh : air b. Fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contoh : minyak goring Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk mengalir dan mungkin dapat dipikirkan sebagai pengukuran dari pergeseran fluida. Sebagai contoh, viskositas yang tinggi dari magma akan menciptakan statovolcano yang tinggi dan curam, karena tidak dapat mengalir terlalu jauh sebelum mendingin, sedangkan viskositas yang lebih rendah dari lava akan menciptakan volcano yang rendah dan lebar. Seluruh fluida (kecuali superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh karena itu disebut kental, tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan tekanan dan tegangan disebut fluide ideal. Definisi Piknometer Piknometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai massa jenis atau densitas dari fluida. Berbagai macam fluida yang diukur massa jenisnya, biasanya dalam praktikum yang diukur adalah massa jenis oli, minyak goreng, dan lain-lain. Piknometer itu terdiri dari 3 bagian, yaitu tutup pikno, lubang, gelas atau tabung ukur. Cara menghitung massa fluida yaitu dengan mengurangkan massa pikno berisi fluida dengan massa pikno kosong. Kemudian di dapat data massa dan volume fluida, sehingga tinggal menentukan nilai cho/massa jenis (ρ) fluida dengan persamaan = cho (ρ) = m/v (Whille, 1988). Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas : 1. Suhu Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun kekentalannya. 2. Konsentrasi larutan Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikrl semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula. 3. Berat molekul solute Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena dengan adanya solute yang berat akan menghambat atau member beban yang berat pada cairan sehingga manaikkan viskositas. 4. Tekanan Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan.  Prosedur Percobaan 1. Siapkan alat-alat seperti yang sudah dituliskan 2. Ukur diameter kelereng dan tinggi tabung 3. Tuanglah Fluida I (Air) pada tabung yang sudah disiapkan kemudia ukur volumenya 4. Jatuhkan kelereng susu atau batu kedalam fluida tersebut, bersamaan dengan itu hitung waktunya menggunakan stopwatch yang sudah disiapkan dan catat waktunya 5. Lakukan percobaan 3 dengan kelereng yang berbeda (kelereng kaca) 6. Lakukan percobaan 2,3,4 dengan fluida yang ke II (oli coklat, minyak goreng, dan oli ungu) 7. Catat hasil pengamatan pada table hasil pengamatan kemudian nyatakan hasil kesimpulanmu.  Tabel Hasil Pengamatan No Bahan Alat Waktu (s) Viskositas 1. Air Kelereng susu 0.8 0.008 SAE Kelereng kaca 0.56 0.0056 SAE 2. Oli Coklat Kelereng susu 0.66 0,0147 SAE Kelereng kaca 1.32 0.0044 SAE 3. Oli Ungu Kelereng susu 1.22 0.0135 SAE Kelereng kaca 1.31 0.0153 SAE 4. Minyak goreng Kelereng susu 0.93 0.0101 SAE Kelereng kaca 0.76 0.0081 SAE Keterangan : Massa kelereng susu 1 = 3,85 gr Diameter = 1,44 Massa kelereng susu 2 = 3,5 gr Dimeter = 1,49 Massa kelereng kaca 1 = 3,6 gr Diameter = 1,56 Massa kelereng kaca 2 = 3,85 gr Diameter = 1,46 Tinggi air = 26 cm Tinggi oli cokelat = 22 cm Tinggi minyak goreng = 24 cm Tinggi oli ungu =20 cm  Kesimpulan 1. Bahwa suatu benda yang dijatuhkan bebas dalam suatu fluida ketal, kecepatannya makin membesar sampai mencapai suatu kecepatan terbesar yang tetap. Kecepatan terbesar yang tetap ini dinamakan kecepatan terminal. 2. Dalam percobaan ini penggunaan bola yang berukuran kecil lebih baik karena lebih memenuhi hukum stokes. 3. Benda yang dijatuhkan kedalam fluida akan mengalami gesekan dengan fluida tersebut, karena fluida memiliki nilai viskositas. 4. Pada jarak tertentu karena ada perbedaan arah gaya dalam benda yang bergerak dalam fluida, maka akan terjadi kecepatan tetap atau kecepatanterminal. 5. Faktor-faktor yg mempengaruhi viskositas yaitu: suhu, tekanan, konsentrasi larutan, berat molekul solute 6. Semakin kental suatu fluida maka waktu yang diperlukan dalam menjatuhkan kelereng hingga mencapai dasar tabung semakin lama.begitu sebaliknya 7. Semakin kental; suatu fluida maka viskositasnya semakin besa,begitu pula sebaliknya  Daftar Pustaka 1. http://id.m.wikipedia.org/wki/Viskositas 2. http://erviaudina.wordpress.com/2011/02/28/viskositas 3. Ir.Marthen kanginan,M.Sc.2006.Fisika 2B Kelas IX. Jakarta: Penerbit Erlangga TUGAS FISIKA VISKOSITAS dan KECEPATAN TERMINAL nama: TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SMA PADANG

