Apakah yang akan kalian lakukan bila tiba - tiba ada
cahaya matahari yang memantul melalui kaca spion dan mengenai mata kalian?
Tentu kalian akan memberikan reaksi, ada yang memalingkan muka, ada yang
menyempitkan kelopak mata, ada yang berusaha menghalangi cahaya dengan telapak
tangan. Reaksi yang kalian lakukan tersebut merupakan suatu kegiatan yang
dikendalikan oleh suatu pengendali atau pengontrol di dalam tubuh, yang disebut
sistem koordinasi. Kalian akan dikenalkan dengan sistem koordinasi sehingga nantinya
kalian akan dapat mendeskripsikan sistem koordinasi, alat indra pada manusia
dan hubungannya dengan kesehatan. Tugas koordinasi tersebut dilakukan oleh
hormon, saraf dan indra. Dalam sistem koordinasi diperlukan tiga komponen agar
fungsi koordinasi tersebut dapat berlangsung yaitu reseptor, konduktor, dan
efektor.
Dalam sistem koordinasi diperlukan tiga komponen agar
fungsi koordinasi dapat berlangsung, yaitu reseptor, konduktor, dan efektor.
Reseptor adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai
penerima rangsangan. Bagian yang berfungsi sebagai penerima rangsangan tersebut
adalah indra.
Konduktor adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai
penghantar rangsangan. Bagian tersebut adalah sel - sel saraf (neuron) yang
membentuk sistem saraf. Sel - sel saraf ini ada yang berfungsi membawa
rangsangan ke pusat saraf ada juga yang membawa pesan dari pusat saraf.
Efektor adalah bagian tubuh yang menanggapi
rangsangan, yaitu otot dan kelenjar (baik kelenjar endokrin dan kelenjar
eksokrin). Keterkaitan ketiga komponen tersebut dapat kita buat skema sederhana
seperti berikut.
Nah, dari skema di atas tampak jelas bahwa antara
sistem saraf dan indra sangat erat kaitannya dalam sistem koordinasi. Berikut
ini akan kita bahas mengenai sistem saraf dan indra tersebut.
Sebagai sistem koordinasi, sistem saraf mempunyai
fungsi:
- Pengendalian kerja alat - alat tubuh agar bekerja serasi.
- Alat komunikasi antara tubuh dengan lingkungan di luar tubuh, yang dilakukan oleh ujung saraf pada indra, dan lingkungan dalam tubuh.
- Pusat kesadaran, kemauan, dan pikiran. Untuk melaksanakan fungsi tersebut maka sistem saraf tersusun oleh berbagai organ, jaringan dan juga komponen terkecil yaitu sel.
Sistem saraf tersusun oleh komponen - komponen
terkecil yaitu sel - sel saraf atau neuron. Neuron inilah yang berperan dalam menghantarkan
impuls (rangsangan). Sebuah sel saraf terdiri tiga bagian utama yaitu badan
sel, dendrit dan neurit (akson). Lihat Gambar 3.1
Badan sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma. Di
dalam sitoplasma terdapat mitokondria yang berfungsi sebagai penyedia energi
untuk membawa rangsangan.
Dendrit adalah serabut - serabut yang merupakan
penjuluran sitoplasma. Pada umumnya sebuah neuron mempunyai banyak dendrit dan
ukuran dendrit pendek. Dendrit berfungsi membawa rangsangan ke badan sel.
Neurit atau akson adalah serabut - serabut yang
merupakan penjuluran sitoplasma yang panjang. Sebuah neuron memiliki satu akson.
Neurit berfungsi untuk membawa rangsangan dari badan sel ke sel saraf lain.
