1.1 Definisi
Sistem ekstrapiramidal meliputi:- Basal ganglia : nucleus kaudatus, putamen dan globus pallidus
- Substansia nigra
- Nukleus rubra
1. Sindrom hiperkinetik-hipotonik : asetilkolin menurun, dopamine meningkat
- Tonus otot menurun
- Gerak involunter/ireguler
2. Sindrom hipokinetik-hipertonik : asetilkolin meningkat, dopamine menurun
- Tonus otot meningkat
- Gerak involunter spontan Pada : Parkinson
- Bradikinesia : Gerakan volunter yang bertambah lambat atau menghilang sama sekali. Gejala ini merupakan gejala utama yang didapatkan pada penyakit Parkinson.
- Gangguan sikap postural : Merupakan hilangnya reflex postural normal. Paling sering ditemukan pada penyakit Parkinson. Terjadi fleksi pada tungkai dan badan karena penderita tidak dapat mempertahankan keseimbangan secara tepat. Penderita akan terjatuh bila berputar dan didorong.
1) Gerakan involunter
- Tremor
- Athetosis
- Chorea
Kekakuan yang dirasakan oleh pemeriksa ketika menggerakkan ekstremitas secara pasif.Tahanan ini timbul di sepanjang gerakan pasif tersebut dan mengenai gerakan fleksi maupun ekstensi sering disebut sebagai plastic atau lead pipe rigidity.Bila disertai dengan tremor maka disebut dengan tanda cogwheel. Pada penyakit Parkinson terdapat gejala positif dan gejala negative seperti tremor dan bradikinesia. Sedangkan pada choreaHuntington lebih didominasi oleh gejala positif, yaitu : chorea.
Tremor merupakan suatu gerakan yang tidak dikehendaki dan tidak bertujuan yang terdiri atas satu seri gerakan bolak-balik secara ritmik sebagai manifestasi kontraksi berselingan kelompok otot yang fungsinya berlawanan. Istilah awam yang terkenal adalah gemetar (Muttaqin, 2010).
Tremor adalah serentetan gerakan involunter, agak ritmis, merupakan getaran, yang timbul karena berkontraksinya otot-otot yang berlawanan secara bergantian. Tremor dapat melibatkan satu atau lebih bagian tubuh. Jenis tremor antara lain tremor normal atau fisiologis, tremor halus (tremor toksik), dan tremor kasar (Lumbantobing, 2000).
Tremor adalah suatu gerakan gemetar yang berirama dan tidak terkendali, yang terjadi karena otot berkontraksi dan berelaksasi secara berulang-ulang. (medicastore.com). Frekuensi getaran berkisar antara 4 hingga 12 kali per detik. Tremor dapat terjadi di hampir seluruh bagian tubuh, misalnya di ujung lengan atau tungkai, pinggang, bagian wajah, bahkan pita suara. Tetapi tremor paling sering terjadi pada tangan.
Tremor dapat terjadi pada berbagai tingkatan usia, tetapi paling sering pada usia pertengahan dan lansia, pria maupun wanita. Tremor yang normal sering disebut “tremor fisiologis” yang merupakan gejala normal, didapatkan bila anggota gerak ditempatkan pada posisi yang sulit atau bila orang melakukan suatu gerakan yang disadari dengan sangat lambat. Jenis tremor ini juga dapat dipacu bila kita mengalami situasi khusus seperti marah, ketakutan, cemas atau lelah.
1.2 Klasifikasi
Klasifikasi tremor dapat dibuat menurut frekuensi tremor (tremor cepat/ lambat), menurut amplitudonya (tremor halus/kasar), menurut sikap bagian tubuh yang memperlihatkan tremor (tremor postural/statik/intensional), dan seterusnya. Tetapi pembagian tremor dengan tujuan praktik klinik adalah sesuai dengan klasifikasi tremor menurut kausanya meliputi tremor fisiologis, tremor esensial heredofamilial, tremor penyakit Parkinson, tremor iatrogenik, dan tremor metabolik.
- 1. Tremor fisiologis
- Tremor esensial heredofamilial
- Tremor penyakit Parkinson
- Tremor iatrogenik
- Tremor metabolik
Tremor dikelompokkan berdasarkan kecepatan dan irama gerakannya, dimana dan seberapa sering terjadi serta beratnya, yaitu:
- Tremor aksi
- Tremor istirahat
- Tremor yang disengaja
- Tremor esensial
- Tremor postur
- Tremor senilis
- Tremor familial
1.3 Etiologi
Tremor umumnya disebabkan oleh masalah di bagian otak yang mengendalikan otot-otot seluruh tubuh atau di daerah tertentu, seperti tangan. Gangguan saraf atau kondisi yang dapat menghasilkan getaran termasuk multiple sclerosis, stroke, cedera otak traumatis, dan penyakit neurodegenerative yang merusak atau menghancurkan bagian-bagian batang otak atau otak kecil. Penyebab lainnya adalah penggunaan beberapa obat (seperti amfetamin, kortikosteroid, dan obat yang dipakai untuk gangguan kejiwaan tertentu), penyalahgunaan alkohol, tiroid terlalu aktif, atau kegagalan hati.
