Medium seni mempunyai ciri-ciri yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Ciri medium seni itu disebut unsur seni. Unsur seni meliputi ruang, warna, nada, vokal, gerak dan ritme.
1.
Ruang
Salah satu unsur seni yang banyak terdapat di beberapa cabang seni adalah
ruang. Ruang terdapat dap seni rupa juga terdapat pada seni tari dan seni
drama. Akan tetapi ruang tidak terdapat pada seni sastra dan seni musik. Kedua
seni ini, musik dan seni sastra tidak memakan ruang. Musik sangat berhubungan
dengan waktu. Apa yang terdengar, setelah beberapa saat akan lenyap dan tidak
ada bekasnya lagi. Berbeda dengan seni rupa. Seni rupa adalah tidak bergantung
pada waktu. Kapan saja, seni rupa memiliki wujud yang tetap dan bebas dari kungkungan
waktu. Hasil seni rupa, misalnya bangunan, yang diciptakan beberapa tahun yang
lalu bisa dinikmati hingga sekarang. Bangunan itu pada saat ini masih relatif
sama keadaannya dengan keadaan pada waktu diciptakan dulu.
Ruang dalam seni rupa memiliki dua pengertian, yaitu ruang dalam arti yang
konkret dan ruang dalam arti khayalan. Dalam seni patung, arsitektur dan
dekorasi, maka ruang adalah konkret. Artinya, ruang yang ada di situ memang
betul-betul ada. Ruang disitu dapat diraba dan dapat dirasakan. Misalnya,
sebuah patung yang akan ditempatkan pada sebuah taman, ruang yang ada ada,
yaitu taman itu sendiri konkret atau ada.
kebutuhannya dengan ruang untuk tarian massal. Itulah pengertian ruang
dalam seni tari. Jadi ruang adalah ruang yang konkret.
Dalam arti seni drama, ruang juga merupakan hal yang penting. Ruang yang
ada adalah ruang yang konkret, tidak berbeda dengan seni tari.
2. Warna
Istilah warna dalam musik digunakan dalam hubungan dengan istilah warna
nada. Warna nada atau timbre digunakan dalam musik untuk menyebutkan perbedaan
kualitas nada yang disebabkan oleh perbedaan bahan sumber nada. Misalnya, nada
yang dihasilkan oleh seruling akan berbeda dengan nada yang dihasilkan oleh
piano, walaupun nada kedua instrumen itu sama. Perbedaan itu terjadi karena
berbeda bahan sumber nada.
Dalam seni tari dan seni drama pengertian warna adalah pengertian yang
sebenarnya, yaitu warna merah, kuning, hitam dan sebagainya. Warna dipakai oleh
kedua cabang seni tersebut untuk keperluan warna kostum, warna dekor, termasuk
juga warna-warna lampu. Hukum-hukum warna yang berlaku sama saja dengan
hukum-hukum warna yang terpakai dalam seni lukis khususnya dan seni rupa pada
umumnya.
(1) Warna primer
Warna primer
adalah warna yang tidak dapat dibuat berdasarkan atas campuran antar warna.
Akan tetapi harus dibuat dari bahan-bahan dengan warna asli. Misalnya batuan
atau secara kimia. Adapun yang merupakan warna primer yaitu merah, kuning,
biru.
(2) Warna sekunder
Warna
sekunder adalah warna yang terjadi karena percampuran antara dua warna primer.
Adapun yang merupakan warna sekunder yaitu hijau, jingga dan ungu.
Percampurannya adalah sebagai berikut:
· Hijau merupakan campuran warna kuning dan biru
· Jingga merupakan campuran warna kuning dan merah
· Ungu merupakan campuran warna biru dan merah
Untuk
memperoleh warna-warna hijau, jingga atau ungu seperti yang dikehendaki, yang
paling penting adalah perbandingan banyaknya warna primer yang dicampur itu.
Hasil dari perbandingan percampuran warna-warna tersebut misalnya:
· Untuk warna hijau, jika kuning lebih banyak
daripada warna biru dalam pencampuran, maka akan dihasilkan warna hijau
kekuning-kuningan. Dan jika warna biru yang lebih banyak maka akan dihasilkan
warna hijau kebiru-biruan.
· Untuk warna jingga, jika kuning lebih banyak
maka akan dihasilkan warna jingga kekuningan. Dan bila warna merah yang lebih
banyak akan dihasilkan warna jingga kemerahan.
· Untuk warna ungu, jika warna merah lebih banyak
maka akan dihasilkan warna ungu kemerahan. Dan jika warna biru yang lebih
banyak akan dihasilkan warna ungu kebiruan.
(3) Warna tertier
Warna
tertier adalah warna yang terjadi karena percampuran antara dua warna sekunder.
Adapun warna tertier pada umumnya adalah warna kecoklatan, yaitu coklat
kemerahan, coklat kebiruan dan coklat kekuningan.
· Coklat kemerahan diperoleh dari percampuran
warna jingga dan ungu
· Coklat kebiruan diperoleh dari percampuran warna
hijau dan ungu
· Coklat kekuningan diperoleh dari percampuran
warna hijau dan jingga.
