Tuesday, 29 January 2013

MANUSIA PELAKU DARI PERUBAHAN LINGKUNGAN GLOBAL




Abstrak

Aktifitas-aktifitas manusia telah mengubah lingkungan global, dan perubahan-­perubahan lingkungan global ini memiliki bentuk yang bermacam-macam. Wajah­-wajah perubahan global yang tidak terhitung banyaknya sebagai aktifitas manusia adalah efek rumah kaca serta dampaknya terhadap pertanian serta kenaikan permukaan air laut didaerah pantai, pengurangan ozon di stratosfir, penebangan hutan didaerah tropis dan dampaknya terhadap species-species yang hidup disana, serta endapan asam yang semuanya itu dapat meningkatkan iklim global.


1. Pendahuluan

Kendaraan bermotor, merupakan salah satu simbol kebudayaan modern yang paling cepat menyebar, digunakan sebagai sebuah arti yang berlainan ( metafora ) untuk menunjukkan cara manusia mengubah lingkungan global. Kendaraan bermotor menghasilkan karbondioksida yang menambah jumlah gas-gas rumah kaca di atmosfir, nitrogen oksida yang bereaksi diatmosfir dan turunnya hujan yang mengandung endapan asam, serta gas-gas dan partikel lainnya yang menyebabkan kabut dan pencemaran air secara lokal didaerah urban.

Sekarang, kurang lebih ada 500 juta kendaraan yang terdaftar diseluruh dunia, setiap kendaraan membakar bahan bakar sebanyak hampir 2 galon setiap hari. Kendaraan mengkonsumsi sepertiga dari produksi minyak dunia. Sebagai mana populasi berkembang, jumlah kendaraan bermotor pun berkembang pula. Lagipula, angka rata-rata jumlah kendaraan bermotor perorang meningkat, dan jumlah kendaraan bermotor bertambah lebih cepat dari pertambahan populasi, terutama dinegara-­negara berkembang.

Diperkirakan bahwa jika kecenderungan ini terus berlangsung, pada tahun 2025 akan ada empat kali lipat kendaraan bermotor dari yang ada sekarang ini.

Paul Ehrlich, seorang dosen ahli biologi populasi di Stanford University, dan John P. Holdren, seorang ahli energi dan sumber alam di Barkeley, menunjukkan pada awal tahun 1970-an bahwa tindakan manusia yang mempengaruhi perubahan lingkungan merupakan hasil dari tiga faktor : jumlah manusia seluruh, bagaimana konsumsi setiap orang untuk mempertahankan standar hidupnya, dan seberapa banyak kerusakan lingkungan karena proses produksi barang-barang yang dikonsumsi. Saat ini, kerusakan lingkungan yang disebabkan kendaraan bermotor bergantung bukan hanya pada jumlah keseluruhan manusia yang memilikinya dan meningkat­nya tingkat kepemilikkan kendaraan bermotor perorang tetapi juga berapa banyak pencemaran yang disebabkan oleh setiap kendaraan. Ketika kemajuan teknologi diawal tahun 1900-an memungkinkan kendaraan bermotor untuk menggantikan kuda sebagai alat-transportasi, teknologi juga mengurangi penyebab populasi yang muncul dari tiap kendaraan. Di Amerika Serikat, contohnya muncul nitrogen oksida dari kendaraan bermotor dikurangi dengan menggunakan katalik konvertor ditiap kendaraan yang baru.




2. Bagaimana Manusia Mengubah Lingkungan

Diskusi mengenai faktor manusia sebagai penyebab perubahan lingkungan global tidak akan lengkap tanpa menyinggung jumlah manusia yang bermukim dibumi. Antara tahun 1950 dan 1987, populasi global telah menjadi dua kali lipat jumlahnya , dari 2,5 millar menjadi 5 milliar. Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa pada tahun 2025 jumlah manusia akan mencapai 8,5 milliar. 95% dari pertumbuhan populasi akan lahir di negara-negara berkembang.