Neurit di bungkus oleh selubung lemak yang disebut myelin yang terdiri atas
perluasan membran sel Schwann. Selubung ini berfungsi untuk isolator dan
pemberi makan sel saraf. Antara neuron satu dengan neuron satu dengan neuron
berikutnya tidak bersambungan secara langsung tetapi membentuk celah yang
sangat sempit. Celah antara ujung neurit suatu neuron dengan dendrit neuron
lain tersebut dinamakan sinapsis (lihat Gambar 3.2). Pada bagian sinaps inilah
suatu zat kimia yang disebut neurotransmiter (misalnya asetilkolin) menyeberang
untuk membawa impuls dari ujung neurit suatu neuron ke dendrit neuron
berikutnya.
Berdasarkan bentuk dan fungsinya neuron dibedakan
menjadi tiga macam yaitu:
Neuron sensorik adalah neuron yang membawa impuls dari
reseptor (indra) ke pusat susunan saraf (otak dan sumsum tulang belakang).
Neuron motorik adalah neuron yang membawa impuls dari
pusat susunan saraf ke efektor (otot dan kelenjar).
Neuron konektor adalah neuron yang membawa impuls dari
neuron sensorik ke neuron motorik.
Pada umumnya kita menggerakkan bagian badan karena
kemauan kita atau atas perintah otak. Menulis, membuka payung, mengambil
makanan atau berjalan merupakan contoh gerak yang kita sadari, sehingga gerak
semacam ini disebut gerak sadar. Pada gerak sadar ini, gerakan tubuh
dikoordinasi oleh otak. Rangsangan yang diterima oleh reseptor (indra)
disampaikan ke otak melalui neuron sensorik.
Di otak rangsangan tadi diartikan dan diputuskan apa
yang akan dilakukan. Kemudian otak mengirimkan perintah ke efektor melalui
neuron motorik. Otot (efektor) bergerak melaksanakan perintah otak. Secara
ringkas lintasan/jalan gerak sadar tersebut dapat kita buat skema sebagai
berikut.
Kadang-kadang bagian tubuh kita juga melakukan suatu
gerakan yang terjadinya secara tiba - tiba tanpa disadari. Misalnya saat lutut
kita di ketuk / di pukul pada bagian tendon (lihat Gambar 3.4). Akibatnya
secara tidak sadar, kaki kita akan menyentak. Gerakan yang dilakukan oleh kaki
tersebut terjadi secara tiba - tiba dan tidak diperintah oleh otak. Gerak
semacam ini disebut gerak refleks. Secara ringkas lintasan gerak refleks dapat
kita buat skema sebagai berikut.
Tapi kalian harus tahu bahwa jalannya impuls gerak
refleks ada dua macam yaitu lintasan refleks spinalis dan lintasan refleks
cranialis. Lintasan refleks spinalis yaitu lintasan gerak refleks yang melalui
sumsum tulang belakang. Contohnya gerakan mengangkat kaki secara tiba-tiba saat
lutut kita dipukul. Sedangkan lintasan cranialis yaitu bila lintasan gerak
refleks melalui otak, tetapi otak memberikan tanggapan secara langsung tanpa
kesadaran manusia. Contoh gerak refleks yang melalui lintasan cranialis adalah
gerak mengecilnya pupil mata apabila mata menerima cahaya yang terang. Untuk
mengetahui gerak refleks lakukan kegiatan berikut.
Jutaan sel - sel saraf bergabung membentuk suatu
sistem yang dinamakan sistem saraf. Sistem saraf manusia terdiri dari susunan
saraf pusat dan susunan saraf tepi. Susunan saraf pusat terdiri atas otak dan
sumsum tulang belakang sedangkan susunan saraf tepi tersusun atas serabut -
serabut saraf yang menuju ke susunan saraf pusat dan dari susunan saraf pusat ke
seluruh tubuh. Perhatikan skema sistem saraf manusia berikut.
