PENYAKIT
SOSIAL SEBAGAI AKIBAT PENYIMPANGAN SOSIAL DAN UPAYA PENCEGAHANNYA
Penyakit
Sosial Penyimpangan Sosial dan Contohnya
Kita
tentunya menginginkan suatu kehidupan yang harmonis, selaras, dan sesuai dengan
tatanan sosial yang berlaku. Akan tetapi, di kehidupan masyarakat yang majemuk
seperti sekarang ini, hal tersebut sangatlah sulit dijumpai. Bahkan dapat
dikatakan bahwa kondisi masyarakat yang harmonis dan selaras tersebut hanyalah
sebatas angan-angan belaka, karena tindakan penyimpangan sosial pasti selalu
ada, meskipun bentuk penyimpangan yang terjadi tersebut sangat kecil atau
ringan. Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat orang
yang tidak tertib dalam berlalu lintas, berbagai tindak kejahatan, dan lain
sebagainya. Berbagai bentuk penyimpangan sosial dan upaya pencegahannya dapat
kalian pelajari pada pembahasan berikut ini.
Penyakit
Sosial Penyimpangan Sosial dan Contohnya
A. Perilaku
Penyimpangan
Perilaku
penyimpangan (deviasi sosial) adalah semua bentuk perilaku yang tidak sesuai
dengan norma-norma sosial yang ada. Perilaku penyimpangan dapat terjadi di mana
saja, baik di keluarga maupun di masyarakat. Menurut G. Kartasaputra, perilaku
penyimpangan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang yang tidak sesuai atau tidak menyesuaikan diri dengan
norma-norma yang berlaku di masyarakat, baik yang dilakukan secara sadar
ataupun tidak.
1. Hal-Hal
yang Memengaruhi Terjadina Perilaku Penyimpangan
Terjadinya
perilaku penyimpangan dapat dipengaruhi oleh hal-hal berikut ini.
a. Tidak
mempunyai seseorang sebagai panutan dalam memahami dan meresapi tata nilai atau
norma-norma yang berlaku di masyarakat. Kondisi semacam ini lazim disebut
sebagai hasil proses sosialisasi yang tidak sempurna. Akibatnya, ia tidak bisa
membedakan hal-hal yang baik ataupun yang buruk, benar atau salah, pantas atau
tidak pantas, dan sebagainya.
b. Pengaruh
lingkungan kehidupan sosial yang tidak baik, misalnya lingkungan yang sering
terjadi tindak penyimpangan, seperti prostitusi, perjudian, mabuk-mabukan, dan
sebagainya.
c. Proses
bersosialisasi yang negatif, karena bergaul dengan para pelaku penyimpangan
sosial, seperti kelompok preman, pemabuk, penjudi, dan sebagainya.
d.
Ketidakadilan, sehingga pihak-pihak yang dirugikan melakukan protes, unjuk
rasa, bahkan bisa menjurus ke tindakan anarkis.
2.
Bentuk-Bentuk Penyimpangan
Penyimpangan
sosial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dilihat berdasarkan kadar
penyimpangannya dan dilihat berdasarkan pelaku penyimpangannya.
a.
Berdasarkan Kadar Penyimpangan
1 )
Penyimpangan primer
Penyimpangan
primer disebut juga penyimpangan ringan. Para pelaku penyimpangan ini umumnya
tidak menyadari bahwa dirinya melakukan penyimpangan. Penyimpangan primer
dilakukan tidak secara terus menerus (insidental saja) dan pada umumnya tidak
begitu merugikan orang lain, misalnya mabuk saat pesta, mencoret-coret tembok
tetangga, ataupun balapan liar di jalan. Penyimpangan jenis ini bersifat
sementara (temporer), maka orang yang melakukan penyimpangan primer, masih
dapat diterima oleh masyarakat.