VISKOSITAS DAN KECEPATAN TERMINAL

1) Judul Pratikum : VISKOSITAS DAN KECEPATAN TERMINAL 2) Tujuan Pratikum : a. Membuktikan kekentalan (Viskositas) Fluida dengan pratikum dan hitungan b. Memperhatikan atau mengamati kecepatan terminal c. Menetapkan hal-hal tersebut diatas ke dalam kehidupan sehari-hari 3) Alat dan Bahan : 1. TABUNG (1 Buah) 2. KELERENG SUSU / BATU (2 Buah) 3. KELERENG KACA (2 Buah) 4. STOPWATCH (1 Buah) 5. OLI (COKLAT) (1 Liter) 6. OLI (UNGU) (1 Liter) 7. AIR (Secukupnya) 8. MINYAK GORENG (1 Liter) 9. TISSUE (Secukupnya) 4) LANDASAN TEORITIS Viskositas fluida merupakan ukuran ketahanan sebuah fluida terhadapdeformasi atau perubahan bentuk. Secara singkat, viskositas merupakan gesekaninternal dalam fluida tersebut. Viskositas menyebabkan suatu benda yang bergerak pada fluida mengalami gesekan dengan fluida itu sendiri.Pada zat cair, jarak antarmolekul jauh lebih kecil dibandingkan gas,sehingga kohesi molekuler disitu sangat kuat. Peningkatan suhu mengurangikohesi molekuler dan ini diwujudkan berupa berkurangnya viskositas fluidaSecara umum penentuan Viskositas suatu fluida dapat dituliskan sebagai berikut: F = -b.v jika benda yang dijatuhkan adalah berupa bola, maka berlaku hukum stokes, yaitu Namun hukum Stokes ini hanya berlaku jikacairan tidak mengalami turbulensi danvolume tabung fluida lebih besar dari volume bola. Nilai (-) pada persamaan diatas hanyamenunjukan bahwa gaya stokes berlawananarah dengan gaya benda, jadi tidak berpengaruh pada nilai gaya stokes secaralangsung. Selain gaya stokes dan gaya berat benda, pada bola yang dilepaskan dalam fluida, terdapat juga gaya Archimedes yang arahnya sama dengan arah gaya stokes.Ketika kita hendak menjatuhkan sebuah bola ke dalam tabung fluida yang berisi cairan yang hendak ditentukan koefisien viskositasnya. Oleh gaya berat bola, bola akan semakin cepat jatuhnya. Tetapi sesuai dengan Rumus Stokes,makin cepat gerakan dari bola, maka makin besar juga gaya gesekannya sehingga pada jarak tertentu gaya berat dari bola itu tepat seimbang dengan gaya gesekansehingga tidak terjadi percepatan pada gerakan bola. Hal ini menyebabkan bola bergerak dengan kecepatan tetap. Kecepatan tetap ini pada bagian-bagian berikutnya kita sebut dengan kecepatan terminal Viskositas adalah suatu kekentalan dari suatu fluida yang dimana kekentalan ini dapat mementukan aliran pada fluida tersebut ada dua jenis fluida : (1) aliran laminar (2) aliran turbulen hubungan antara viskositas dan jenis aliran adalah “semakin besar viskositas yang dimiliki oleh suatu fluida maka aliran yang mungkin terjadi pada fluida tersebut adalah laminar begitu juga sebaliknya Dan juga pada viskositas ada tekan, biasanya diterima sebagai "kekentalan", atau penolakan terhadap penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluid kepada aliran dan dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluid. Air memiliki viskositas rendah, sedangkan oli memiliki viskositas tinggi. Konsep Fisikositas Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul (Bird, 1993). Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya, fluida yang lebih kental biasanya lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu, dan lain-lain. Hal ini bias dibuktikan dengan menuangkan air dan minyak goreng diatas lanyai yang permukaannya miring. Pasti hasilnya air lebih cepat mengalir dari pada minya goreng atau oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng ikan di dapur, minyak goreng yang awalnya kental, berubah menjadi lebih cair ketika dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas tersebut. Perlu diketahui bahwa viskositas atau kekentalan hanya ada pada fluida rill (rill = nyata). Fluida rill / nyata adalah fluida yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti air sirup, oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida rill berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis aliran fluida (fluida ideal ini yang kita pakai dalam pokok bahasan fluida dinamis) (Bird, 1993). Satuan system internasional (SI) untuk koifisien viskositas adalah Ns/m2 = Pa.S (pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk SI koifisien viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise (p). Viskositas juga sering dinyatakan dalam sentipolse (cp). 