Otak terletak di rongga tengkorak dan dibungkus oleh
tiga lapis selaput kuat yang disebut meninges. Selaput paling luar disebut
duramater, paling dalam adalah piamater dan yang tengah disebut arachnoid. Di
antara ketiga selaput tersebut terdapat cairan serebrospinal yang berfungsi
untuk mengurangi benturan atau goncangan. Peradangan yang terjadi pada selaput
ini dinamakan meningitis. Penyebabnya bisa karena infeksi virus. Otak manusia
terbagi menjadi tiga bagian yaitu otak besar (cerebrum), otak kecil
(cerebellum) dan batang otak.
Otak besar manusia terletak di dalam tulang tengkorak.
Otak besar memiliki permukaan yang berlipat-lipat dan terbagi atas dua belahan.
Belahan otak kiri melayani tubuh sebelah kanan dan belahan otak kanan melayani
tubuh sebelah kiri. Otak besar terdiri atas dua lapisan. Lapisan luar berwarna
kelabu disebut korteks, berisi badan - badan sel saraf. Lapisan dalam berwarna
putih berisi serabut - serabut saraf.
Otak besar berfungsi sebagai pusat kegiatankegiatan
yang disadari seperti berpikir, mengingat, berbicara, melihat, mendengar, dan
bergerak.
Otak kecil terletak di bawah otak besar bagian
belakang. Susunan otak kecil seperti otak besar. Terdiri atas belahan kanan dan
kiri serta terbagi menjadi dua lapis. Lapisan luar berwarna kelabu dan bagian
dalam berwarna putih. Belahan kanan dan kiri otak kecil dihubungkan oleh
jembatan Varol. Otak kecil berfungsi untuk mengatur keseimbangan tubuh dan
mengkoordinasi kerja otot - otot ketika kita bergerak.
Sumsum lanjutan membentuk bagian bawah batang otak
serta menghubungkan pons Varoli dengan sumsum tulang belakang. Sumsum tulang
belakang berfungsi sebagai:
- pusat pengendali pernapasan,
- menyempitkan pembuluh darah,
- mengatur denyut jantung,
- mengatur suhu tubuh.
Sumsum tulang belakang terdapat memanjang di dalam
rongga tulang belakang, mulai dari ruas - ruas tulang leher sampai ruas tulang
pinggang ke dua. Sumsum tulang belakang juga di bungkus oleh selaput meninges.
Bila diamati secara melintang, sumsum tulang belakang
bagian luar tampak berwarna putih (substansi alba) dan bagian dalam yang
berbentuk seperti kupu - kupu, berwarna kelabu (substansi grissea). Pada bagian
yang berwarna putih banyak mengandung akson (neurit) yang diselimuti myelin.
Bagian ini untuk menghantarkan impuls menuju otak dan dari otak menuju efektor.
Bagian yang berwarna kelabu mengandung serabut saraf yang tidak ada myelinnya.
Bagian ini dibedakan dua yaitu akar dorsal atau akar posterior dan akar ventral
atau akar anterior. Akar dorsal mengandung neuron sensorik dan akar ventral
mengandung neuron motorik.
Sumsum tulang belakang berfungsi untuk:
- menghantarkan impuls dari dan ke otak,
- memberi kemungkinan jalan terpendek gerak refleks.
Susunan saraf tepi tersusun atas serabut - serabut
saraf dari dan ke pusat susunan saraf. Susunan saraf tepi berupa 12 pasang
serabut saraf dari otak dan 31 pasang serabut saraf dari sumsum tulang
belakang.
Saraf otak terdapat pada bagian kepala yang keluar
dari otak dan melewati lubang yang terdapat pada tulang tengkorak. Urat saraf
ini berjumlah 12 pasang, berhubungan erat dengan otot mata, telinga, hidung,
lidah dan kulit. Kedua belas pasang urat saraf otak tersebut secara ringkas
tercantum dalam Tabel 3.1 berikut.