2 )
Penyimpangan sekunder
Penyimpangan
sekunder disebut juga penyimpangan berat. Umumnya perilaku penyimpangan
dilakukan oleh seseorang secara berulang-ulang dan terus menerus meskipun
pelakunya sudah dikenai sanksi. Bentuk penyimpangan ini mengarah pada tindak
kriminal, seperti pembunuhan, perampokan, dan pencurian. Penyimpangan jenis ini
sangat merugikan orang lain, sehingga pelakunya dapat dikenai sanksi hukum atau
pidana.
Contoh
Penyimpangan Sosial Di Lingkungan Masyarakat
b .
Berdasarkan Pelaku Penyimpangan
1 )
Penyimpangan individu (individual deviation)
Penyimpangan
jenis ini dilakukan secara perorangan tanpa campur tangan orang lain. Contohnya
seorang pejabat yang korupsi, oknum polisi yang melakukan pemerasan terhadap
individu yang memiliki suatu kasus, suami atau istri yang selingkuh, dan anak
yang durhaka terhadap orang tua. Dilihat dari kadarnya penyimpangan perilaku
yang bersifat individual, menyebabkan pelakunya mendapat sebutan seperti pembandel,
pembangkang, pelanggar, bahkan penjahat.
2 )
Penyimpangan kelompok (group deviation)
Penyimpangan
jenis ini dilakukan oleh beberapa orang yang secara bersama-sama melakukan
tindakan yang menyimpang. Contohnya pesta narkoba yang dilakukan kelompok satu
geng, perkelahian massal yang dilakukan antarkelompok suku, ataupun
pemberontakan. Penyimpangan kelompok biasanya sulit untuk dikendalikan, karena
kelompok-kelompok tersebut umumnya mempunyai nilai-nilai serta kaidah-kaidah
sendiri yang berlaku bagi semua anggota kelompoknya. Sikap fanatik yang
dimiliki setiap anggota terhadap kelompoknya menyebabkan mereka merasa tidak
melakukan perilaku yang menyimpang. Hal tersebut menyebabkan penyimpangan
kelompok lebih berbahaya daripada penyimpangan individu.
3 )
Penyimpangan campuran (mixture of both deviation)
Penyimpangan
campuran diawali dari penyimpangan individu. Akan tetapi, seiring dengan
berjalannya waktu, ia (pelaku penyimpangan) dapat memengaruhi orang lain,
sehingga ikut melakukan tindakan menyimpang seperti halnya dirinya. Contoh
penyimpangan campuran adalah sindikat narkoba, sindikat uang palsu, ataupun
demonstrasi yang berkembang menjadi amuk massa.
3.
Sifat-Sifat Penyimpangan
Dilihat dari
sifatnya, penyimpangan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu penyimpangan
sosial yang bersifat positif dan yang bersifat negatif.
a.
Penyimpangan yang Bersifat Positif
Penyimpangan
yang bersifat positif merupakan suatu bentuk penyimpangan atau perilaku yang
tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku, tetapi mempunyai
dampak positif terhadap dirinya maupun masyarakat. Penyimpangan ini memberikan
unsur inovatif dan kreatif sehingga dapat diterima oleh masyarakat, meskipun
caranya masih belum umum atau menyimpang dari norma yang berlaku. Misalnya,
pada masyarakat yang masih tradisional, perempuan yang melakukan aktivitas atau
menjalin profesi yang umum dilakukan oleh laki-laki seperti berkarir di bidang
politik, menjadi pembalap, sopir taksi, anggota militer dan lain-lain oleh
sebagian orang masih dianggap tabu. Namun hal tersebut mempunyai dampak
positif, yaitu emansipasi wanita.
b .