Tremor terjadi akibat adanya gangguan pada saraf pusat di bagian tepi. Jadi bukan karena adanya kelainan pada fungsi otak, melainkan gangguan pada proses transfer saraf dari tulang belakang yang berurusan dengan organ tubuh yang mengalami tremor. Pada orang yang normal, pesan sensoris dari organ tubuh tertentu disampaikan dulu ke saraf pusat. Setelah diolah, baru kemudian pesan itu disampaikan kembali ke organ tersebut dalam bentuk aktivitas motoris (gerakan). Tapi pada orang yang mengalami tremor, sebelum sampai ke saraf pusat, pesan sensoris itu di-by pass oleh radiks, dan langsung diwujudkan dalam bentuk gerakan.
1.4 Manifestasi Klinis
- Tremor bisa timbul sekali-sekali, untuk sementara waktu atau hilang timbul dengan kecepatan sekitar 6-10 tremor/detik.
- Tremor bisa terjadi pada otot kepala, tangan, lengan, kelopak mata dan otot lainnya, tetapi jarang mengenai bagian bawah tubuh.
- Umumnya terdapat kontraksi yang bergantian antara sekelompok otot ekstensor dan fleksor
- Tremor bisa terjadi pada salah satu maupun kedua sisi tubuh.
- Suara bisa terdengar bergetar, kepala mengangguk-angguk.
- Pemeriksaan yang dilakukan tergantung kepada penyebab yang dicurigai.
- Untuk mendiagnosis tremor, dokter atau perawat biasanya meminta pasien melakukan serangkaian tes seperti menggambar lingkaran. Tujuannya, untuk menguji kemampuan sensorik dan motorik pasien.
- Pemeriksaan urin dan darah juga dapat membantu untuk menegakkan diagnosis, apakah ada faktor lain yang memengaruhi, misalnya pengaruh obat-obatan atau penyakit tertentu.
- Pemeriksaan menggunakan teknologi Magnetic Resonance Imaging (MRI) ataupun elektromiogram juga dapat dilakukan sebagai penunjang.
- Pengobatan
- Pembedahan
- Thalamotomy
Efek samping thalamotomy yang dapat terjadi adalah kesulitan bicara dan terganggunya keseimbangan. Namun, dengan semakin majunya teknologi kedokteran saat ini, efek samping itu sudah bisa diminimalkan, bahkan sudah bisa dibilang mencapai nol persen.
Tremor merespon thalomotomy yang berdampak kecil terhadap bradykinesia atau kekakuan. Tremor kurang merespon obat. Thalamotomy cocok untuk pasien tremor unilateral. Bilateral thalamotomy membawa resiko signifikan terhadap pasien yang menyebabkan kelelahan cabang tubuh, dysarthria atau dysphonia.
- Pallidotomy
Efek samping yang berhubungan dengan prosedur itu mirip dengan thalamotomy dan cacat termasuk bidang visual, seperti lapang pandang lebih rendah dan hemiparesis, defisit kognitif, dysarthria dan kaki apraxia.
- Thalamic Stimulation
Tremor yang kambuh setelah penempatan elektroda dapat dikontrol dengan menyesuaikan parameter stimulasi. US Food and Drug Administration telah menyetujui stimulasi thalamic sebagai terapi yang diterima untuk penekanan unilateral tremor esensial tidak terkendali atau tremor Parkinson. Seperti halnya dengan teknik bedah lain, stimulasi thalamic merupakan pilihan yang harus dipilih hanya ketika terapi medis telah gagal.
Metode ini sangat efektif dan menimbulkan morbiditas lebih rendah daripada thalamotomy karena non destruktif dan berpotensi reversibel. Thalatomy ditempatkan secara bilateral dan sekarang digunakan untuk menstimualsi bagian-bagian otak yang lain, seperti globus pallidus dan subthalamic nuclei, pada pasien Parkinson.
1.7 Komplikasi
Jika dibiarkan, tremor bisa berlanjut dan tambah parah, bisa menyebabkan hilangnya fungsi bagian tubuh yang terkena.
3 Diagnosa Keperawatan
- Gangguan mobilitas berhubungan dengan kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif.