Dari kedua belas saraf otak tersebut dapat
dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu:
- saraf sensorik : saraf nomor I, II, VIII
- saraf motorik : saraf nomor III, IV, VI, XI, XII
- saraf gabungan sensorik dan motorik : saraf nomor V, VII, IX, dan X
Ada saraf yang memiliki jangkauan fungsi sangat luas
yaitu saraf nomor X (saraf vagus). Sehingga disebut saraf pengembara. Sifat
kerja saraf vagus seperti saraf parasimpatik.
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang yang
keluar dari:
- Ruas - ruas tulang leher : 8 pasang
- Ruas - ruas tulang punggung : 12 pasang
- Ruas - ruas tulang pinggang : 5 pasang
- Ruas - ruas tulang kelangkang : 5 pasang
- Ruas - ruas tulang ekor : 1 pasang
Semua saraf sumsum tulang belakang bersifat campuran
artinya saraf ini untuk meneruskan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat
juga meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke semua otot rangka tubuh.
Semua neuron sensorik masuk ke sumsum tulang belakang melalui akar dorsal dan
neuron motorik keluar dari sumsum tulang belakang melalui akar ventral.
Sistem saraf autonom merupakan bagian dari susunan
saraf tepi yang bekerjanya tidak dapat disadari dan bekerja secara otomatis.
Sistem saraf autonom mengendalikan kegiatan organ - organ dalam seperti otot
perut, pembuluh darah, jantung dan alat - alat reproduksi. Menurut fungsinya,
saraf autonom terdiri atas dua macam yaitu:
- Sistem saraf simpatik
- Sistem saraf parasimpatik
Sistem saraf simpatik terdiri atas 25 pasang ganglion
yang berasal dari:
- Ruas tulang belakang : 3 pasang
- Ruas tulang punggung : 11 pasang
- Ruas tulang pinggang : 4 pasang
- Ruas tulang kelangkang : 4 pasang
- Ruas tulang ekor : 3 pasang
Dari ganglion - ganglion tersebut keluar serabut saraf
yang mengendalikan kerja organ seperti jantung, pembuluh darah, kelenjar
keringat dan semua alat dalam. Serabut saraf dari sistem saraf parasimpatik
juga menuju organ - organ yang dikendalikan oleh saraf simpatik. Sistem saraf
simpatik dan sistem saraf parasimpatik bekerja secara antagonis (berlawanan)
dalam mengendalikan kerja suatu organ. Organ atau kelenjar yang dikendalikan
oleh sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik disebut sistem pengendalian
ganda. Apabila suatu organ menjadi aktif karena rangsangan saraf simpatik, maka
di lain pihak akan dilambatkan atau dihentikan oleh saraf parasimpatik.
Perhatikan perbandingan pengaruh kerja saraf simpatik
dan saraf parasimpatik pada Gambar 3.9.
Di bagian awal pokok bahasan ini sudah di singgung
bahwa indra berperan sebagai reseptor, yaitu bagian tubuh yang berfungsi
sebagai penerima rangsangan. Ada lima macam indra yang berfungsi sebagai
penerima rangsangan yaitu:
- Mata, sebagai penerima rangsang cahaya (fotoreseptor).
- Telinga, sebagai penerima rangsang getaran bunyi (fonoreseptor) dan tempat beradanya indra keseimbangan (statoreseptor).
- Hidung, sebagai penerima rangsang bau berupa gas (kemoreseptor).
- Lidah, sebagai penerima rangsang zat yang terlarut (kemoreseptor).
- Kulit, sebagai penerima rangsang sentuhan (tangoreseptor) dan suhu (temperatur).
Tiap indra akan berfungsi dengan sempurna apabila:
- Indra tersebut secara anatomi tidak ada kelainan.
- Bagian untuk penerima rangsang bekerja dengan baik.
- Saraf - saraf yang membawa rangsang dari dan ke otak bekerja baik.
- Pusat pengolahan rangsang di otak bekerja baik.
Bila salah satu dari bagian tersebut rusak atau
terganggu, maka hubungan dengan dunia luar akan terganggu juga.