1 cp = 1/1000 p. satuan poise digunakan untuk mengenang seorang Ilmuwan Prancis, almarhum Jean Louis Marie Poiseuille. 1 poise = 1 dyn. s/cm2 = 10-1 N.s/m2 Fluida adalah gugusan molukel yang jarak pisahnya besar, dan kecil untuk zat cair. Jarak antar molukelnya itu besar jika dibandingkan dengan garis tengah molukel itu. Molekul-molekul itu tidak terikat pada suatu kisi, melainkan saling bergerak bebas terhadap satu sama lain. Jadi kecepatan fluida atau massanya kecapatan volume tidak mempunyai makna yang tepat sebab jumlah molekul yang menempati volume tertentu terus menerus berubah (while, 1988). Fluida dapat digolongkan kedalam cairan atau gas. Perbedaan-perbedaan utama antara cair dan gas adalah : a. Cairan praktis tidak kompersible, sedangkan gas kompersible dan seringkali harus diperlakukan demikian. b. Cairan mengisi volume tertentu dan mempunyai permukaan-permukaan bebas, sedangkan agar dengan massa tertentu mengembang sampai mengisi seluruh bagian wadah tempatnya (While, 1988). Definisi Piknometer Piknometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai massa jenis atau densitas dari fluida. Berbagai macam fluida yang diukur massa jenisnya, biasanya dalam praktikum yang diukur adalah massa jenis oli, minyak goreng, dan lain-lain. Piknometer itu terdiri dari 3 bagian, yaitu tutup pikno, lubang, gelas atau tabung ukur. Cara menghitung massa fluida yaitu dengan mengurangkan massa pikno berisi fluida dengan massa pikno kosong. Kemudian di dapat data massa dan volume fluida, sehingga tinggal menentukan nilai cho/massa jenis (ρ) fluida dengan persamaan = cho (ρ) = m/v (Whille, 1988). Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas : 1. Suhu Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun kekentalannya. 2. Konsentrasi larutan Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikrl semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula. 3. Berat molekul solute Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena dengan adanya solute yang berat akan menghambat atau member beban yang berat pada cairan sehingga manaikkan viskositas. 4. Tekanan Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan. 5) PROSEDUR PERCOBAAN : 1. Siapkan Alat dan Bahan seperti yang sudah dituliskan 2. Ukur diameter dan tinggi tabung dan catat 3. Tuanglah Fluida I (AIR) pada tabung yang sudah disiapkan kemudian hitung volumenya 4. Jatuhkan kelereng SUSU / BATU ke dalam Fluida tsb. Bersamaan dengan itu, hitung waktunya dengan STOPWATCH yang sudah disiapkan dan catat waktunya 5. Lakukan percobaan berikutnya dengan KELERENG KACA sama dengan yang diatas 6. Lakukan percobaan 2, 3, 4 dengan Fluida yang berbeda ( Air, Minyak Goreng, Oli – coklat, Oli – Ungu ) 7. Catat hasil pengamatan pada table hasil pengamatan kemudian nyatakan kesimpulannya 6) TABEL HASIL PENGAMATAN No Bahan Alat Waktu (s) Viskositas ket 1 AIR KELERENG SUSU 0,88 0,72 KELERENG KACA 0,62 0,51 2 OLI COKLAT KELERENG SUSU 1,32 1 KELERENG KACA 1,48 1,16 3 OLI UNGU KELERENG SUSU 1,09 0,77 KELERENG KACA 0,83 0,70 4 MINYAK GORENG KELERENG SUSU 1,02 1,41 KELERENG KACA 1,43 1,19 7) PEMBAHASAN 8) KESIMPULAN 1. Dalam percobaan ini penggunaan bola yang berukuran kecil lebih baik karena lebih memenuhi hukum stokes. 2. Benda yang dijatuhkan kedalam fluida akan mengalami gesekan denganfluida tersebut, karena fluida memiliki nilai viskositas. 3. Pada jarak tertentu karena ada perbedaan arah gaya dalam benda yangbergerak dalam fluida, maka akan terjadi kecepatan tetap atau kecepatanterminal. 4. Faktor-faktor yg mempengaruhi viskositas yaitu: suhu, tekanan, konsentrasi larutan, berat molekul solute 9) DAFTAR PUSTAKA Walker, James. 2002. Physics.San Fransisco: Pearson Education Inc. Young, Hugh. 2000. Fisika Universitas(Terjemahan).Jakarta: Erlangga. Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta : PT Gramedia Dudgale. 1986. Mekanika Fluida Edisi 3. Jakarta : Erlangga While, Frank.M. 1988. Mekanika Fluida edisi ke-2 jilid I. Jakarta : Erlangga

