Tata surya merupakan susunan benda langit ( planet, komet, meteor,
asteroid, bintang, dsb) yang mengelilingi matahari. Tata surya tersebut
hanyalah satu dari jutaan bintang yang tergabung dalam kelompok bintang yang
dikenal dengan nama galaksi.
- Teori Kabut atau teori Nebula
Immanuel Kant, seorang filsafat jerman membuat suatu hipotesis tentang terjadinya tata
surya. Ia mengatakan bahwa dijagat raya mula-mula tredapat gumpalan kabut atau
nebula yang berputar perlahan – lahan. Oleh karena perputarannya sangat lambat,
nebula mulai menyusut sehingga membentuk sebuah cakram datar
ditengah-tengahnya. Penyusutan berlanjut dan membentuk matahari dipusat cakram.
Penyusutan mengakibatkan cakram berputan dengan cepat sehingga bagian tepi
cakram terlepas membentuka gelang-gelang bahan , yang kemudian memedat mendaji
planet-planet yang berevolusi dalam orbit hampir melingkar mengitari matahari.
Pada waktu yang hampir bersamaan, seorang ahkli fisika Prancis, Pierre
Simon de Laplace mengemukakan teori yang hampir sama. Ia megatakan bahwa tata
surya berasal dari kabut panas yang berpilin. Pilinan tersebut berupa gumpalan
kabut yang membentuk bulatan seperti bola besar. Semakin kecil bola itu,
pilinannya semakin cepat sehingga bentuk bola itu menepat pada kutubnya dan
melebar dibagian ekuatornya. Kemudian sebagian massa gas diekuatornya itu
menjauh dari gumpalan intinya membentuk gelang-gelang yang akhirnya berubah
menjadi gumpalan padat. Gumpalan padat itulah yang menjadi planet dan
satelitnya sedangkan bagian inti kabut tetap brebentuk yang berpijar yang
disebut dnegan matahari.
- Teori Planetesimal
Thomas C . Chamberlin seorang ahli geologi dan Forest R Moulton seorang ahli astronomi
mengemukakan teori yang dikenal dengan teori planetesimal yang berarti planet
kecil. Teori ini menyatakan bahwa matahari telah ada
sebagai salah satu dari bintang. Suatu saat matahari berpapasan dengan sebuah
bintang dengan jarak yang tidak terlalu jauh shingga terjadi peristiwa pasang
naik pada permukaan matahari maupun bintang itu, serta bagian dari massa
matahari tertarik kearah bintang. Pada waktu bintang tersebut menjauh, sebagian
dari massa matahari jatuh kembali ke permukaan mathari dan sebagian lagi
terhambur keluar angkasa disekitar matahari. Hal inilah yang dinamakan planetesimal
yang kemudian menjadi planet-planet yang beredar mengelilingi orbitnya.
- Teori bintang kembar
Menurut teori ini, matahari mungkin merupakan bintang kembar. Kemudian
bintang yang satu meledak menjadi kepingan-kepingan. Akibat pengaruh gaya gravitasi
bintang lainnya maka kepingan-kepingan ini bergerak mengitari bintang-bingtang
itu dan menjadi planet-planet. Bintang yang tidak meladak tetap sebagai bintang
yang sekarang disebut dengan matahari.
- Teori proto planet
Pada tahun 1940 seorang astronomi jerman bernama Carl Von Weiszzacker mengembangkan suatu teori yang dikenal dengan
teori awan debu. Pada daarnya teori ini mengemukakan bahwa tata surya itu
terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Lebih dari 5000 juta tahun yang
lalu, salah satu gumpalan awan itu mengalami pemampatan sehingga
partikel-partikel debu tertarik ke bagian pusat wan itu membentuk gumpalan bola
dan mulai berpilin. Lama kelamaan gumpalan gas itu menjadi pipih seperti cakram
yang tebal dibagian tengah dan lebih tipis dibagian tepinya. Bagian tengah
cakram gas itu berpilin lebih lambat dari bagian tepinya. Oleh karena itu
partikel-partikel dibagian tengah cakram itu saling menekan timbullah panas dan
pijar. Bagian inilah yang menjadi matahari.
Bagian yang lebih luar, berputar sangat cepat sehingga terpecah-pecah
menjadi banyak gumpalan gas dan debu yang lebih kecil yang juga turut berpilin.
Bagian inilah yang kemudian membeku dan menjadi planet-planet serta
satelit-satelitnya. Bahan planet itu dinamakan pula proto planet.
