http://www.simplebiznet.com/?id=witawijaya
1. Letusan Plinial
Merupakan jenis letusan dahsyat yang mengakibatkan kerusakan parah terhadap wilayah di sekitarnya. Magma pada letusan Plinial sangat kental dan memiliki kandungan gas yang sangat tinggi. Material piroklastik yang dihasilkan dalam letusan ini dapat terlempar sampai setinggi 48 km di udara, dengan kecepatan ratusan kilometer per detik.
Letusan Plinial dapat berlangsung selama beberapa jam, atau bahkan beberapa hari, dan mengeluarkan asap tebal yang membubung tinggi di udara. Material vulkanik yang terkandung dalam asap ini berjatuhan di wilayah-wilayah sekitar gunung tersebut. Kadang bukan hanya di satu sisi, tergantung dari arah angin yang menerbangkannya. Tambahan lagi, letusan Plinian dapat mengeluarkan aliran lava yang bergerak sangat cepat dan memusnahkan apa pun yang dilaluinya.
2. Letusan Hawaiian
Secara umum, letusan jenis ini tidak terlalu eksplosif juga tidak terlalu
merusak. Letusan ini tidak memancarkan terlalu banyak material piroklastik ke
udara, melainkan lebih banyak mengeluarkan lava yang tidak terlalu kental
dengan kandungan gas rendah. Lava mengalir dengan bermacam cara, namun yang
paling menarik adalah air mancur api, yang sesuai namanya memang merupakan air
mancur lava berwarna oranye terang yang memancar setinggi ratusan meter ke
udara, kadang hanya terjadi sesaat, kadang juga bisa beberapa jam. Cara lainnya
yang juga sering dijumpai adalah lava mengalir secara teratur dari satu lubang,
yang akhirnya membentuk danau atau kolam lava pada kawah atau cekungan lainnya.
Lava yang mengalir dan memancar dari air mancur api dapat merusak tanaman dan pepohonan di sekitarnya, namun gerakannya cukup lamban sehingga memungkinkan penduduk sekitar untuk mengungsi dan menyelamatkan diri. Letusan ini dinamakan Letusan Hawaii karena jenis letusan ini memang umum dijumpai pada pegunungan berapi di Kepulauan Hawaii.
Lava yang mengalir dan memancar dari air mancur api dapat merusak tanaman dan pepohonan di sekitarnya, namun gerakannya cukup lamban sehingga memungkinkan penduduk sekitar untuk mengungsi dan menyelamatkan diri. Letusan ini dinamakan Letusan Hawaii karena jenis letusan ini memang umum dijumpai pada pegunungan berapi di Kepulauan Hawaii.
3. Letusan Strombolian
Jenis letusan ini cukup menarik perhatian meskipun tidak terlalu berbahaya. Letusan inimengeluarkan sejumlah kecil lava yang menjulang setinggi 15 hingga 90 meter ke udara, dengan letupan-letupan pendek. Lava cukup kental, sehingga tekanan gas harus terlebih dulu meningkat sebelum mampu mendesak material-material terbang ke udara. Ledakan-ledakan yang teratur pada letusan ini dapat menimbulkan bunyi dentuman seperti suara bom, namun letusannya relatif kecil.
Letusan Strombolian, secara umum tidak menghasilkan aliran lava, namun sebagian lava mungkin akan menyertai proses letusan. Letusan ini juga mengeluarkan sejumlah kecil abu tepra.
Jenis letusan ini cukup menarik perhatian meskipun tidak terlalu berbahaya. Letusan inimengeluarkan sejumlah kecil lava yang menjulang setinggi 15 hingga 90 meter ke udara, dengan letupan-letupan pendek. Lava cukup kental, sehingga tekanan gas harus terlebih dulu meningkat sebelum mampu mendesak material-material terbang ke udara. Ledakan-ledakan yang teratur pada letusan ini dapat menimbulkan bunyi dentuman seperti suara bom, namun letusannya relatif kecil.
Letusan Strombolian, secara umum tidak menghasilkan aliran lava, namun sebagian lava mungkin akan menyertai proses letusan. Letusan ini juga mengeluarkan sejumlah kecil abu tepra.
4. Letusan Vulkanian
Seperti halnya letusan Strombolian, letusan Vulkanian juga disertai dengan ledakan-ledakan pendek. Namun diameter asap yang membubung ke udara pada letusan ini biasanya lebih besar dibanding pada letusan Strombolian, dan asap ini sebagian besar tersusun oleh material piroklastik. Ledakan diawali dengan keluarnya magma kental dengan kandungan gas yang tinggi, dimana sebagian kecil tekanan gas mendorong magma terlempar ke udara.