Friday, 15 March 2013

Porifera



Porifera
?Poraminifera
Sponge.JPG
Kerajaan:
Filum:
Porifera
Grant in Todd, 1836

Porifera (Latin: porus = pori,fer = membawa) atau spons atau hewan berpori adalah sebuah filum untuk hewan multiseluler yang paling sederhana.
Ciri-ciri morfologinya antara lain:
  • tubuhnya berpori (ostium)
  • multiseluler
  • tubuh porifera asimetri (tidak beraturan), meskipun ada yang simetri radial.
  • berbentuk seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau tumbuhan
  • warnanya bervariasi
  • tidak berpindah tempat (sesil)
Ciri-ciri anatominya antara lain:
  • memiliki tiga tipe saluran air, yaitu askonoid, sikonoid, dan leukonoid
  • pencernaan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit
Porifera hidup secara heterotrof. Makanannya adalah bakteri dan plankton. Makanan yang masuk ke tubuhnya dalam bentuk cairan sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan cairan. Habitat porifera umumnya di laut.
Spons adalah hewan dari filum Porifera (/ pɒrɪfərə /; yang berarti "pembawa pori"). Tubuh mereka terdiri dari jelly- seperti mesohyl terjepit di antara dua lapisan tipis sel. Sementara semua hewan memiliki sel terspesialisasi yang dapat berubah menjadi sel-sel khusus, spons yang unik dalam memiliki beberapa sel-sel khusus yang dapat berubah menjadi jenis lain, sering bermigrasi antara lapisan sel utama dan mesohyl dalam proses. Spons tidak memiliki saraf, pencernaan atau sistem peredaran darah. Sebaliknya, sebagian besar mengandalkan mempertahankan aliran air konstan melalui mereka badan untuk mendapatkan makanan dan oksigen dan untuk menghilangkan limbah, dan bentuk tubuh mereka yang diadaptasi untuk memaksimalkan efisiensi dari aliran air. Semua sessile air hewan dan, meskipun ada spesies air tawar, yang sebagian besar adalah laut (air garam) spesies, mulai dari zona pasang surut sampai kedalaman lebih dari 8.800 meter (5,5 mi). Sementara sebagian besar sekitar 5,000-10,000 dikenal spesies memakan bakteri dan partikel makanan lainnya di air, beberapa host photosynthesizing mikro-organisme sebagai endosymbionts dan aliansi ini sering menghasilkan lebih banyak makanan dan oksigen dari yang mereka konsumsi. Beberapa jenis spons yang hidup di lingkungan makanan miskin telah menjadi karnivora yang memangsa terutama pada krustasea kecil. [1] Sebagian besar spesies menggunakan reproduksi seksual, melepaskan sperma sel ke dalam air untuk membuahi ovum bahwa di beberapa spesies dilepaskan dan orang lain yang ditahan oleh "Ibu". Telur yang dibuahi membentuk larva yang berenang di lepas mencari tempat untuk menetap. Spons dikenal regenerasi dari fragmen yang putus, meskipun ini bekerja hanya jika potongan-potongan termasuk jenis yang tepat sel. Sebuah beberapa spesies berkembang biak dengan tunas. Ketika kondisi memburuk, misalnya sebagai drop suhu, banyak spesies air tawar dan laut yang menghasilkan beberapa gemmules, "kelangsungan hidup polong" sel terspesialisasi yang tetap terbengkalai sampai kondisi meningkatkan dan kemudian bentuk yang sama sekali baru atau spons recolonize kerangka orang tua mereka. Para mesohyl berfungsi sebagai endoskeleton dalam spons kebanyakan, dan merupakan kerangka hanya dalam spons lembut yang menatah permukaan keras seperti batu. Lebih umum, yang mesohyl yang kaku oleh spikula mineral, oleh serat spongin atau keduanya. Demosponges menggunakan spongin, dan dalam banyak spesies, silika spikula