Mata berfungsi untuk menerima rangsang berupa cahaya,
karena di dalamnya terdapat reseptor penerima cahaya yang disebut fotoreseptor.
Mata terletak di dalam rongga mata yang dilindungi oleh tulang - tulang
tengkorak. Selain itu mata juga dilindungi oleh:
- Kelopak mata, berupa kulit tipis yang berfungsi untuk melindungi mata dari debu atau sentuhan benda.
- Bulu mata, untuk melindungi mata dari cahaya yang terlalu menyilaukan.
- Alis, untuk melindungi mata dari aliran keringat dan air hujan.
- Air mata yang dihasilkan oleh kelenjar air mata, untuk menjaga kelembapan mata dan membersihkan mata dari debu dan bakteri.
Mata manusia berbentuk agak bulat dengan garis tengah
kurang lebih 2,5 sentimeter. Mata tersebut terdiri atas tiga lapisan jaringan
yaitu:
Merupakan lapisan paling luar, sangat kuat. Lapisan
ini berwarna putih sehingga sering disebut lapisan putih mata. Di bagian depan
lapisan ini membentuk kornea yang bening, untuk menerima cahaya masuk ke dalam
mata. Kornea ini selalu basah oleh air mata yang dihasilkan oleh kelenjar air
mata.
Merupakan lapisan di bawah sklera dan lapisan tengah
bola mata. Bagian ini banyak mengandung melanin dan pembuluh darah. Berfungsi
untuk menghentikan refleksi cahaya yang menyimpang di dalam mata. Di bagian
depan mata, koroid membentuk iris. Iris ini mengandung pigmen hitam, biru,
hijau atau coklat, sehingga dapat sebagai penentu warna mata. Di bagian tengah
iris terdapat pupil yang merupakan celah (bukaan), untuk mengatur intensitas
cahaya yang masuk mata. Di belakang iris terdapat lensa mata berbentuk cembung
di kedua sisi yang diikat oleh ligamen suspensori. Mencembung atau memipihnya
lensa menyebabkan mata berakomodasi. Lihat Gambar 3.10 yang memperlihatkan
perubahan lensa mata.
Retina adalah lapisan mata paling dalam. Pada lapisan
ini terdapat bagian yang paling peka terhadap cahaya yaitu bintik kuning
(fovea). Selain itu pada retina juga terdapat bintik buta, yaitu tempat
keluarnya saraf mata. Pada retina tersusun kurang lebih 125 juta sel - sel
batang (sel basilus) yang mampu menerima rangsang cahaya tidak berwarna dan
untuk melihat pada keadaan cahaya redup. Selain sel batang, pada retina juga
terdapat kurang lebih 7 juta sel kerucut (sel konus) yang berfungsi menerima
rangsang cahaya kuat dan berwarna. Sel kerucut lebih banyak terdapat pada
bagian bintik kuning (fovea centralis). Jadi bila ingin melihat suatu benda
dengan jelas, maka bayangan harus jatuh di bagian ini.
Di retina juga dijumpai daerah yang sama sekali tidak
mengandung sel batang ataupun sel kerucut. Bagian ini disebut bintik buta. Bila
cahaya jatuh di daerah ini, kita tidak bisa melihat apa - apa.
Suatu benda dapat di lihat oleh mata, bila benda
tersebut memantulkan cahaya. Cahaya yang dipantulkan oleh benda masuk ke mata
melalui kornea dan diteruskan ke lensa melalui pupil. Oleh lensa, cahaya
tersebut dibiaskan dan difokuskan di retina sehingga membentuk bayangan kecil
dan terbalik pada retina. Tetapi oleh otak bayangan tersebut diartikan seperti
gambar yang kita lihat.
Bayangan benda yang jatuh pada bintik buta tidak akan
terlihat.
Telinga merupakan tempat beradanya indra pendengaran
dan keseimbangan. Telinga manusia terdiri atas tiga bagian yaitu telinga luar,
telinga tengah dan telinga dalam.