Penyimpangan yang Bersifat Negatif
Penyimpangan
yang bersifat negatif merupakan penyimpangan yang cenderung mengarah pada
tindakan yang dipandang rendah, berdampak buruk serta merugikan bagi pelaku dan
juga masyarakat. Bobot penyimpangan negatif dapat dilihat dari norma-norma atau
nilai-nilai yang telah dilanggar. Pelanggaran terhadap norma-norma kesopanan
dinilai lebih ringan dibanding pelanggaran terhadap norma hukum. Contoh
penyimpangan yang bersifat negatif, membolos, pembunuhan, pencurian, korupsi,
dan sebagainya.
B. Berbagai
Penyakit Sosial dalam Masyarakat
Segala
tindakan atau perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang
berlaku dalam masyarakat dianggap sebagai bentuk penyimpangan. Bentuk-bentuk
penyimpangan tersebut apabila terus berkembang akan menyebabkan timbulnya
penyakit sosial dalam masyarakat. Adapun bentuk-bentuk penyimpangan serta
berbagai penyakit sosial yang ada dalam masyarakat bermacam-macam. Berikut ini
berbagai penyakit sosial yang ada dalam masyarakat.
Penyakit
Sosial Penyimpangan Sosial dan Contohnya
1 . Minuman
Keras (Miras)
Minuman
keras adalah minuman dengan kandungan alkohol lebih dari 5%. Akan tetapi,
berdasarkan ketetapan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), setiap minuman yang
mengandung alkohol, berapa pun kadarnya, dapat dikategorikan sebagai minuman
keras dan itu diharamkan (dilarang) penyalahgunaannya. Adapun yang dimaksud
penyalahgunaan di sini adalah suatu bentuk pemakaian yang tidak sesuai dengan
ambang batas kesehatan. Artinya, pada dasarnya boleh digunakan sejauh hanya
untuk maksud pengobatan atau kesehatan di bawah pengawasan dokter atau ahlinya.
Di beberapa daerah di Indonesia, terdapat jamu atau minuman tradisional yang
dapat digolongkan sebagai minuman keras. Sebenarnya, jika digunakan tidak
secara berlebihan jamu atau minuman tradisional yang dapat digolongkan sebagai
minuman keras tersebut dapat bermanfaat bagi tubuh. Namun, sangat disayangkan
jika jamu atau minuman tradisional yang dapat digolongkan sebagai minuman keras
tersebut dikonsumsi secara berlebihan atau sengaja digunakan untuk
mabuk-mabukan. Para pemabuk minuman keras dapat dianggap sebagai penyakit
masyarakat. Pada banyak kasus kejahatan, para pelaku umumnya berada dalam
kondisi mabuk minuman keras. Hal ini dikarenakan saat seseorang mabuk, ia akan
kehilangan rasa malunya, tindakannya tidak terkontrol, dan sering kali
melakukan hal-hal yang melanggar aturan masyarakat atau aturan hukum. Minuman keras
juga berbahaya saat seseorang sedang mengemudi, karena dapat merusak
konsentrasi pengemudi sehingga dapat menimbulkan kecelakaan. Pada pemakaian
jangka panjang, tidak jarang para pemabuk minuman keras tersebut dapat
meninggal dunia karena organ lambung atau hatinya rusak terpengaruh efek
samping alkohol yang kerap dikonsumsinya.
Penyakit
Sosial Penyimpangan Sosial dan Contohnya
2.
Penyalahgunaan Narkotika
Pada
awalnya, narkotika digunakan untuk keperluan medis, terutama sebagai bahan
campuran obat-obatan dan berbagai penggunaan medis lainnya. Narkotika banyak
digunakan dalam keperluan operasi medis, karena narkotika memberikan efek
nyaman dan dapat menghilangkan rasa sakit sementara waktu, sehingga pasien
dapat dioperasi tanpa merasa sakit. Pada pemakaiannya di bidang medis,
dibutuhkan seorang dokter ahli untuk mengetahui kadar yang tepat bagi manusia,
karena obat-obatan yang termasuk narkotika mempunyai efek ketergantungan bagi
para pemakainya. Penyalahgunaan narkotika dilakukan secara sembarangan tanpa
memerhatikan dosis penggunaannya. Pemakaiannya pun dilakukan dengan berbagai
cara, misalnya dihirup asapnya, dihirup serbuknya, disuntikkan, ataupun ditelan
dalam bentuk pil atau kapsul. Pengguna yang kecanduan, merusak sistem saraf
manusia, bahkan dapat menyebabkan kematian. Berikut adalah contoh zat-zat yang
termasuk dalam kategori narkotika.
a. Heroin
b . Ganja
c . Ekstasi
d .