ANGGOTA TATA SURYA
Anggota Tata Surya – Tata surya terdiri atas Matahari, planet dan satelit-satelitnya. Selain itu, dalam anggota
tata surya terdapat asteroid, meteor,
dan komet. Menurut seorang ahli Astronomi bernama Nicolaus Copernicus,
Matahari merupakan pusat tata surya, sedangkan benda-benda langit lainnya dalam
keluarga tata surya beredar mengelilingi Matahari, dengan garis edar (orbit)
berbentuk ellips. Hipotesis Copernicus
ini dikenal dengan Faham Heliosentris.
a. Matahari
Anggota tata surya yang pertama yakni Matahari, adalah
sebuah bintang yang berada di antara sekitar 100.000.000.000 bintang lain dalam
galaksi Bima Sakti. Massa Matahari merupakan bola gas pijar, terdiri atas Hidrogen (H) (sekitar 80%), Helium (He) (19%), dan sisanya
merupakan gabungan unsur-unsur Oksigen
(O2), Magnesium (Mg), Nitrogen (N), Silikon (Si),
Karbon (C), Belerang (S), Besi (Fe), Natrium (Na), Kalsium (Ca),
Nikel (Ni), dan beberapa unsur
mikro lainnya yang persentasenya kecil. Suhu di permukaan Matahari diperkirakan
sekitar 5.000°C – 6.000°C, sedangkan pada bagian intinya mencapai 14.000.000°C.
Suhu Matahari yang sangat tinggi ini berasal dari reaksi nuklir maha dahsyat
yang mengubah inti Hidrogen menjadi Helium. Suhu di permukaan Matahari ini
cukup untuk memanasi dan mem berikan kehidupan makhluk di Bumi yang jaraknya
sekitar 150 juta kilometer. Menurut pengamatan para ahli astronomi, diameter
(garis tengah) Matahari diperkirakan sekitar 1.400.000 km atau lebih dari 100
kali ukuran bola Bumi.
Seperti halnya Bumi dan planet-planet lainnya,
matahari memiliki berbagai lapisan. Matahari tersusun atas beberapa bagian,
yaitu sebagai berikut.
1) Inti
Memiliki tekanan 200 miliar kali tekanan permukaan
bumi membuat ion hidrogen berfungsi menjadi helium.
2) Zona radiasi
Merupakan zona pantulan energi yang berasal dari inti
sebelum muncul ke permukaan.
3) Zona konveksi
Energi dari zona radiasi memasuki lapisan gas yang
lebih dingin di zona konveksi. Gas yang panas naik ke permukaan, kemudian
menurun dan jatuh kembali menjadi arus konveksi yang bergolak.
4) Fotosfer
Sebagian sinar Matahari yang terlihat berasal dari
fotosfer yang tebalnya sekitar 300–400 km.
5) Kromosfer
Lapisan bawah atmosfer berisi gas menyala seperti
kawah pijar.
6) Prominensa
Letusan besar dari korona (lidah api) yang meluas ke
luar puluhan ribu kilometer, mempunyai hubungan yang sama dengan gangguan pada
magnetik Matahari.
b. Planet dan Satelit Alam
Pada awalnya dalam sistem tata surya (solar system) terdapat sembilan
planet. Namun, sejak diselenggarakannya pertemuan International Astronomical Union (IAU) ke-26 di Praha, Republik
Ceko, pada 24 Agustus 2006 disepakati bahwa terdapat delapan planet dalam
sistem tata surya. Delapan planet tersebut beredar mengelilingi Matahari dengan
periode revolusi yang berbeda. Kedelapan planet tata surya tersebut yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter,
Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Pluto yang sebelumnya masuk ke dalam
gugusan planet dalam tata surya hanya disetarakan dengan objek-objek kecil tata
surya dengan garis orbit yang sudah pasti. Pusat Planet Minor (MPC) telah
mendaftarkan bekas planet kesembilan itu sebagai asteroid ke-134340.
Planet mengelilingi Matahari dalam orbit (garis edar)
yang berbeda. Secara umum planet-planet dalam tata surya dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu:
1) Planet dalam
(inferior), yang
lintasannya berada di antara lintasan Bumi dengan Matahari meliputi planet
Merkurius dan Venus;
2) Planet luar
(superior), planet yang
lintasannya berada di luar lintasan Bumi meliputi planet Mars, Yupiter,
Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Adapun yang menjadi pembatas antara keduanya adalah
garis edar planet Bumi.
1) Merkurius
Merkurius merupakan planet terdekat ke Matahari,
rata-rata jaraknya yaitu sekitar 58.000.000 kilometer. Dilihat dari ukurannya,
Merkurius merupakan planet terkecil. Diameternya diperkirakan sekitar 4.862
kilometer. Periode rotasi Merkurius menghabiskan waktu 59 hari, sedangkan waktu
yang dibutuhkan untuk satu kali revolusi mengelilingi Matahari adalah 88 hari.