Selain abu tepra, letusan Vulkanian juga meluncurkan gumpalan-gumpalan piroklastik seukuran bola sepak ke udara. Umumnya, letusan Vulkanian ini tidak disertai dengan aliran lava.
5. Letusan Hidrovulkanik
Bila letusan gunung berapi terjadi di dekat samudra, awan mendung, atau wilayah lembab lainnya, interaksi antara magma dan air dapat menciptakan gumpalan asap yang unik. Sebenarnya dalam proses ini magma yang panas memanaskan air sehingga menjadi uap. Perubahan bentuk yang cepat dari air ke uap dapat menyebabkan ledakan dalam partikel-partikel air, yang dapat memecahkan material piroklastik, dan kemudian menciptakan debu api.
Letusan hidrovulkanik sangat bervariasi. Sebagian lebih banyak diwarnai oleh letupan-letupan pendek, sebagian lainnya ditandai dengan munculnya bubungan asap yang bertahan selama beberapa saat. Letusan ini juga dapat melelehkan salju dalam skala besar, yang mengakibatkan terjadinya tanah longsor dan banjir bandang.
6. Letusan Rekahan (Fissure Eruptions). Letusan rekahan terjadi apabila magma mengalir ke atas melalui celah-celah di tanah dan bocor keluar ke permukaan. Ini seringkali terjadi pada lokasi dimana pergeseran lempeng menimbulkan retakan besar di penampang bumi, dan mungkin juga menciptakan landasan gunung berapi dengan sebuah lubang di bagian tengahnya.
Letusan rekahan ditandai dengan adanya tirai api, sebuah tirai yang memuntahkan lava ke atas permukaan tanah. Letusan rekahan dapat mengeluarkan aliran lava yang sangat berat, meskipun lavanya sendiri umumnya bergerak dengan sangat lamban.
7. Letusan Tipe Merapi
Letusan tipe ini mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat mulut kawah. Akibatnya, tekanan gas menjadi semakin bertambah kuat dan memecahkan sumbatan lava. Sumbatan yang pecah-pecah terdorong ke atas dan akhirnya terlempar keluar. Material ini menuruni lereng gunung sebagai ladu atau gloedlawine. Selain itu, terjadi pula awan panas (gloedwolk) atau sering disebut wedhus gembel. Letusan tipe merapi sangat berbahaya bagi penduduk di sekitarnya.
Berdasarkan tipe letusan, gunung api dibedakan menjadi :
a. Tipe hawaii
- Letusan berupa letupan dan lelehan
- Dapur magma dangkal
- Tekanan gas rendah dan lava cair
b. Tipe stromboli
- Letusan berupa letupan dan lelehan
- Tekanan gas sedang
- Meletus secara periodik
- Mengeluarkan lava disertai bom dan lapili
Contoh : gunung stromboli
c. Tipe vulkano
1. Vulkano lemah
a. Tekanan gas sedang
b. Dapur magma sedang
c. Letusan mengeluarkan material padat
Contoh : gunung bromo
2. Vulkano kuat
1. Tekanan gas tinggi
2. Dapur magma dalam
3. Letusan kuat
d. Tipe merapi
- Letusan berupa hembusan gas
- Lava kental
- Dapur magma dangkal
- Tekanan gas rendah
e. Tipe st. Vincent
- Lava cair liat
- Letusan hebat
f. Tipe pelle
- Sumbat kawah tinggi
- Dapur magma dalam
- Tekanan gas tinggi
- Memancarkan gas pijar bersuhu 2000 C
Contoh : gunung Montagna Pelle (Amerika Tengah)
g. Tipe perret
- Letusan paling hebat
- Dapur magma sangat dalam
- Tekanan gas sangat tinggi
- Lava kental
Contoh : gunung krakatau (th. 1883)
Macam - macam Gunung Berapi di Dunia
Berikut Adalah Skema Letusan Gunung Berapi
1. Letusan Gunung Berapi Tipe Stromboli
Letusan ini bersifat spesifik. Letusan-letusannya terjadi dengan interval atau tenggang waktu yang hampir sama.Letusan tipe ini dapat memuntahkan material, lapili bom, dan abu setiap lebih kurang 12 menit.
2. Letusan Gunung Berapi Tipe Hawai
Letusan ini terjadi
karena semua lava yang keluar langsung berbentuk cairan. Sehingga
penyebarannya, berpencar ke segala arah. Bentuknya yang keluar dari dalam perut
bumi pun seperti perisai atau tameng. Sebagai contoh adalah gunung Maona loa,
Maona kea dan Kilauea di hawai.