Shabu-Shabu
e .
Amphetamin
f . Inhalen
Penyakit
Sosial Penyimpangan Sosial dan Contohnya
3.
Perkelahian Antarpelajar
Perkelahian
antarpelajar sering terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan
kota-kota besar lainnya. Perkelahian tersebut tidak hanya menggunakan tangan kosong
atau perkelahian satu lawan satu, melainkan perkelahian bersenjata, bahkan ada
yang menggunakan senjata tajam serta dilakukan secara berkelompok. Banyak
korban berjatuhan, bahkan ada yang meninggal dunia. Lebih disayangkan lagi,
kebanyakan korban perkelahian tersebut adalah mereka yang justru tidak terlibat
perkelahian secara langsung. Mereka umumnya hanya sekadar lewat atau hanya
karena salah sasaran pengeroyokan. Kondisi ini jelas sangat mengganggu dan
membawa dampak psikis dan traumatis bagi masyarakat, khususnya kalangan
pelajar. Pada umumnya mereka menjadi was-was, sehingga kreativitas mereka
menjadi terhambat. Hal ini tentu saja membutuhkan perhatian dari semua kalangan
sehingga dapat tercipta suasana yang nyaman dan kondusif khususnya bagi masyarakat
usia sekolah.
Penyakit
Sosial Penyimpangan Sosial dan Contohnya
4. Perilaku
Seks di Luar Nikah
Perilaku
seks di luar nikah selain ditentang oleh norma-norma sosial, juga secara tegas
dilarang oleh agama. Perilaku menyimpang ini dapat dilakukan oleh seorang
laki-laki dan perempuan yang belum atau bahkan tidak memiliki ikatan resmi.
Dampak negatif dari perilaku seks di luar nikah, antara lain, lahirnya anak di
luar nikah, terjangkit PMS (penyakit menular seksual), bahkan HIV/AIDS, dan
turunnya
moral para
pelaku.
5. Kejahatan
(Kriminalitas)
Kejahatan
adalah tingkah laku yang melanggar hukum dan melanggar norma-norma sosial,
sehingga masyarakat menentangnya. Sementara itu secara yuridis formal,
kejahatan adalah bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan moral kemanusiaan
(immoril), merugikan masyarakat, sifatnya asosiatif dan melanggar hukum serta
undang-undang pidana. Tindak kejahatan bisa dilakukan oleh siapa pun baik
wanita maupun pria, dapat berlangsung pada usia anak, dewasa, maupun usia lanjut.
Tindak kejahatan pada umumnya terjadi pada masyarakat yang mengalami perubahan
kebudayaan yang cepat yang tidak dapat
diikuti oleh
semua anggota masyarakat, sehingga tidak terjadi penyesuaian yang sempurna.
Selain itu tindak kejahatan yang disebabkan karena adanya tekanan mental atau
adanya kepincangan sosial. Oleh karena itu tindak kejahatan (kriminalitas)
sering terjadi pada masyarakat yang dinamis seperti di perkotaan. Tindak
kejahatan (kriminalitas) misalnya adalah pembunuhan, penjambretan, perampokan,
korupsi, dan lain-lain.
C. Dampak
Perilaku Penyimpangan Sosial
Berbagai
bentuk perilaku menyimpang yang ada di masyarakat akan membawa dampak bagi
pelaku maupun bagi kehidupan masyarakat pada umumnya.