Atmosfer planet ini sangat tipis, tersusun dari gas Helium.
Dalam pemotretan angkasa oleh satelit antariksa
Marines 10 pada 1974, permukaan Merkurius tampak kasar dan berkawah-kawah.
2) Venus
Planet kedua dengan jarak terdekat ke Matahari adalah
Venus, dengan rata-rata jarak ke Matahari sekitar 108.000.000 kilometer. Dilihat
dari diameternya, ukuran Venus hampir sama dengan Bumi yaitu sekitar 12.190
kilometer. Waktu yang dibutuhkan untuk satu kali rotasi adalah 243 hari,
sedangkan periode revolusi Venus mengedari Matahari lebih singkat, yaitu 225
hari. Hal yang cukup menarik dari Venus adalah arah gerak rotasinya yang
berlawanan dengan planet-planet lain. Sebagaimana kita ketahui bahwa hampir
semua planet dalam tata surya berotasi berlawanan dengan arah jarum jam, tetapi
Venus dan Uranus berotasi searah jarum jam. Suhu permukaan Venus sangat tinggi,
yaitu mencapai 480°C dengan tekanan udara 100 kali lebih tinggi dibandingkan
dengan tekanan di permukaan Bumi. Suhu yang tinggi ini diakibatkan oleh
atmosfer Venus yang terdiri atas gas karbon
dioksida (CO2). Zat tersebut berperan sebagai gas rumah kaca yang
berfungsi menahan energi panas yang dipancarkan Matahari.
3) Bumi
Bumi dengan rata-rata panjang diameter 12.725
kilometer merupakan satu-satunya planet dalam tata surya yang ditempati oleh
manusia dan makhluk hidup lainnya. Hal ini sangat berkaitan dengan persyaratan
hidup bagi organisme, seperti ketersediaan air, oksigen, dan sumber bahan
makanan. Jarak rata-rata dari Bumi ke Matahari sekitar 149.600.000 kilometer.
Periode rotasi Bumi adalah 23 jam 56 menit (satu hari), sedangkan periode
revolusi Bumi mengelilingi Matahari memakan waktu 365¼ hari (satu tahun).
Atmosfer Bumi tersusun oleh dua gas utama, yaitu Nitrogen dan Oksigen,
di samping gas-gas lain dalam jumlah yang relatif kecil. Bumi memiliki satu
satelit alam, yaitu Bulan.
Planet Bumi dilihat dari sudut Bulan.
4) Mars
Mars dikenal dengan sebutan planet merah. Wilayahnya terdiri atas perbukitan, gunung,
lembah, dan kawah yang gersang. Rata-rata jarak dari Mars ke Matahari adalah
sekitar 228.000.000 kilometer. Periode rotasi planet merah ini hampir sama
dengan Bumi yaitu 24,6 jam, sedangkan periode revolusi memakan waktu sekitar
1,9 tahun. Atmosfer Mars tersusun oleh gas karbon dioksida (CO2). Planet ini memiliki dua
satelit alam, yaitu Deimos dan Fobos.
5) Yupiter
Planet terbesar dalam sistem tata surya kita adalah
Yupiter, dengan panjang diameter 142.860 kilometer. Rata-rata jarak Jupiter ke
Matahari adalah 779.000.000 kilometer. Sebagian besar massa planet raksasa ini
terdiri atas gas Hidrogen, Helium, Metan (CH4), dan Amoniak
(NH3). Hal ini menyebabkan kepadatan Yupiter sangat rendah, yaitu hanya
sekitar ½ kali kepadatan Bumi. Periode rotasi Yupiter memerlukan waktu paling
singkat dibandingkan dengan planet-planet lain, yaitu sekitar 9,8 jam. Adapun
waktu revolusinya memakan waktu sekitar 11,9 tahun. Hal yang cukup menarik dari
keberadaan planet Yupiter adalah adanya bercak merah di sekitar ekuator planet
ini, yang berdasarkan perhitungan para ahli astronomi memiliki ukuran sekitar
50.000 kilometer. Lokasi bercak ini senantiasa berubah-ubah. Berdasarkan hasil
pengamatan, ternyata bercak tersebut merupakan badai topan yang sangat hebat di
atas atmosfer Yupiter dengan kecepatan putaran sangat tinggi. Yupiter memiliki
16 satelit. Beberapa di antaranya adalah Io, Europa, dan Callisto.