3. Garis
Garis merupakan unsur seni yang banyak digunakan dalam seni rupa. Ada dua
pengertian garis. Pengertian pertama yaitu garis merupakan rentetan
titik-titik. Sedangkan pengertian kedua yaitu bidang dimana perbandingan antara
lebar dan panjangnya berbeda. Misalnya garis pemisah jalan raya yang
memisahkan antara jalur kiri dan jalur kanan. Garis tersebut sebenarnya adalah
bidang, namun orang menyebutnya garis. Jadi garis dalam pengertian pemisah
jalur jalan itu adalah pengertian kedua ini.
Garis terbentuk olah dua cara, yaitu pertama oleh goresan sesuatu misalnya
goresan pena, pensil dan sebagainya. Cara kedua, garis terbentuk karena
merupakan perbatasan dua bidang yang berbeda warna. Garis banyak digunakan dan
merupakan unsur yang menonjol dalam gambar sketsa.
4. Nada dan Vokal
Nada merupakan unsur musik yang paling utama, sedangkan pada seni rupa,
seni tari dan seni drama tidak mengenal nada. Seni tari dan seni drama
menggunakan nada hanya sebagai iringan belaka. Seni tari dan seni drama
memasukkan atau membutuhkan pula bantuan dari musik, bahkan juga seni rupa.
Busana dan tata dekorasinya adalah seni rupa.
Ada beberapa sistem nada yang dikenal di dunia. Sistem nada yang
menggunakan lima nada disebut “pentatonis” dan yang menggunakan tujuh nada
disebut “diatonis”. Contoh sistem nada pentatonis adalah sistem nada karawitan
Jawa, karawitan Bali, karawitan Sunda dan sebagainya. Contoh sistem naga
diatonis misalnya sistem nada musik Barat.
Vokal atau suara manusia dibedakan atas suara anak-anak dan suara orang dewasa.
Suara orang dewasa dibedakan atas suara wanita dan suara pria, seperti yang
telah diuraikan di atas.
5. Gerak
Gerak merupakan unsur seni tari dan drama yang penting. Terutama seni tari,
gerak benar-benar merupakan unsur yang utama. Gerak manusia yang disusun
merupakan motif-motif yang indah, sedangkan motif itu merupakan gerak peniruan
pada gerak-gerak alam, atau merupakan stilasi dari gerak sehari-hari. Pada
gerak peniruan alam, misalnya peniruan tingkah laku binatang seperti gerak
burung, kijang, kuda dan sebagainya. Gerak peniruan gejala alam, misalnya gerak
angin, ombak dan sebagainya. Dapat pula berupa peniruan gerak tanaman tertiun
angin. Sedangkan gerak peniruan misalnya gerak orang sedang membatik, mengetam
padi, menjala ikan dan sebagainya. Atau dapat pula berupa peniruan gerak
manusia itu sendiri, misalnya berjalan, melihat sesuatu, berhias dan sebagainya.
Gerak manusia dibedakan atas gerak wanita dan gerak pria. Pada gerak
wanita, tampak lebih lembut dari gerak pria. Sedangkan gerak pria dibedakan
antara gerak pria yang halus dan gerak pria yang kasar. Beda antara keduanya
sudah jelas dari namanya, yang satu lebih lembut daripada yang lain.
Bentuk-bentuk gerak disesuaikan dengan perwatakan tokohnya. Tokoh yang
berwatak kasar, jahat atau angkara murka digambarkan dengan gerak yang kasar.
Demikian pula tokoh yang gagah digambarkan dengan gerak yang kasar tetapi
berwibawa. Sebaliknya tokoh yang berwatak jujur, halus serta gemar akan
kebenaran dan kebaikan digambarkan dengan gerak halus.
Kecuali dapat menggambarkan watak dari tokoh-tokohnya, gerak juga merupakan
sarana untuk berekspresi. Jadi gerak dapat merupakan perlambang dari
maksud-maksud tertentu. Misalnya dalam sendratari yang tanpa dialog semua
maksud atau ekspresi digambarkan dalam bentuk gerak dan ekspresi muka atau
mimik. Untuk menggambarkan tokoh yang ingin agar rekannya pergi, dapat
digambarkan dengan gerak-gerak lengan dan sebagainya.
Dalam seni suara atau musik, gerak tampak dalam kekuatan suara-suara nada.
Nada dapat disuarakan dengan kuat dan dapat disuarakan pula dengan lemah. Kuat
dan lemahnya nada inilah yang menjadikan sebuah gerak dalam musik.
Gerak dalam musik disebut “dinamik”. Dinamik dapat menggambarkan semangat
yang dikehendaki dalam sebuah lagu. Lagu yang bersemangat, misalnya lagu
perjuangan akan lebih terasa apabila disuarakan dengan keras dan tegas.
6. Ritme
Ritme dalam bahasa Indonesia disebut dengan irama. Irama itu terbentuk
dengan adanya cepat atau lambatnya sesuatu. Dalam seni suara, irama itu
terbentuk dengan adanya percepatan atau perlambatan nada-nadanya dengan
teratur.
0 comments:
Post a Comment