1. Dampak
Bagi Pelaku
Berbagai
bentuk perilaku menyimpang yang dilakukan oleh seorang individu akan memberikan
dampak bagi si pelaku. Berikut ini beberapa dampak tersebut.
a.
Memberikan pengaruh psikologis atau penderitaan kejiwaan serta tekanan mental
terhadap pelaku karena akan dikucilkan dari kehidupan masyarakat atau dijauhi
dari pergaulan.
b. Dapat
menghancurkan masa depan pelaku penyimpangan.
c. Dapat
menjauhkan pelaku dari Tuhan dan dekat dengan perbuatan dosa.
d. Perbuatan
yang dilakukan dapat mencelakakan dirinya sendiri.
2. Dampak
Bagi Orang Lain/Kehidupan Masyarakat
Perilaku
penyimpangan juga membawa dampak bagi orang lain atau kehidupan masyarakat pada
umumnya. Beberapa di antaranya adalah meliputi hal-hal berikut ini.
a. Dapat
mengganggu keamanan, ketertiban dan ketidakharmonisan dalam masyarakat.
b. Merusak
tatanan nilai, norma, dan berbagai pranata sosial yang berlaku di masyarakat.
c.
Menimbulkan beban sosial, psikologis, dan ekonomi bagi keluarga pelaku.
d. Merusak
unsur-unsur budaya dan unsur-unsur lain yang mengatur perilaku individu dalam
kehidupan masyarakat.
Dampak yang
ditimbulkan sebagai akibat perilaku penyimpangan sosial, baik terhadap pelaku
maupun terhadap orang lain pada umumnya adalah bersifat negatif. Demikian pula,
menurut pandangan umum, perilaku menyimpang dianggap merugikan masyarakat.
Namun demikian, menurut Emile Durkheim, perilaku menyimpang tidak serta merta
selalu membawa dampak yang negatif. Menurutnya, perilaku menyimpang juga
memiliki kontribusi positif bagi kehidupan masyarakat. Adapun beberapa
kontribusi penting dari perilaku menyimpang yang bersifat positif bagi
masyarakat meliputi hal-hal berikut ini.
a. Perilaku
menyimpang memperkokoh nilai-nilai dan norma dalam masyarakat.
Bahwa setiap
perbuatan baik merupakan lawan dari perbuatan yang tidak baik. Dapat dikatakan
bahwa tidak akan ada kebaikan tanpa ada ketidak-baikan. Oleh karena itu
perilaku penyimpangan diperlukan untuk semakin menguatkan moral masyarakat.
b. Tanggapan
terhadap perilaku menyimpang akan memperjelas batas moral.
Dengan
dikatakan seseorang berperilaku menyimpang, berarti masyarakat mengetahui
kejelasan mengenai apa yang dianggap benar dan apa yang dianggap salah.
c. Tanggapan
terhadap perilaku menyimpang akan menumbuhkan kesatuan masyarakat.
Setiap ada
perilaku penyimpangan masyarakat pada umumnya secara bersama-sama akan menindak
para pelaku penyimpangan. Hal tersebut menegaskan bahwa ikatan moral akan
mempersatukan masyarakat.
d. Perilaku
menyimpang mendorong terjadinya perubahan sosial.
Para pelaku
penyimpangan senantiasa menekan batas moral masyarakat, berusaha memberikan
alternatif baru terhadap kondisi masyarakat dan mendorong berlangsungnya
perubahan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perilaku menyimpang yang
terjadi saat ini akan menjadi moralitas baru bagi masyarakat di masa depan.