Planet terbesar dalam sistem tata surya.
6) Saturnus
Planet kedua terbesar setelah Yupiter adalah Saturnus,
dengan diameter sekitar 120.000 kilometer. Rata-rata jarak antara Saturnus ke
Matahari adalah 1.428.000.000 kilometer. Saturnus merupakan planet terindah
dengan ribuan cincin mengelilingi tubuhnya. Waktu yang dibutuhkan Saturnus
dalam melakukan satu kali rotasi adalah sekitar 10,6 jam, sedang kan periode
revolusinya memakan waktu sekitar 29,5 tahun.
Planet Saturnus, salah satu planet bercincin dalam
sistem tata surya. Seperti halnya Yupiter, atmosfer Saturnus tersusun oleh gas
utama Metan dan Amoniak. Planet ini memiliki 18
satelit alam, beberapa di antaranya yaitu Titan, Hyperion, Phoebe, Mimas, Tethys, Calypso, Enceladus, dan Iapetus.
7) Uranus
Planet Uranus merupakan satu di antara planet dalam
keluarga Matahari yang memiliki keunikan tersendiri. Planet tersebut memiliki
cincin tipis dengan lebar sekitar 1 meter, bidang ekuatornya hampir tegak lurus
terhadap garis edar planet mengelilingi Matahari (ekliptika). Hal ini mengakibatkan arah rotasinya sangat berbeda
dengan planetplanet lain, yaitu searah jarum jam. Sebagaimana kita ketahui
bahwa semua planet berotasi dari barat ke timur, kecuali Venus (dari timur ke
barat).
Rata-rata jarak antara planet Uranus ke Matahari
adalah 2.875.000.000 kilometer. Periode waktu yang dibutuhkan untuk satu kali
rotasi adalah 24 jam, sedangkan periode revolusi Uranus mengedari Matahari
memerlukan waktu sekitar 84 tahun. Atmosfer Uranus tersusun atas dua gas utama,
yaitu Hidrogen dan Metan. Planet ini memiliki lima
satelit alam, yaitu Ariel, Umbriel, Titania, Oberon,
dan Miranda.
8) Neptunus
Neptunus merupakan planet kedua terjauh dari Matahari.
Ratarata jaraknya dari Matahari adalah sekitar 4.500.000.000 kilometer. Jarak
yang sangat jauh ini mengakibatkan periode revolusi Neptunus memakan waktu yang
sangat lama, yaitu sekitar 165 tahun. Adapun waktu yang diperlukan dalam satu
kali rotasi adalah 22 jam.
Permukaan planet Neptunus ketika difoto dari pesawat
ulang alik Voyager 2. Diameter
planet Neptunus cukup panjang yaitu sekitar 48.600 kilometer. Massa Neptunus
diselubungi oleh atmosfer yang tersusun atas gas Amoniak dan Metan.
Planet ini memiliki dua satelit alam, yaitu Triton dan Nereid.
Pada awalnya planet Pluto termasuk dalam sistem tata
surya, sebagai planet terkecil dengan posisi dan jarak terjauh dari Matahari.
Pada 24 Agustus 2006, berdasarkan kesepakatan 424 para ahli astronomi yang menyelenggarakan pertemuan
International Astronomical Union (IAU) bertempat di Praha, Republik
Ceko, Pluto dikeluarkan dari sistem tata surya. Berdasarkan kesepakatan
tersebut Pluto yang pada awalnya merupakan planet terkecil dan terjauh dalam
sistem tata surya dianggap sebagai planet kerdil (dwarf planet).
Suatu benda langit disebut planet apabila benda langit
tersebut memiliki proporsi ukuran yang besar dan menempati garis orbit yang
tetap dalam mengitari Matahari dalam suatu sistem tata surya dan tidak memiliki
garis orbit yang sama dengan planet lain. Berdasarkan penelitian para ahli
astronomi garis orbit Pluto tumpang tindih dengan garis orbit Neptunus sehingga
Pluto terdiskualifikasi dari sistem tata surya.
c. Komet
Komet lebih dikenal dengan istilah bintang berekor
yang senantiasa datang mengunjungi Matahari dan keluarganya secara periodik.
Sebagian besar tubuh komet dibentuk oleh berbagai gas,termasuk Sianogen (CN), Karbon
(C), Karbon monoksida (CO),
Nitrogen (N2), Hidroksil (OH), dan Nitrogen Hidrid (NH). Berdasarkan
sifat fisiknya, tubuh komet terdiri atas dua bagian, yaitu inti dan ekor.