Telinga luar terdiri atas:
- Daun telinga, berfungsi untuk menampung atau mengumpulkan gelombang bunyi.
- Liang telinga (saluran auditori), berfungsi untuk menyalurkan gelombang bunyi ke selaput gendang telinga. Liang telinga panjangnya kurang lebih 2,5 sentimeter. Di sepanjang dinding liang telinga terdapat rambut halus, kelenjar minyak dan kelenjar keringat, yang berfungsi menghalangi debu dan air yang masuk.
- Selaput gendang telinga (membran tymphani), yang membatasi telinga luar dan telinga tengah. Berfungsi untuk menangkap getaran.
Telinga bagian tengah terdiri atas:
- Tulang - tulang pendengaran (osikel), yaitu berupa tiga tulang kecil yang bersambung dari selaput gendang telinga menuju telinga dalam. Ketiga tulang tersebut adalah tulang martil (malleus), yang letaknya paling luar berhubungan dengan selaput gendang telinga. Berikutnya adalah tulang landasan (inkus) yang menghubungkan martil dan sanggurdi. Tulang paling dalam adalah tulang sanggurdi (stapes), yang melekat dengan saluran rumah siput pada tingkap jorong.
- Saluran Eustachius, yaitu saluran sempit yang menghubungkan telinga tengah dengan bagian belakang tenggorokan. Saluran ini terbuka saat kita mengunyah, menguap, bersin atau membuka mulut. Fungsi saluran ini adalah untuk memasukkan udara ke rongga telinga tengah sehingga tekanan udara di kedua gendang telinga sama dengan udara di luar tubuh.
Telinga bagian dalam terdiri atas:
- Tingkap jorong dan tingkap bulat, merupakan membran yang terdapat pada pangkal saluran rumah siput (kokhlea). Tingkap jorong merupakan membran berbentuk oval yang berhubungan dengan tulang sanggurdi. Sedangkan tingkap bundar merupakan membran berbentuk bundar/ bulat. Tingkap berfungsi untuk menyalurkan getaran ke telinga dalam dan tingkap bulat sebagai penyeimbang getaran.
- Saluran rumah siput (kokhlea), yaitu saluran berbentuk spiral menyerupai rumah siput. Di dalam kokhlea ( di bagian tengah) terdapat organ corti, yang berisi ribuan "sel rambut" yang peka terhadap getaran. Impuls yang timbul di dalam sel rambut tersebut diteruskan oleh saraf auditori ke otak (lihat Gambar 3.13).
- Tiga saluran setengah lingkaran (kanalis semi sirkularis), yaitu tiga buah saluran setengah lingkaran yang satu dengan yang lain membentuk sudut 90°. Pada ujung setiap saluran terdapat penebalan (menggelembung) yang disebut ampulla dan bergabung dengan utrikulus dan sakulus.
Bagaimanakah kita dapat mendengar suatu bunyi? Kita
dapat mendengar suatu bunyi pada dasarnya dengan urutan sebagai berikut (lihat
Gambar 3.15).
- Gelombang bunyi diterima daun telinga.
- Gelombang bunyi disalurkan masuk oleh liang telinga.
- Gelombang bunyi menggetarkan gendang telinga.
- Getaran tersebut diteruskan oleh tulang-tulang. pendengaran (osikel).
- Getaran diteruskan ke tingkat jorong dan menggetarkan cairan limfe di dalam kokhlea.
- Getaran cairan limfe di dalam kokhlea menggerakkan sel reseptor organ korti, yang menghasilkan impuls untuk dihantarkan oleh saraf pendengar ke otak untuk diartikan.
- Getaran cairan limfe juga menggerakkan tingkap bulat bergerak keluar masuk untuk mengatur tekanan udara di dalam agar seimbang dengan tekanan di luar.