D. Upaya
Pencegahan Penyimpangan Sosial dalam Keluarga dan Masyarakat
Berbagai
upaya dapat dilakukan untuk mencegah perilaku penyimpangan sosial dalam
masyarakat. Upaya-upaya tersebut dapat dilakukan dari berbagai lingkungan, baik
itu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
1. Di
Lingkungan Keluarga
Upaya
pencegahan perilaku penyimpangan sosial di rumah memerlukan dukungan dari semua
anggota keluarga, baik keluarga inti maupun keluarga luas. Di dalam hal ini,
masing-masing anggota keluarga harus mampu mengembangkan sikap kepedulian,
kompak, serta saling memahami peran dan kedudukannya masing-masing di keluarga.
Meskipun keterlibatan seluruh anggota keluarga sangat dibutuhkan, namun orang
tua memegang peran utama dalam membentuk perwatakan dan membina sikap
anak-anaknya. Hal ini dikarenakan orang tua merupakan figur utama anak yang
dijadikan panutan dan tuntunan, sehingga sudah sepantasnya jika orang tua harus
mampu memberi teladan bagi anak-anaknya. Dalam hubungannya dengan upaya
pencegahan penyimpangan sosial di lingkungan keluarga, orang tua dapat
melakukan beberapa hal, seperti berikut ini.
a.
Menciptakan suasana harmonis, perhatian, dan penuh rasa kekeluargaan.
b.
Menanamkan nilai-nilai budi pekerti, kedisiplinan, dan ketaatan beribadah.
c.
Mengembangkan komunikasi dan hubungan yang akrab dengan anak.
d. Selalu
meluangkan waktu untuk mendengar dan menghargai pendapat anak, sekaligus mampu
memberikan bimbingan atau solusi jika anak mendapat kesulitan.
e.
Memberikan punnish and reward, artinya bersedia memberikan teguran atau bahkan
hukuman jika anak bersalah dan bersedia memberikan pujian atau bahkan hadiah
jika anak berbuat baik atau memperoleh prestasi.
Contoh
Penyimpangan Sosial Di Lingkungan Masyarakat
f.
Memberikan tanggung jawab kepada anak sesuai tingkat umur dan pendidikannya.
Langkah-langkah
tersebut merupakan upaya yang dapat dilakukan orang tua agar tercipta suatu
komunikasi yang baik dengan anak, sehingga anak merasa terlindungi, memiliki
panutan atau teladan, serta merasa memiliki arti penting sebagai bagian dari
keluarganya.
2. Di
Lingkungan Sekolah
Sekolah
merupakan lingkungan pergaulan anak yang cukup kompleks. Di dalam hal ini,
kedudukan pendidik di lingkungan sekolah memegang peran utama dalam mengarahkan
anak untuk tidak melakukan berbagai penyimpangan sosial. Berbagai hal yang
dapat dilakukan guru selaku pendidik dalam upaya mencegah perilaku penyimpangan
sosial anak didiknya, antara lain, berikut ini.
a.
Mengembangkan hubungan yang erat dengan setiap anak didiknya agar dapat
tercipta komunikasi timbal balik yang seimbang.
b.
Menanamkan nilai-nilai disiplin, budi pekerti, moral, dan spiritual sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
c. Selalu
mengembangkan sikap keterbukaan, jujur, dan saling percaya.
d. Memberi
kebebasan dan mendukung siswa untuk mengembangkan potensi diri, sejauh potensi
tersebut bersifat positif.
e. Bersedia
mendengar keluhan siswa serta mampu bertindak sebagai konseling untuk membantu
siswa mengatasi berbagai permasalahan, baik yang dihadapinya di sekolah atau
yang dihadapinya di rumah.
3. Di
Lingkungan Masyarakat
Lingkungan
pergaulan dalam masyarakat sangat mampu memengaruhi pola pikir seseorang. Dalam
hal ini, perlu tercipta lingkungan pergaulan yang sehat dan nyaman sehingga dapat
dijadikan tempat ideal untuk membentuk karakter anak yang baik. Adapun hal-hal
yang dapat dikembangkan dalam masyarakat agar upaya pencegahan perilaku
penyimpangan sosial dapat tercapai, antara lain, berikut ini.
a.