Sebelum mendekati Matahari, komet terdiri atas batuan
dan es. Debu dan gas menyembur dari intinya, lalu terbentuklah kepala komet
(koma) dan ekornya. Komet mengedari Matahari dengan bidang orbit yang
berbedabeda. Ada yang berbentuk elips sangat pipih, parabola, bahkan hiperbola.
Pada saat komet sangat dekat dengan Matahari sebagian partikel-partikel
tubuhnya mencair karena panas Matahari dan membentuk ekor yang semakin dekat
Matahari, ekor komet tersebut semakin panjang. Adapun pada saat jaraknya jauh
dari Matahari hampir semua bagian tubuhnya membeku sehingga tidak terdapat lagi
ekor. Beberapa contoh komet yang pernah dilihat oleh manusia antara lain
sebagai berikut:
1)
Komet Halley
Komet ini kali pertama ditemukan oleh Edmund Halley (1656–1742). Komet
Halley adalah komet yang terpanjang lintasannya dan muncul setiap 76 tahun
sekali.
2)
Komet Encke
Komet ini ditemukan oleh Johann Franz Encke (1791–1865). Komet ini muncul setiap 3,3 tahun
sekali.
3)
Komet Biella
Komet ini muncul setiap 6,5 tahun satu kali. Biella pernah terlihat pada tahun 1832
dan 1986.
d. Meteor
Benda langit anggota tata surya lainnya adalah Meteor, yaitu benda langit di angkasa
baik terdiri atas senyawa logam maupun batuan. Jika meteor masuk ke dalam
atmosfer Bumi, akan terjadi gesekan yang sangat kuat antara massa meteor dan
partikel-partikel atmosfer. Gaya gesek ini mengakibatkan meteor terbakar
sehingga terlihat dari Bumi sebagai bintang yang jatuh dari angkasa. Jika
meteor sampai ke permukaan Bumi, dinamakan meteorit. Benturan atau tumbukan yang sangat kuat antara meteorit
yang jatuh dengan permukaan bumi, dapat mengakibatkan terjadinya cekungan muka
Bumi menyerupai kawah. Seperti pernah terjadi di daerah Winslow Arizona,
Amerika Serikat, yang dikenal dengan Barringer
Crater.
e. Asteroid
Asteroid adalah benda-benda langit kecil sejenis
planet yang tersebar di antara orbit planet Mars dan Yupiter, yaitu kira-kira
500 juta kilometer dari Matahari dari Bumi. Asteroid tampak bersinar karena
benda ini sama seperti planet, menerima dan memantulkan cahaya Matahari.
Beberapa contoh asteroid adalah Trojan,
Apollo, dan Cerres.
Ilustrasi seperti gambar inilah yang diperkirakan oleh
para ilmuwan ketika terjadi tabrakan hebat ketika asteroid raksasa menabrak
Bumi.
MATAHARI
SEBAGAI BINTANG
Matahari adalah bintang yang jaraknya
paling dekat dengan bumi baik pada gugusan galaksi bima sakti maupun pada
galaksi andromeda. Matahari adalah sebuah bintang karena matahari memancarkan
cahaya yang dihasilkan sendiri. Matahari dapat memancarkan cahaya dan panas
yang amat sangat besar energinya karena dihasilkan dari reaksi fusi nuklir
penggabungan inti atom hidrogen.
a. Lapisan – lapisan Matahari
Matahari
tersusun oleh beberapa lapisan, yaitu inti, fotosfer, kromosfer, dan korona.
Setiap lapisan pada Matahari memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
a.
Inti
Inti
merupakan bagian paling dalam pada Matahari. Inti Matahari memiliki suhu
sekitar 15 juta derajat Celcius (27 juta derajat Fahrenheit). Berdasarkan
perbandingan radius/diameter, inti Matahari ukurannya seperempat jarak dari
pusat ke permukaan dan volumenya dari total volume matahari dengan kepadatan
sekitar 150 g/cm3.
b. Fotosfer
Fotosfer
merupakan lapisan matahari yang dapat dilihat dari
Bumi. Cahaya Fotosfer sangat terang
yang dapat mengalahkan lapisan paling luar matahari, yaitu korona. Oleh karena itu, sinar dari korona tidak terlihat oleh mata.
Lapisan gas merah yang cemerlang di sekeliling
fotosfer dinamakan kromosfer.
c.
Kromosfer
Kromosfer
merupakan lapisan tipis pada atmosfer matahari. Lapisan kromosfer
terletak di atas fotosfer dengan kedalaman sekitar
2.000 kilometer. Suhu kromosfer sekitar 4.500 Kelvin. Nama kromosfer berasal
dari fakta bahwa kromosfer memiliki warna kemerahan. Warna dari kromosfer
biasanya tidak terlihat karena tertutup cahaya yang begitu terang yang
dihasilkan fotosfer.
d.