3.
Letusan Gunung Berapi Tipe Vulkano
Letusan ini dapat
mengeluarkan material berbentuk padat. Letusan ini keluar dari dalam perut bumi
berdasarkan atas kekuatan erupsi dan kedalaman dapur magmanya. Contoh dari
gunung ini adalah Gunung Vesuvius dan Gunung Etna di Italia. Selain itu, ada
juga Gunung Semeru di Jawa Timur.
4. Letusan Gunung Berapi Tipe Merapi
Tipe letusan seperti
ini sangat berbahaya sekali karena lava yang keluar sangatlah kental, sehingga
dapat menyumbat mulut kawah. Oleh karena itu, tekanan gas yang terdapat di
dalam perut bumi semakin bertambah kuat dan dapat memecahkan sumbatan lava.
Sumbatan tersebut kemudian
terdorong ke atas, yang berakhir pada terlemparnya lava ke mana-mana. Lava ini
menuruni lereng gunung, selain itu keluar pulalah awan panas yang lebih sering
dikenal sebagai wedhus gembel atau awan panas.
5. Letusan Gunung Berapi Tipe Perrey atau Plinian
Letusan tipe ini juga
sangat ditakuti masyarakat karena semburannya yang dapat mencapai ketinggian
80km dan sangat merusak lingkungan.
6. Letusan Gunung Berapi Tipe Pelee
Letusan tipe ini
biasanya terjadi karena terdapat penyumbatan kawah di puncak gunung berapi dan
bentuknya seperti jarum. Karena sumbatannya kecil, maka tekanan dari dalam
perut bumi semakin besar, sehingga jika penyumbatan tersebut tidak dapat
dibendung lagi, maka gunung tersebut dapat meletus.
7.
Letusan Gunung Berapi Tipe Sint Vincent
Letusan ini keluar
bersamaan dengan air danau kawah dan mengakibatkan air danau tumpah bersama
lava. Laharnya yang berbahaya sangat membahayakan manusia.
Terlebih dulu, kita harus tahu apa itu gunung berapi.
Gunung berapi atau gunung api secara umum
adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida
panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar
10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil
akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Berdasarkan kekentalan magma, tekanan gas, kedalaman dapur magma, dan material yang dikeluarkannya, letusan gunung api dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu:
1. Letusan Tipe Hawaii
Letusan tipe hawaii terjadi karena lava yang keluar dari kawah sangat cair, sehingga mudah mengalir ke segala arah. Sifat lava yang sangat cair ini menghasilkan bentuk seperti perisai atau tameng. Contoh: Gunung Maona Loa, Maona Kea, dan Kilauea di Hawaii.
2. Letusan Tipe Stromboli
Letusan
tipe ini bersifat spesifik, yaitu letusan-letusannya terjadi dengan interval
atau tenggang waktu yang hampir sama. Gunung api stromboli di Kepulauan Lipari
tenggang waktu letusannya ± 12 menit. Jadi, setiap ±12 menit terjadi letusan
yang memuntahkan material, bom, lapili, dan abu. Contoh gunung api bertipe
stromboli adalah Gunung Vesuvius (Italia) dan Gunung Raung (Jawa).
3. Letusan Tipe Vulkano
3. Letusan Tipe Vulkano
Letusan tipe ini mengeluarkan material padat, seperti bom, abu, lapili, serta bahan-bahan padat dan cair atau lava. Letusan tipe ini didasarkan atas kekuatan erupsi dan kedalaman dapur magmanya. Contoh: Gunung Vesuvius dan Etna di Italia, serta Gunung Semeru di Jawa Timur.
4. Letusan Tipe Merapi
Letusan tipe ini mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat mulut kawah. Akibatnya, tekanan gas menjadi semakin bertambah kuat dan memecahkan sumbatan lava. Sumbatan yang pecah-pecah terdorong ke atas dan akhirnya terlempar keluar. Material ini menuruni lereng gunung sebagai ladu atau gloedlawine. Selain itu, terjadi pula awan panas (gloedwolk) atau sering disebut wedhus gembel. Letusan tipe merapi sangat berbahaya bagi penduduk di sekitarnya.
5. Letusan Tipe Perret atau Plinian
Letusan
tipe ini sangat berbahaya dan sangat merusak lingkungan. Material yang
dilemparkan pada letusan tipe ini mencapai ketinggian sekitar 80 km. Letusan
tipe ini dapat melemparkan kepundan atau membobol puncak gunung, sehingga
dinding kawah melorot. Contoh: Gunung Krakatau yang meletus pada tahun 1883 dan
St. Helens yang meletus pada tanggal 18 Mei 1980.