dan pada beberapa spesies, kalsium karbonat exoskeletons. Demosponges merupakan sekitar 90% dari seluruh spons diketahui spesies, termasuk semua yang air tawar, dan memiliki jangkauan terluas habitat. Berkapur spons, yang telah spikula kalsium karbonat dan, dalam beberapa spesies, kalsium karbonat exoskeletons, dibatasi untuk relatif dangkal perairan laut di mana produksi kalsium karbonat termudah. The spons kaca rapuh, dengan "perancah" dari spikula silika, dibatasi untuk daerah kutub dan kedalaman laut di mana pemangsa langka. Fosil dari semua jenis telah ditemukan di batuan tanggal dari 580 juta tahun yang lalu. Selain Archaeocyathids, yang fosil yang umum di batuan dari 530-490000000 tahun yang lalu, kini dianggap sebagai tipe spons. kerabat terdekat The sponge's bersel tunggal diperkirakan menjadi Choanoflagellatea, yang sangat menyerupai sel spons gunakan untuk drive sistem aliran air dan menangkap sebagian besar makanan mereka. Spons umumnya disepakati, juga, untuk tidak membentuk kelompok monofiletik, dengan kata lain melakukan tidak mencakup semua dan hanya keturunan yang umum nenek moyang, karena Eumetazoa (hewan yang lebih kompleks) adalah dianggap keturunan subkelompok dari spons. Namun yang pasti kelompok spons terdekat untuk Eumetazoa, baik sebagai spons gampingan dan subkelompok dari demosponges disebut Homoscleromorpha telah dinominasikan oleh para peneliti yang berbeda. Selain itu, sebuah studi pada tahun 2008 menyarankan hewan paling awal mungkin telah mirip dengan ubur-ubur sisir modern. Beberapa spesies demosponge yang telah sepenuhnya lembut kerangka berserat tanpa elemen keras telah digunakan oleh manusia selama ribuan tahun untuk beberapa tujuan, termasuk sebagai padding dan sebagai alat pembersih. Pada tahun 1950-an, walaupun, ini telah ditangkap berlebih begitu berat bahwa industri hampir runtuh, dan sebagian besar spons seperti bahan sekarang sintetis. Spons dan mikroskopis mereka endosymbionts kini sedang diteliti mungkin sumber obat untuk mengobati berbagai penyakit. Lumba-lumba telah diamati menggunakan spons sebagai alat saat mencari makan.
Reproduksi
Porifera melakukan reproduksi secara aseksual maupun seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule. Gemmule disebut juga tunas internal. Gemmule dihasilkan menjelang musim dingin di dalam tubuh Porifera yang hidup di air tawar. Secara seksual dengan cara peleburan sel sperma dengan sel ovum, pembuahan ini terjadi di luar tubuh porifera.
Peran Porifera dalam kehidupan
Beberapa jenis Porifera seperti Spongia dan Hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi.
Zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi sebagai obat penyakit kanker dan penyakit lainnya.

l  b  s






Porifera
















AnimalandIndonesia.jpg




Pisces (Agnatha  • Chondrichthyes  • Osteichthyes)  • Amphibia  • Reptilia  • Aves  • Mammalia

Phylum Porifera

http://www.middleschoolscience.com/spong.jpg
Kali ini kita akan membahas tentang :
  1. Pengertian Porifera
  2. Lapisan Porifera
  3. Struktur tubuh
  4. Sistem sirkulasi air
  5. Klasifikasi Porifera

Porifera (Latin, Phorus = pori-pori, ferre = pembawa) adalah hewan invertebrata yang mempunyai tubuh berpori-pori. Bentuk tubuh hewan ini tidak hanya kotak, tapi bermacam macam. Ada yang seperti piala, terompet, dan ada yang bercabang menyerupai tumbuhan. Struktur tubuhnya radial simetris. Porifera hidup di air laut dan air tawar.