Korona
Korona
merupakan bagian terluar dari atmosfer matahari. Ciri-ciri korona adalah
memiliki massa jenis rendah dan temperaturnya
tinggi yang mampu mencapai 2 x 106 K. Tebal lapisan korona
Matahari mencapai 2,5 x 106 km.
b.
Gangguan Pada Matahari
Matahari merupakan bola gas pijar yang terdiri atas
lapisan-lapisan yang suhunya berbeda-beda. Akibat perbedaan suhu itu,
partikel-partikel bergerak dan bertabrakan. Oleh karena kecepatan yang berbeda,
energy yang terpancar pun tidak sama. Pancaran energy ini menimbulkan
gangguan-gangguan pada matahari. Misalnya berupa gumpalan-gumpalan pada
fotosfer, noda hitam Matahari (sun spot), lidah api, dan matahari sebagai
pemancar radio.
a. Gumpalan-Gumpalan pada Fotosfer (Granula)
Gumpalan-gumpalan (granula) pada fotosfer terjadi
karena semburan gas panas dari inti matahari ke lapisan fotosfer. Akibatnya,
permukaan Matahari kelihatan tidak rata atau bergumpal-gumpal.
b. Noda Hitam Matahari (Sun Spot)
Noda hitam matahari (sun spot) pertama kali dilihat
oleh Galileo Galilei dan Schiener. Noda hitam matahari (sun spot) terjadi
akibat aliran gas panas dari inti matahari tidak sampai ke permukaan fotosfer,
karena pengaruh megnetik pada Matahari. Daerah ini suhunya sekitar 1.500˚C
lebih rendah dari sekitarnya sehingga tampak seperti bintik hitam. Noda hitam
Matahari dapat mengakibatkan musin dingin di Bumi lebih panjang.
Letak, ukuran dan banyak noda hitam Matahari tidak
tetap. Diameter bintik Matahari dapat mencapai 80 km, atau melebihi luas
permukaan bumi. Noda hitam Matahari timbul dan kemudian menghilang dalam waktu
tertentu, yang disebut daur noda Matahari. Daur noda Matahari mempunyai siklus
sekitar 11 tahun.
c. Lidah Api
Merupakan massa proton dan electron atom hydrogen yang
bergerak dengan kecepatan tinggi. Lidah api tampak sebagai juluran-juluran gas
pada permukaan fotosfer. Masa partikel tersebut dapat mencapai Bumi dalam waktu
10 menit.
Sebelum masuk ke Bumi, pancaran partikel itu bertahan
oleh sabuk Van Allen yaitu suatu sabuk radiasi yang mengelilingi bumi. Pancaran
partikel yang lolos masuk ke atmosfer Bumi itu di sebut aurora. Aurora di
belahan utara Bumi di sebut auror borealis, aurora dibelahan selatan di sebut
aurora australis. Hamburan warna tersebut timbul karena pertikel-partikel dari
Matahari bertabrakan dengan atom oksigen dan nitrogen di lapisan atas atmosfer
Bumi.
Hamburan partikel juga dapat mempengaruhi lapisan
ionosfer Bumi. Akibatnya, komunikasi gelombang radio menjadi gangguan.
d. Matahari Sebagai Pemancar Radio
Matahari dapat mengeluarkan gelombang radio dengan panjang
gelombang 1 cm - 15 m. gelombang ini mengakibatkan adanya gangguan muatan
listrik di atmosfer Bumi, terutama pada lapisan ionoster. Akibatnya, akan
menggangu siaran radio, televisi, magnet dsb.
BUMI SEBAGAI PLANET
Pada zaman dahulu, manusia beranggapan bahwa bentuk bumi adalah datar dan
luasnya tak terhinggga. Namun pada abad ke-6 SM, seorang pemikir Yunani bernama Pythagoras beranggapan bahwa bentuk bumi menyerupai bola.
Pada abad ke-4 SM, Aristoteles meyakini bahwa bentuk bumi itu bulat.
Keyakinanya itu timbul setelah menagmati bayangan yang menutupi permukaan bulan pada waktu terjadi gerhana bulan.
Bentuk bumi yang bulat menyebabkan benda-benda yang bergerak menjauhi seorang pengamat di permukaan bumi akan tampak seolah-olah tenggelam di balik ufuk. Bumi apabila dilihat dari angkasa luar akan tampak berwarna kebiru-biruan, sehingga disebut sebagai planet biru. Warna kebiru-biruan tersebut disebabkan oleh keadaan di bumi sendiri yaitu karena 70 % permukaan bumi berupa laut dan samudra. Selain itu, susunan dan ketebalanangkasanya juga menentukan ciri khas penampakannya.