6. Letusan Tipe Pelee
Letusan
tipe ini biasa terjadi jika terdapat penyumbatan kawah di puncak gunung api
yang bentuknya seperti jarum, sehingga menyebabkan tekanan gas menjadi
bertambah besar. Apabila penyumbatan kawah tidak kuat, gunung tersebut meletus.
7. Letusan Tipe Sint Vincent
7. Letusan Tipe Sint Vincent
Letusan
tipe ini menyebabkan air danau kawah akan tumpah bersama lava. Letusan ini
mengakibatkan daerah di sekitar gunung tersebut akan diterjang lahar panas yang
sangat berbahaya. Contoh: Gunung Kelud yang meletus pada tahun 1919 dan Gunung
Sint Vincent yang meletus pada tahun 1902.
Berkaitan dengan letusan gunung merapi saat ini, apa benar letusannya termasuk tipe merapi?. Pakar Geologi Universitas Pembangunan Nasional `Veteran` Yogyakarta, Sari Bahagiarti, mengatakan bahwa Letusan Gunung Merapi yang sering terjadi adalah tipe letusan kombinasi Piropilastika yakni letusan gunung yang memuntahkan materi vulkanik dan awan panas yaitu kerikil maupun pasir halus. Letusan Gunung Merapi kali ini hampir sama dengan letusan Gunung Merapi pada 1930 silam. "Berdasarkan catatan sejarah di tata dasar gunung api, letusan pada 1930 merupakan letusan yang paling besar yang menewaskan 300 jiwa dengan jarak luncur awan panas atau `wedus gembel` mencapai 12 kilometer dan itu merupakan jarak luncur paling jauh," katanya.
Berkaitan dengan letusan gunung merapi saat ini, apa benar letusannya termasuk tipe merapi?. Pakar Geologi Universitas Pembangunan Nasional `Veteran` Yogyakarta, Sari Bahagiarti, mengatakan bahwa Letusan Gunung Merapi yang sering terjadi adalah tipe letusan kombinasi Piropilastika yakni letusan gunung yang memuntahkan materi vulkanik dan awan panas yaitu kerikil maupun pasir halus. Letusan Gunung Merapi kali ini hampir sama dengan letusan Gunung Merapi pada 1930 silam. "Berdasarkan catatan sejarah di tata dasar gunung api, letusan pada 1930 merupakan letusan yang paling besar yang menewaskan 300 jiwa dengan jarak luncur awan panas atau `wedus gembel` mencapai 12 kilometer dan itu merupakan jarak luncur paling jauh," katanya.
Tipe-tipe
letusan Gunungapi
- Tipe strombolian
Contoh pada gunungapi Irazu di Costa Rica tahun 1965. Material halus dari lava cair menyembur dari kawah membentuk suatu gugusan cahaya di langit.terkumpul di cekungan gunung, lava cair tsb kemudian meluncur ke bawah membentuk suatu aliran yang berapi.
- Tipe VesuvianTipe
letusan vesuvian disesuaikan dengan letusan gunung Vesuvius di Italia pada tahun 79 Bc, abu seta gas pada kuantitas yang sangat besar keluar pada saat letusan kemudian terdapat awan yang berbentuk kembang kol melambung tinggi diatas gunungapi tersebut.
letusan gunung Vesuvius
- Tipe Peelean
Di erupsi Pelean atau awan terang seperti yang terjadi di letusan Gunung Mayon Philipina 1968, material yang sangat besar dan banyak gas seperti debu, abu, gas dan fragmen-fragmen lava keluar dari tengah kawah, jatuh ke bawah, membentuk seperti lidah. Massa yang sangat besar dan bercahaya yang meluncur menuruni kemiringan dengan kecepatan yang sebanding dengan 100 mil per jam. Erupsi semacam itu akan menyebabkan kerusakan yang sangat besar dan akan menyebabkan kematian pada populasi area tersebut seperti di St Pierre tahun 1902 saat terjadi letusan Gunung Peele
Letusan Gunung Peele
·
Tipe Erupsi hawaii
Erupsi tipe Hawaii dapat terjadi sepanjang celah dan retakan yang merupakan vent yang linier, seperti pada letusan gunung Mauna di Hawaii 1950,Atau letusan dapat terjadi di tengah vent.Di erupsi tipe celah, lava cair menyembur dari celah di zona rift gunungapi dan membentuk aliran lava yang menuruni lereng. Sedangkan erupsi di veent sentral membentuk suatu semburan lava yang membumbung sampai beberapa ratus kaki.