Porifera memiliki tiga lapisan
  1. Epidermis (lapisan terluar)
    Lapisan terluar dari porifera dan tersusun oleh sel sel epitelium pipih yang disebut Pinakosit
  2. Mesoglea
    Lapisan pembatas antara epidermis dan endodermis. Mesoglea pada Porifera mengandung dua macam sel yaitu:
    • Sel Ameboid
      Sel ameboid berfungsi untuk mengangkut zat makanan dan zat-zat sisa metablisme dari sel satu ke sel lain
    • Sel Sklerobas
      Sel Sklerobas berfungsi sebagai pembentuk spikula
  3. Endodermis (lapisan dalam)
    Endodermis adalah lapisan dalam yang terdiri dari sel-sel leher atau koanosit yang memiliki flagel dan berfungsi sebagai pencerna makanan
Porifera mengeluarkan zat sisa metabolisme (Ekskresi dan Respirasi) secara difusi melalui permukaan tubuh.
Sel Koanosit pada porifera berfungsi sebagai alat pencernaan
Sel Arkeosit pada porifera berfungsi sebagai alat reproduksi
.
Struktur PhotobuckettuBuh

Keterangan.
oskulum    : tempat keluarnya air yang berasal dari spongosol
mesoglea   : lapisan pembatas antara lapisan dalam dan lapisan luar
porosit    : saluran penghubung antara pori-pori dan spongosol. tempat masuknya air.
spongosol  : rongga di bagian dalam tubuh porifera
ameboid    : sel yang berfungsi mengedarkan makanan.
epidermis  : lapisan terluar
spikula    : pembentuk/penyusun tubuh
flagel     : alat gerak koanosit
koanosit   : sel pelapis spongosol seta berfungsi sebagai pencerna makanan.
di bagian ujungnya terdapat flagel dan di pangkalnya terdapat vakuola.

Sistemsirkulasi air
Sistem saluran air pada porifera dibedakan menjadi tiga tipe yaitu :
  1. Ascon
    Ascon merupakan tipe saluran air dimana lubang-lubang ostiumnya dihubungkan dengan saluran lurus yang langsung menuju ke spongosol (rongga dalam)
  2. Sycon
    Sycon merupakan tipe saluran air dimana lubang-lubang ostiumnya dihubungkan dengan saluran yang bercabang-cabang ke rongga-rangga yang berhubungan langsung dengan spongosol
  3. Leucon.
    Leucon merupakan tipe saluran air dimana lubang-lubang ostiumnya dihubungkan dengan saluran yang bercabang-cabang ke rongga yang sudah tidak berhubunga langsung dengan spongosol.
Klasifikasi
  1. Calcarea
    Calcarea memiliki spikula dari zat kapur dan hidup di laut yang dangkal
  2. Hexactinellida
    Hexactinellida sering di sebut spons gelas. Memiliki spikula dari zat kresik dan hidup di laut yang dalam.
  3. Demospongiae
    Demospongiae bertubuh lunak karena tidak memiliki rangka.
BGIAN DEMOSPONGIAE
CLASS CALCAREA
STRUKTUR PORIFERA
GAMBR CLAS CALCAREEA
BGIAN TUBUH CALCAREA
BAGIAN TUBUH HEXATINELLIDA
KLASIFIKASI PORIFERA

Kelas Calcarea
a. Rangkanya berspikula kapur
b. Koanositnya besar
c. Biasanya hidup di laut dangkal
Contoh-contoh dari kelas ini adalah Scypha, Leucosolenia, Cerantia, Ceranthrina, dan Sycon gelatinosum

Kelas Hexactinellida
a. Rangkanya berspikula kersik
b. Kebanyakan hidup di laut dalam
Contoh-contohnya : Euplectella, Hyalonema, Pheronema