Pada saat ini telah diketahui bahwa garis tengah bumi adalah 12.714 km dari kutub ke kutub dan 12. 757 km di sepanjang garis khatulistiwa.
Gerak
Rotasi BumiPada abad ke-4 SM, Aristoteles meyakini bahwa bentuk bumi itu bulat.
Keyakinanya itu timbul setelah menagmati bayangan yang menutupi permukaan bulan pada waktu terjadi gerhana bulan.
Bentuk bumi yang bulat menyebabkan benda-benda yang bergerak menjauhi seorang pengamat di permukaan bumi akan tampak seolah-olah tenggelam di balik ufuk. Bumi apabila dilihat dari angkasa luar akan tampak berwarna kebiru-biruan, sehingga disebut sebagai planet biru. Warna kebiru-biruan tersebut disebabkan oleh keadaan di bumi sendiri yaitu karena 70 % permukaan bumi berupa laut dan samudra. Selain itu, susunan dan ketebalanangkasanya juga menentukan ciri khas penampakannya.
Pada saat ini telah diketahui bahwa garis tengah bumi adalah 12.714 km dari kutub ke kutub dan 12. 757 km di sepanjang garis khatulistiwa.
Gerak bumi yang berputar mengitari porosnya sendiri disebut gerak rotasi bumi. waktu yang diperlukan bumi untuk berotasi satu kali mengitari porosnya adalah 1 hari atau 24 jam (tepatnya 23 jam, 56 menit 4,09 detik). Arah rotasi bumi adalah “arah timur” yaitu dari barat ke timur. Gerak rotasi bumi yang arahnya ke timur mengakibatkan pada siang hari matahari seolah-olah bergerak dari timur ke barat, demikian juga dengan bulan dan bintang di malam hari. Gerak benda-benda langit disebut gerak harian langit atau sering disebut gerak semu harian. Bintang dalam gerak hariannya akan kembali pada tempat yang sama di bola langit setelah menempuh waktu yang sama dengan periode rotasi bumi.
Akibat rotasi bumi terhadap porosnya yaitu pergantian siang dan malam hari, gerak semu harian benda langit, pengembungan di khatulistiwa dan pemepatan di kedua kutub bumi, dan perbedaan waktu untuk tempat-tempat yang berbeda derajat bujurnya.
Revolusi Bumi
Satu kali bumi beredar mengelilingi matahari (berevolusi) diperlukan waktu 365,25 hari atau 1 tahun. Kecepatan rata-rata bumi dalam berevolusi adalah 30 km/s, sedangkan kecepatan berotasi adalah 464 m/s.
Revolusi bumi menyebabkan beberapa peristiwa yaitu pergantian musim di bumi sepanjang tahun; perbedaan lamanya waktu siang dan malam; terlihatnya rasi bintang yang berbeda setiap bulan, hal ini karena setiap bulan posisi bumi berbeda dengan bulan sebelumnya sehingga langit di atas kepala kita pun berbeda akibatnya bintang-bintang yang tampak jadi berbeda. Kumpulan bintang dengan pola-pola tertentu disebut rasi bintang; dan adanya gerak semu tahunan matahari.
Empat musim di bumi terjadi di daerah-daerah pada belahan bumi utara dan belahan bumi selatan, sedangkan di daerah khatulistiwa tidak ada pergantian musim.
BULAN SEBAGAI SATELIT
Bulan merupakan benda langit yang terdekat dengan bumi
dan beredar mengelilingi bumi dari arah barat-timur atau arah negative.
Sementara berevolusi mengelilingi bumi, bulan juga berputar pada porosnya
dengan kecepatan tertentu. Selain berotasi pada sumbunya dan berevolusi
mengelilingi bumi, bersama-sama dengan bumi bulan juga beredar mengelilingi
matahari. Dengan demikian bulan melakukan tiga macam gerakan dalam waktu sama.
Waktu perjalanan bulan dari konjungsi sampai kedudukan konjungsi lagi disebut
satu bulan sinodik, sama dengan 29,5 hari. Peredaran sinodik bulan sebenarnya
lebih dari perjalanan satu lingkaran. Hal ini karena bumi juga berevolusi
mengelilingi matahari. Lamanya satu bulan siderik adalah 27,33 hari, jika kita
tinjau pergeseran bumi, bumi berevolusi mengelilingi matahari dalam waktu 365
hari, sehingga dalam waktu satu hari bumi menempuh lintasan sekitar satu
derajat.