Tetapi pertambahan manusia yang memanfaatkan Iingkungan tidak semata-mata bergantung pada jumlahnya. Mereka juga menggambarkan bagaimana bentuk kehidupan manusia dan masyarakat yang menggunakan sumber-sumber alam. Masyarakat menggunakan udara, air dan tanah sebagai penyimpanan limbah produksi dari industri yang menghasilkan barang­-barang yang dikonsumsi mereka.

Mereka menggunakan bahan bakar untuk mobil, pemanas rumah dan sumber tenaga bagi industri. Mereka merubah bahan-bahan baku seperti kayu dan metal menjadi benda-benda konsumsi. Jika sumber-sumber alam ini digunakan dengan cara-cara yang menghasilkan polutan yang berlebih-lebihan, pembabatan atau pembakaran hutan, makin banyak masyarakat menggunakannya untuk memuaskan standar hidup mereka, semakin besar pula kerusakan yang ditimbulkan terhadap lingkungan.

Karbondioksida adalah gas rumah kaca utama sebagai akibat pembakaran minyak bumi yang digunakan untuk energi yang dihasilkan secara tidak proporsional sebagai hasil dari penggunaan energi dinegara-­negara industri. Sekitar 40% dari karbondioksida yang terbentuk di atmosfir dihasilkan oleh tujuh negara kaya di Amerika Utara dan Eropa Barat. Ketujuh negara kaya ini hanya memiliki 11% dari keseluruhan populasi dunia.

Jumlah manusia dan tingkat kekayaannya secara jelas telah mempengaruh keadaan lingkungan, jenis teknologi yang digunakan menentukan banyaknya polusi yang dihasilkan atau jenis dan berapa banyak bahan baku yang digunakan.

Kelanjutan perkembangan industri secara serius telah berdampak bagi lingkungan global di masa depan, terutama jika negara-­negara yang sedang berkembang mengadopsi teknologi terdahulu yang menghasilkan lebih banyak polusi dan mengkonsumsi lebih banyak energi dari pada lebih banyak teknologi modern. Jelasnya pertumbuhan ekonomi dibutuhkan untuk menghilangkan lingkaran kemiskinan dan tingginya angka kelahiran yang dengan sendirinya menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius terhadap tanah, air, hutan-hutan dan kehidupan satwa di banyak negara yang sedang berkembang.

3. Perubahan Wajah Bumi

Manusia tidak memperlakukan bumi secara halus. Kenyataannya, akibat aktifitas manusia secara demikian hebatnya sehingga hanya dalam beberapa abad permukaan bumi telah berubah di banyak tempat, sehingga bentuk aslinya sangat sukar dibayangkan, apalagi untuk diperbaiki. Perubahan-perubahan ini akibat dari bertambahnya jumlah manusia, peningkatan kesejahteraan dan teknologi.

Hal ini di dilihat dari banyaknya hutan yang rusak akibat penebangan dan juga adanya kebakaran hutan yang akhir-akhir ini sudah tidak terkendali.

Dapat dibenarkan bahwa negara-negara berkembang dan negara-negara industri adalah sumber utama dari bahan pencemaran atmosfir serta perubahan cuaca dan iklim. Negara-negara berkembang umumnya berpenduduk padat, sedang melaksanakan pembangunan yang selanjutnya menggunakan energi yang semakin meningkat. Suatu hal yang pasti dinegara-negara tersebut adalah pembukaan hutan, penambah luas pertanian, pemukiman, jalan, kawasan industri dan lain sebagainya.

Yang lebih penting lagi adalah letak negara­negara berkembang tersebut di wilayah tropik yang rnempunyai jenis hutan tertentu yang sangat penting dalam penataan keseimbangan lingkungan global. Menurut beberapa ahli, bahwa ada dua jenis perubahan yang paling mempengaruhi Iingkungan global : perubahan cara manusia memanfaatkan tanah, terutama untuk pertanian dan perubahan kemampuan industri. Hal ini terlihat dari perubahan vegetasi yang menutupi muka bumi.

Selama tiga abad yang lalu, dengan meningkatnya penggunaan tanah untuk pertanian serta dengan meningkatnya ekonomi global, manusia cenderung untuk meningkatkan kegunaan tanah untuk memenuhi kebutuhannya. Kerugian pembabatan hutan karena ulah manusia sejak penebangan pohon oleh manusia 15 sampai 20 persen dari keseluruhan daerah hutan di dunia atau sekitar 8 juta km persegi.