- Resiko cedera berhubungan dengan ketidak mampuan mengontrol gerakan sekunder terhadap spastisitas.
- Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengaan kerusakaan kemampuan untuk mengucap kata-kata yang berhubungan dengan keterlibatan otot-otot fasial sekunder adanya rigiditas.
- Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan disfagia sekunder terhadap gangguan motorik mulut.
- Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan fisik pada penampilan yang diakibatkan oleh kondisi penyakit.
- Gangguan mobilitas berhubungan dengan kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif.
Kriteria hasil :
- Aktivitas berjalan normal (dapat memegang benda, memakai pakaian sendiri, dapat berjalan sendiri)
- Tidak ada keluhan terhadap gerakan yang dilakukan.
Intervensi
|
Rasional
|
|
Klien dapat meningkatkan kemampuan yang dimilikinya walaupun terbatas. |
|
Membantu pemenuhan kebutuhan. |
|
Anti kolinergik dapat menghambat aktivitas di ganglia basal sehingga aktivitas kolinergik yang berlebihan dapat dihambat. Pramipexole digunakan untuk mengurangi gejala dari Parkinson seperti tremor, kekakuan dan gerak yang lambat |
|
Membantu pencapaian mobilisasi yang optimal. |
|
Tetap ada perawatan untuk mencapai mobilisasi optimal saat di rumah. |
|
Mengetahui tanda-tanda tremor misalnya takikardi |
|
Mengetahui tingkat keparahan tremor |
- Resiko cedera berhubungan dengan ketidakmampuan mengontrol gerakan sekunder terhadap spastisitas.
Kriteria hasil :
- Keluarga memberikan lingkungan yang aman untuk klien (koridor diberi pegangan untuk berjalan klien, bed klien diberi penghalang, membantu mobilisasi klien)
- Klien bebas dari cedera
Intervensi
|
Rasional
|
|
Utuk perlindungan |
|
Untuk mencegah agar tidak jatuh |
|
Karena keletihan dapat meningkatkan resiko cedera |
|
Meminimalkan resiko cedera |
|
Mencegah agar tidak jatuh dan terjadi cedera |
|
Terdapat kehilangan sensasi pada area yang sakit |
|
Mencegah cedera kepala |
- Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengaan kerusakaan kemampuan untuk mengucap kata-kata yang berhubungan dengan keterlibatan otot-otot fasial sekunder adanya rigiditas.
Kriteria hasil : Anak mampu mengkomunikasikan kebutuhan pada pemberi perawatan.
Intervensi : |
Rasional
|
|
Memberikan waktu pada klien untuk memahami pembicaraan |
|
Menguatkan bicara dengan mendorong pemahaman |
|
Membantu memudahkan bicara seperti menggunakan bibir, gigi dan berbagai gerakan lidah. |
|
Memudahkan klien untuk mengerti apa yang disampaikan |
|
Memudahkan klien untuk mengerti apa yang disampaikan |
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan disfagia sekunder terhadap gangguan motorik mulut.
- Klien berpartisipasi dalam aktivitas makan sesuai kemampuannya
- Klien mengkonsumsi makanannya
- Nutrisi menjadi adekuat
- BB normal
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
- Tidak pucat
Intervensi : |
Rasional
|
|
Mengetahui kebutuhan nutrisi klien |
|
Membantu memantau keseimbangan nutrisi |
|
Memudahkan klien untuk menerima makanan. |
|
Menurunkan resiko tersedak |
|
Memenuhi kebutuhan tubuh untuk metabolisme dan pertumbuhan |
|
Mendorong klien agar mau makan |
|
Memaksimalkan kualitas asupan nutrisi |
|
Meningkatkan tingkat kenyamanan |
|
Membantu perumusan tindakan/ pemberian nutrisi klien |
|
Menilai status nutrisi klien |
- Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan fisik pada penampilan yang diakibatkan oleh kondisi penyakit.
Klien mengimplementasikan pola penanganan baru, mengungkapkan dan mendemonstrasikan penerimaan penampilan (perubahan fisik terutama didaerah leher)
Kriteria hasil:
- Memiliki citra diri yang positif
- Mampu menerima perubahan dan mengubah konsep diri yang sesuai
Intervensi :
|
Rasional
|
|
Untuk mengetahui apa yang dirasakan klien. |
|
Klien mengetahui apa yang harus dilakukan untuk menangani penyakitnya. |
|
Untuk meningkatkan rasa percaya diri. |
|
Klien tidak merasa sendirian dalam menghadapi penyakitnya. |
|
Untuk mengembalikan rasa percaya diri klien. |
0 comments:
Post a Comment