Mengembangkan kerukunan antarwarga masyarakat. Sikap ini akan mampu
meningkatkan rasa kepedulian, gotong royong, dan kekompakan antarsesama warga
masyarakat. Jika dalam suatu masyarakat tercipta kekompakan, maka perilaku
penyimpangan dapat diminimalisasikan.
b.
Membudayakan perilaku disiplin bagi warga masyarakat, misalnya disiplin dalam
menghormati keputusan-keputusan bersama, seperti tamu bermalam harap lapor RT,
penetapan jam belajar anak, menjaga kebersihan lingkungan, dan sebagainya.
c.
Mengembangkan berbagai kegiatan warga yang bersifat positif, seperti
perkumpulan PKK, Karang Taruna, pengajian, atau berbagai kegiatan lain yang
mengarah kepada peningkatan kemampuan masyarakat yang lebih maju dan dinamis.
Jika beberapa upaya tersebut dapat diterapkan dalam suatu lingkungan
masyarakat, maka kelompok pelaku penyimpangan sosial akan merasa risih dan
jengah, sehingga mereka akan merasa malu jika melakukan tindakan penyimpangan
sosial di lingkungan tempat tinggalnya.
D.
Mengembangkan Sikap Simpati terhadap Pelaku Penyimpangan Sosial
Para pelaku
penyimpangan sosial memang sudah selayaknya mendapatkan hukuman dari pihak yang
berwajib. Akan tetapi, jika para pelaku penyimpangan sosial tersebut masih
dapat dibina, maka sebaiknya kita kembangkan sikap simpati terhadap para pelaku
penyimpangan sosial tersebut. Sikap simpati adalah suatu sikap yang ditujukan
seseorang sebagai suatu proses di mana seseorang merasa tertarik pada perasaan
pihak lain yang mendorong keinginan untuk memahami dan bekerjasama dengan pihak
lain. Sikap simpati dapat ditunjukkan dalam bentuk perhatian, kepedulian, rasa
ingin menolong, dan sebagainya. Perasaan simpati hanya akan dapat berlangsung
dan berkembang dalam diri seseorang bila terdapat saling pengertian.
Mengembangkan sikap simpati terhadap para pelaku penyimpangan sosial bukan
berarti kita menyetujui perbuatan mereka. Sikap seperti ini justru dapat kita
gunakan untuk menyadarkan perilaku mereka. Tentu saja cara penyampaiannya
dilakukan dengan tutur bahasa yang santun dan tidak berkesan menggurui atau
menghakimi. Cara-cara seperti ini pada umumnya lebih mengena dan dapat
didengarkan oleh mereka, karena mereka merasa lebih dihargai.
Contoh sikap
simpati yang dapat kita kembangkan terhadap para pelaku penyimpangan sosial,
antara lain, meliputi hal-hal berikut ini.
1. Memberikan
arahan berupa contoh-contoh dan dampak negatif dari perbuatan menyimpang yang
telah atau biasa mereka lakukan, misalnya dampak negatif dari mabuk-mabukan
atau berjudi. Tentunya dengan bahasa yang bersahabat dan berkesan akrab.
2. Menggali
informasi tentang bakat dan kemampuan yang dimiliki oleh para pelaku
penyimpangan, kemudian memberi motivasi agar mereka mau tergerak untuk
mengembangkan kemampuannya ke arah positif.
3. Tetap
memberikan kepercayaan kepada mereka yang telah dicap sebagai pelaku penyimpangan
dengan cara ikut menyertakan mereka ke dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.
4. Turut
serta dalam upaya menyadarkan pelaku penyimpangan yang berkaitan dengan
penyalahgunaan obat-obatan melalui pendirian pusat-pusat rehabilitasi atau
penyuluhan-penyuluhan tentang bahayanya.
0 comments:
Post a Comment