Bunyi yang didengar manusia adalan bila bunyi tersebut
mempunyai frekuensi 20 - 20 000 getaran/detik (Hz).
Selain sebagai indra pendengaran, telinga juga sebagai
indra keseimbangan. Fungsi keseimbangan ini terdapat pada telinga dalam yang
dilaksanakan oleh tiga saluran setengah lingkaran utrikulus dan sakulus. Dengan
adanya tiga organ tersebut maka telinga bagian dalam dapat mendeteksi:
- Posisi tubuh yang berhubungan dengan gravitasi (keseimbangan statis) yang dilakukan oleh utrikulus dan sakulus.
- Gerakan tubuh (keseimbangan dinamis) yang dilakukan oleh tiga saluran setengah lingkaran.
Pada ujung setiap saluran setengah lingkaran terdapat
struktur yang disebut ampulla. Di dalamnya terdapat reseptor menyerupai rambut
yang berhubungan dengan serabut saraf otak. Sel - sel yang menyerupai rambut
tersebut menghadap ke bagian yang berbentuk jeli (lihat Gambar 3.15). Dengan
adanya gerakan tubuh (kepala), maka cairan yang ada di dalam saluran setengah
lingkaran bergerak dan merangsang sel reseptor seperti rambut tersebut. Oleh
sel reseptor gerakan tersebut diubah menjadi impuls dan diteruskan ke otak dan
otak memerintah otot menjaga keseimbangan tubuh. Sedangkan di utrikulus dan
sakulus terdapat batu kecil yang disebut otolith. Batu tersebut merangsang
dengan cara menekan sel reseptor serta bereaksi terhadap gravitasi. Otak akan
dapat menentukan posisi kepala dari gerakannya.
Hidung manusia merupakan organ tempat beradanya
reseptor pembau (khemoreseptor). Maka dengan organ ini kita dapat mengetahui
berbagai macam bau. Bahkan hanya dengan mambau saja kita dapat mengetahui nama
benda tanpa harus melihatnya. Sel - sel reseptor yang berfungsi untuk menerima
rangsangan zat kimia berupa uap terletak di rongga hidung bagian atas (lihat
Gambar 3.16). Daerah ini memiliki ukuran sekitar 250 mm2. Sel - sel
reseptor ini mempunyai rambut - rambut halus (silia) di ujungnya dan diliputi
selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembap. Dari sel - sel reseptor ini
rangsang dibawa oleh serabut saraf menuju pusat pembau di otak.
Kita dapat membau suatu zat karena zat yang berupa uap
tersebut masuk ke rongga hidung sewaktu kita menarik napas. Zat tersebut akan
dilarutkan pada selaput lendir dan merangsang sel - sel reseptor, kemudian
dibawa oleh saraf pembau ke otak sehingga kita dapat mengetahui bau tersebut.
Lidah merupakan tempat beradanya indra pengecap
(khemoreseptor). Zat yang dapat dikecap adalah zat - zat kimia berupa larutan.
Pada saat kita mengecap makanan, rasa yang timbul sebenarnya adalah perpaduan
antara rasa dan bau. Oleh karena itu indra pengecap erat kaitannya dengan indra
pembau. Lidah terbentuk oleh jaringan otot yang ditutupi oleh selaput lendir
yang selalu basah dan berwarna merah jambu. Di dalam mulut, permukaan lidah
terasa halus dan licin. Coba kalian perhatikan lidah kalian di cermin, maka
akan tampak tonjolan - tonjolan kecil di permukaan lidah. Tonjolan kecil itu
disebut papila. Ada tiga jenis papila yang ada di permukaan lidah yaitu:
- Papila sirkumvalata, yang berbentuk cincin. Papila ini terdapat di pangkal lidah, berjajar membentuk huruf V.
- Papila fungiformis, yang berbentuk seperti jamur. Papila ini menyebar di permukaan ujung dan sisi lidah.