Kelas Demospongia
a. Umumnya tidak berangka, yang berangka rangkanya terdiri dari zat kersik atau spongin atau campuran keduanya.
b. Hewan ini dimanfaatkan sebagai bahan industry spon
c. Ada species yang tidak dapat bergerak
d. Hidup di laut dangkal
Contoh-contohnya : Euspongia mollisima, Hypospongia equine, Haliclona, spongilla corteri


COELENTERATA
Karang yang ada di pantai tebentuk dari kerangka luar tubuh salah satu jenis coelenterata.Coelenterata (dalam bahasa yunani, coelenteron = rongga) adalah invertebrata yang memiliki rongga tubuh.Rongga tubuh tersebut berfungsi sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler).Coeleanterata disebut juga Cnidaria (dalam bahasa yunani, cnido = penyengat) karena sesuai dengan cirinya yang memiliki sel penyengat.Sel penyengat terletak pada tentakel yang terdapat disekitar mulutnya.
Coelenterata memiliki struktur tubuh yang lebih kompleks.Sel-sel Coelenterata sudah terorganisasi membentuk jaringan dan fungsi dikoordinasi oleh saraf sederhana.
Ciri tubuh
Ciri tubuh Coelenterata meliputi ukurang, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.
Ukuran dan bentuk tubuh
Ukuran tubuh Coelenterata beraneka ragam.Ada yang penjangnya beberapa milimeter, misal Hydra dan ada yang mencapai diameter 2 m, misalnya Cyanea.Tubuh Coelenterata simetris radial dengan bentuk berupa medusa atau polip.Medusa berbentuk seperti lonceng atau payung yang dikelilingi oleh “lengan-lengan” (tentakel).Polip berbentuk seperti tabung atau seperti medusa yang memanjang.
Struktur dan fungsi tubuh
Coelenterata merupakan hewan diploblastik karena tubuhnya memiliki dua lapisan sel, yaitu ektoderm (epidermis) dan endoderm (lapisan dalam atau gastrodermis).Ektoderm berfungsi sebagai pelindung sedang endoderm berfungsi untuk pencernaan.Sel-sel gastrodermis berbatasan dengan coelenteron atau gastrosol.Gastrosol adalah pencernaan yang berbentuk kantong.Makanan yang masuk ke dalam gastrosol akan dicerna dengan bantuan enzim yang dikeluarkan oleh sel-sel gastrodermis.Pencernaan di dalam gastrosol disebut sebagai pencernaan ekstraseluler.Hasil pencernaan dalam gasrosol akan ditelan oleh sel-sel gastrodermis untuk kemudian dicerna lebih lanjut dalam vakuola makanan.Pencernaan di dalam sel gastrodermis disebut pencernaan intraseluler.Sari makanan kemudian diedarkan ke bagian tubuh lainnya secara difusi.Begitu pula untuk pengambilan oksigen dan pembuangan karbondioksida secara difusi.Coelenterata memiliki sistem saraf sederhana yang tersebar benrbentuk jala yang berfungsi mengendalikan gerakan dalam merespon rangsangan.
Sistem saraf terdapat pada mesoglea.Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang terdapat diantara lapisan epidermis dan gastrodermis.Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin.
Tubuh Coelenterata yang berbentuk polip, terdiri dari bagian kaki, tubuh, dan mulut.Mulut dikelilingi oleh tentakel.Coelenterata yang berbetuk medusa tidak memiliki bagian kaki.Mulut berfungsi untuk menelan makanan dan mengeluarkan sisa makanan
karena Coelenterata tidak memiliki anus.Tentakel berfungsi untuk menangkap mangsa dan memasukan makanan ke dalam mulut.Pada permukaan tentakel terdapat sel-sel yang disebut knidosit (knidosista) atau knidoblas.Setiap knidosit mengandung kapsul penyengat yang disebut nematokis (nematosista).
GAMBR HEXACTINELLIDA                          A.ASCON B.SYCON C. LEUCON

NAMA KELOMPOK:
GRECHIA PADLA EKA PUTRI
PUTRI VARNIA
RURY FRANDIKA
AFRI TRI WANSA
WAHYU AZKI FENDRA
Kritik dan Sarannya silakan

Template by:

Free Blog Templates