GERHANA
Faktor Penyebab Terjadinya Gerhana adalah lintasan
bulan saat revolusi mengelilingi bumi. Lintasan bulan mengelilingi bumi
membentuk bidang yang tidak sebidang dengan ekliptika (bidang lintasan bumi
mengelilingi matahari). Ada kalanya bulan bumi dan matahari terletak pada satu
garis lurus, pada saat itulah terjadi gerhana.
a. Gerhana Bulan
Bulan
tidak memancarkan cahaya sendiri, bulan tampak karena cahaya matahari yang
dipantulkan oleh bulan sampai ke bumi. Matahari sebagai sumber cahaya mempunyai
diameter lebih besar daripada bumi maupun bulan. Oleh karena itu bayangan bumi
atau bayangan bulan akan berbentuk kerucut. Kerucut bayangan yang dibentuk oleh
bumi lebih panjang daripada kerucut bayangan bulan, karena diameter bumi lebih
besar daripada diameter bulan.
Kerucut bayangan yang sangat gelap yang dibentuk oleh
bumi atau bulan disebut umbra atau bayangan inti. Kemudian di sekitar umbra
akan terdapat bayangan tidak terlalu gelap dan disebut penumbra. Penumbra
dibelakang bumi/bulan berbentuk kerucut terpancung dengan puncaknya
dibumi/bulan. Makin jauh, bayangan itu makin besar sampai menghilang diruang
angkasa.
Pada saat bulan beroposisi, umbra bumi akan mengenai
bulan, pada saat itu terjadi gerhana bulan total. Jika bulan yang masuk kedalam
umbra bumi itu hanya sebagian saja, yang terjadi adalah gerhana
sebagian/parsial. Sebelum dan sesudah bulan memasuki umbra, seluruh bulan
berada didaerah penumbra, saat itulah bulan bersinar suram yang disebut gerhana
penumbra. Gerhana total dapat terjadi pada waktu oposisi bulan berada pada
titik simpul. Tetapi jika bulan hanya berada dekat simpul (titik potong
lintasan bulan dengan ekliptika) yang terjadi hanyalah gerhana sebagian.
Sedangkan jika bulan berada cukup jauh dari simpul, hanya terjadi gerhana
penumbra saja, tanpa adanya gerhana sebagian ataupun total. Jadi pada saat
bulan jauh dari simpul, bulan purnama tidak akan pernah mengalami gerhana.
Diameter kerucut umbra bumi ditempat lintasan bulan
kira-kira 3 kali diameter bulan. Oleh karena itu, jika bulan melewati
pertengahan umbra bumi, terjadi gerhana total yang paling lama sekitar 1 jam 45
menit. Waktu yang dibutuhkan bulan sejak memasuki umbra sampai keluar dari
umbra sekitar 4 jam. Perbedaan frekuensi gerhana itu karena gerakan simpul yang
mempunyai periode 19 tahun. Karena orbit bulan dan bumi memiliki keteraturan
yang sangat tinggi.
b. Gerhana Matahari
Gerhana matahari adalah peristiwa terhalangnya sinar
matahari yang menuju bumi oleh bulan. Gerhana matahari terjadi siang hari waktu
bulan berkonjungsi dekat dengan simpul. Jika bagian permukaan bumi yang dikenai
oleh umbra bulan tidak mendapat cahaya mataharis secara langsung maka disebut
sebagai gerhana matahari total. Bagian bumi yang tertutupi oleh umbra bulan
daerah berbentuk lingkaran dengan diameter maksimum 270 km, sehingga yang
tampak korona dan promensia. Kedudukan saat gerhana matahari adalah matahari
bulan dan bumi terletak pada satu garis lurus.
Gerhana matahari total terjadi sekitar 2 atau 3 menit
dan waktu paling lama sekitar 7 menit. Lintasan bumi maupun lintasan bulan
berbentuk ellips, maka ada kemungkinan pada saat terjadi gerhana, letak bumi
dan bulan sedemikian rupa, sehingga kerucut bayang-bayang bulan tidak mengenai
bumi dikenal sebagai gerhana matahari parsial. Orang dipermukaan bumi yang
berada diperpanjangkan kerucut umbra bulan, akan melihat matahari terhalang
oleh bulan tepat ditengah-tengah matahari sehingga saat itulah matahari akan
tampak berbentuk cincin. Peristiwa gerhana matahari semacam ini disebut gerhana
matahari cincin (gelang).
0 comments:
Post a Comment