Beberapa perubahan secara drastis telah mengubah permukaan bumi, seperti juga mengubah keseimbangan energi, perputar­an hidrolis, pembentukan gas-gas ke atmosfir serta vegetasi.

Perkembangan industri juga memiliki akibat yang besar pada skala global, melalui polutan-polutan dan material-material lainnya yang dilepaskan ke biosfer, atmosfir dan samudra. Perkembangan industri selain telah mempengaruhi kesejahteraan manusia secara luas, tetapi juga telah menimbulkan efek sampingan yang tidak diharapkan.

Klorofluorokarbon (CFC) telah ditemukan sekitar 1930 dan disambut sebagai altematif yang lebih aman dari amoniak atau zat-zat pendingin lainnya.

Tidak seorang pun yang dapat memperkirakan reaksi tidak langsung dari bahan-bahan yang kelihatan aman, stabil dan jauh lebih murah ini terhadap lingkungan global, jika CFC naik ke atmosfir yang lebih tinggi atau stratosfir, mereka melepaskan klor bebas yang kemudian mempercepat penguraian ozon, lapisan yang melindungi bumi dari radiasi sinar ultra violet.

Energi sangatlah penting bagi perkembangan industri. Gas alam, yang sekarang ini menghasilkan sekitar seperlima energi komersial dunia, menimbulkan lebih sedikit polutan dan lebih sedikit karbon dioksida dari pada bahan bakar minyak bumi lainnya.

Sekarang, bahan bakar minyak bumi ( bensin, gas alam dan batubara ) mensuplai 88% dari energi komersial dunia, sedang energi nuklir menyediakan sisanya.

Dibanyak negara miskin, bahan bakar non komersial seperti kayu, kotoran hewan dan sisa-sisa panen masih menghasilkan banyak energi untuk memasak dan pemanas. Jelasnya, masa depan lingkungan global bergantung dari besarnya tingkat sumber-­sumber energi untuk masa sekarang dan masa yang akan datang serta besarnya energi yang digunakan (gambar 3 ).

4. Masa Depan.

Konsekuensi global akibat perkembangan industri yang dilaksanakan sekarang ini tidak hanya dapat diabaikan, contohnya pencemaran saluran air, rusaknya lapisan tanah dan hutan-hutan, lubang yang muncul setiap tahun di lapisan ozon menandakan penurunan yang disebabkan oleh manusia terhadap gas yang bersifat protektif ini.

Kebijaksanaan perlu segera diterapkan, bersamaan dengan penelitian-penelitian yang sedang berlangsung. Perubahan lingkungan dapat dikurangi dengan kebijaksanaan pengurangan penggunaan sumber energi dan bahan bakar fosil dan mengganti dengan bahan bakar nonfosil, atau dengan memperbaiki dayaguna penggunaan bahan bakar fosil. Kebijaksanaan lain adalah dengan pengurangan pembukaan hutan tropik dan penghutanan kembali diseluruh bagian dunia akan sangat membantu dalam menghambat dalam menghambat laju perubahan lingkungan.

Tantangan bagi negara-negara di dunia adalah dengan menekankan kemungkinan-kemungkinan dari sebuah era pertumbuhan era yang baru, pertumbuhan yang didasarkan atas bentuk dan proses-proses perkembangan yang tidak mengikis integritas lingkungan tempat kita bergantung.

Kedua, perlunya penghutanan kembali hutan-hutan yang rusak, mengembangkan energi yang dapt diperbaharui, kemudian mengoptimalkan penggunaan energi dan bahan-bahan, serta meminimalkan limbah yang dihasllkan.

Ketiga, tantangan-tantangan tersebut tidak hanya berhenti pada perdebatan ilmiah, tetapi perlu dimasukkan kedalam agenda kebijaksanaan pemerintah di masing-masing negara.

Keempat, analisis dampak lingkungan, terutama perubahan lingkungan perlu mendapat tekanan dalam penetuan kebijaksanaa

0 comments:

Post a Comment

Template by:

Free Blog Templates