- Papila filiformis, yang berbentuk seperti rambut. Papila ini merupakan papila terbanyak. Papila inilebih banyak berfungsi sebagai perasa sentuhan daripada pengecap.
Pada papila - papila inilah terdapat kuncup pengecap
yang merupakan kumpulan ujung-ujung saraf pengecap dan oleh serabut - serabut
saraf dihubungkan dengan otak. Suatu zat dapat dirasakan oleh lidah bila zat
tersebut berupa larutan. Larutan tersebut kemudian memenuhi parit - parit di
sekitar papila - papila. Karena pada papila tersebut terdapat kuncup - kuncup
pengecap, maka zat yang mengisi parit tersebut merangsang kuncup pengecap.
Rangsangan ini diteruskan oleh serabut saraf menuju ke otak untuk diartikan.
Kuncup - kuncup pengecap dapat membedakan empat rasa pokok yaitu asam, pahit,
manis dan asin. Namun terkadang kita juga dapat merasakan lebih dari empat rasa
tersebut. Hal ini terjadi karena melibatkan faktor - faktor lain yaitu:
- Kombinasi keempat rasa utama tersebut menghasilkan rasa baru.
- Peranan reseptor - reseptor pencium, suhu dan sentuhan.
Keempat rasa tersebut di atas, dirasakan oleh kuncup -
kuncup pengecap yang berbeda dan kuncupkuncup tersebut berkumpul pada bagian
tertentu di permukaan lidah (lihat Gambar 3.17). Namun tiap orang mempunyai
variasi keluasan daerah penyebaran rasa tersebut.
Selain sebagai alat ekskresi, kulit juga berfungsi
sebagai indra perasa dan peraba. Reseptor - reseptor yang terdapat pada kulit
adalah:
- Korpus meissner, yang terletak di dekat permukaan kulit. Berfungsi untuk menerima rangsang sentuhan/ rabaan. Reseptor ini tersebar tidak merata di permukaan kulit. Ujung jari memiliki paling banyak reseptor peraba.
- Korpus pacini, yang berfungsi menerima rangsang tekanan. Letaknya di bawah lapisan dermis.
- Korpus ruffini, berfungsi untuk menerima rangsang panas. Letaknya di lapisan dermis.
- Korpus krause, befungsi untuk menerima rangsang dingin. Letaknya di lapisan dermis.
- Ujung saraf tanpa selaput, yang peka terhadap rasa sakit/ nyeri. Letaknya di lapisan epidermis. Saraf ini sangat penting untuk keselamatan tubuh. Jika terjadi sesuatu yang tidak menguntungkan, saraf ini cepat bereaksi, antara lain dengan adanya gerak refleks.
Beberapa kelainan atau penyakit pada alat indra yang
biasa kita jumpai dalam kehidupan sehari - hari antara lain:
Yaitu kelainan pada mata dimana bayangan yang dibentuk
oleh lensa jatuh di depan retina. Kelainan ini terjadi karena lensa mata
terlalu cembung atau garis tengah mata panjang. Kelainan ini dapat ditolong
dengan menggunakan lensa negatif.
Yaitu kelainan mata dimana bayangan yang dibentuk oleh
lensa jatuh di belakang retina. Kelainan ini terjadi karena lensa mata terlalu
pipih atau garis tengah mata pendek. Kelainan ini dapat ditolong dengan
menggunakan lensa positif.
Yaitu kelainan pada mata karena tidak elastisnya lensa
mata untuk berakomodasi. Penderita kelainan ini biasanya menggunakan lensa
ganda yaitu lensa positif dan lensa negatif.
Kelainan pada mata karena defisiensi vitamin A.
Akibatnya penderita kesulitan melihat benda saat terjadi perubahan dari terang
ke gelap atau saat senja.
Yaitu mengeruhnya lensa mata, yang dapat disebabkan
oleh kekurangan vitamin B atau juga faktor usia.
0 comments:
Post a Comment