Erupsi tipe Hawaii dapat terjadi sepanjang celah dan retakan yang merupakan vent yang linier, seperti pada letusan gunung Mauna di Hawaii 1950,Atau letusan dapat terjadi di tengah vent.Di erupsi tipe celah, lava cair menyembur dari celah di zona rift gunungapi dan membentuk aliran lava yang menuruni lereng. Sedangkan erupsi di veent sentral membentuk suatu semburan lava yang membumbung sampai beberapa ratus kaki.
Mauna Loa
- Tipe erupsi
Phreatik
Erupsi tipe phreatik (semburan Uap) dikendalikan oleh ledakan uap hasil dari tanah yang dingin atau permukaan air yang bersinggungan dengan hot rock atau magma. Yang membedakan tipe ini dengan tipe lain adalah tipe ini hanya mengeluarkan fragmen batuan dari saluran vulkanik, tidak ada magma yang dikeluarkan. Aktivitas phreatik secara umum lemah tetapi juga beruabh menjadi dahsyat seperti pada tahun 1965 saat letusan gunungapi Taal di Philipina.
Gunungapi Taal
- Tipe Erupsi Plinian
Erupsi yang paling kuat adalah tipe plinian.Tipe ini
ditandai dengan ledakan lava kental.Contoh erupsi Plinian yang paling besar
seperti pada 18 mei 1980 di Gunung St. Helens atau tahun 1991 di Pinatubo
PHilipina.letusan tersebut membawa abu dan gas sejauh 10 mil ke udara, aliran
piroklastik yang sangat cepat dan mematikan juga merupakan ciri letusan dari
erupsi Plinian,
Gunung St Helens
Tipe – tipe letusan Gunungapi menurut Escher, berdasarkan tekanan gas, derajat kecairan magma dan kedalaman dapur magma :
1.Tipe Hawaii, ciri-cirinya : lava cair, dapur magma yang dangkal, tekanan gas rendah. Contoh : gunungapi perisai di Hawaii, yaitu Kilaueaa dan Maunaloa
2.Tipe stromboli, ciri-cirinya : lava cair, dapur magma dangkal tapi lebih dalam dari tipe Hawaii, tekanan gas sedang.
3.Tipe Volcano, ciri-cirinya : lava agak cair, terbentuk awan debu berbentuk bunga kol, tekanan gas sedang. Contoh : Gunung Raung dan Vesuvius.
4.Tipe Merapi, ciri-cirinya : lava agak kental, dapur magma agak dangkal, tekanan gas rendah, terdapat sumbat lava dan kubah lava.
Gunung Merapi
Gunung St Helens
Tipe – tipe letusan Gunungapi menurut Escher, berdasarkan tekanan gas, derajat kecairan magma dan kedalaman dapur magma :
1.Tipe Hawaii, ciri-cirinya : lava cair, dapur magma yang dangkal, tekanan gas rendah. Contoh : gunungapi perisai di Hawaii, yaitu Kilaueaa dan Maunaloa
2.Tipe stromboli, ciri-cirinya : lava cair, dapur magma dangkal tapi lebih dalam dari tipe Hawaii, tekanan gas sedang.
3.Tipe Volcano, ciri-cirinya : lava agak cair, terbentuk awan debu berbentuk bunga kol, tekanan gas sedang. Contoh : Gunung Raung dan Vesuvius.
4.Tipe Merapi, ciri-cirinya : lava agak kental, dapur magma agak dangkal, tekanan gas rendah, terdapat sumbat lava dan kubah lava.
Gunung Merapi
5.Tipe Peele, ciri-cirinya : viskositas lava hampir
sama dengan tipe merapi, tekanan gasnya cukup besar, peletusan mendatar, Contoh
: Gunung Peele
6.Tipe Vincent, ciri-cirinya : lava agak kental, tekanan gas sedang, kawahnya terdapat danau. Contoh : gunung kelud.
7.Tipe Perret, ciri-cirinya : tekanan gas sangat kuat, lava encer, penyebab kaldera. Contoh : gunung krakatau.
6.Tipe Vincent, ciri-cirinya : lava agak kental, tekanan gas sedang, kawahnya terdapat danau. Contoh : gunung kelud.
7.Tipe Perret, ciri-cirinya : tekanan gas sangat kuat, lava encer, penyebab kaldera. Contoh : gunung krakatau.
0 comments:
Post a Comment