Tuesday, 23 July 2013

HUKUM KIRCHOFF 2 DAN TEGANGAN JEPIT




Hukum II Kirchhoff digunakan untuk menghitung besaran-besaran yang terdapat pada rangkaian listrik. Besaran itu diantaranya kuat arus pada suatu cabang, ataupun beda tegangan antara dua titik. Hukum II Kirchhoff menyatakan bahwa:
" Pada rangkaian tertutup jumlah GGL (gaya gerak listrik) sumber arus dengan penurunan tegangan adalah nol."
Hukum II Kirchoff dirumuskan sebagai :
ΣE +ΣIR = 0
Keterangan :
ΣE = jumlah ggl sumber arus (V)
ΣIR = jumlah penurunan tegangan. (V)
I = arus listrik (A)
R = hambatan (W)
Untuk mengunakan hukum II Kirchhoff digunakan aturan dan langkah sebagai berikut :
a. Memisalkan arah arus pada setiap cabang.
b. Membuat suatu persamaan arus pada suatu titik dengan hukum I Kirchooff.
c. Membuat arah putaran loop pada setiap rangkaian tertutup, dengan arah sembarang.
d. Menerapkan hukum II Kirchoff pada kedua loop, dengan ketentuan:
Apabila mengikuti arah loop, bertemu kutub + dari sumber tegangan maka sumber tegangan itu dinilai positif, dan sebaliknya.
Apabila mengikuti arah loop ternyata seaarah dengan arah arus pemisalan maka arus tersebut dinilai positif dan sebaliknya 










TEGANGAN JEPIT
Home » belajar » Pengertian Tegangan Jepit
Pengertian Tegangan Jepit
Seringkali kita mendengar istilah tegangan permukaan, dan juga tegangan jepit. Dalam pelajaran disekolah pasti juga sudah diterangkan apa itu pengertian tegangan jepit. Tegangan jepit adalah beda potensial yang dapat ditemukan pada sumber tegangan antara kedua kutub positif dan negatif disaat sumber tegangan tersebut sudah terhubung antara kutub positif dan negatifnya terhadap tahanan dan sudah mengalirkan arus listrik.
Contoh tegangan jepit
Dapat kita ambil contoh dalam praktek pengukuran tegangan pada batu baterai, dimana batu baterai tersebut sudah terhubung dalam rangkaian tertutup yaitu dihubungkan ke sebuah beban misalnya lampu pijar.

Maka beda potensial yang terjadi antara kutub positif dan negatif pada baterai tersebut dapat dikatakan sebagai tegangan jepit. Hal ini dapat dilihat pada saat tegangan di ukur, ternyata besarnya tidak sama dengan saat baterai tidak digunakan untuk menyalakan lampu pijar. Jika sebelumnya baterai tersebut memiliki tegangan 4,5 volt, maka pada saat sudah terhubung dengan rangkaian maka tegangan jepitnya sebesar 4,2 volt.
Perbedaan GGL dan Tegangan Jepit - Beda potensial dan sebuah sumber tegangan dapat diketahui jika dihubungkan dengan hambatan, misalnya lampu, radio, atau alat elektronik yang lain. Apakah ini berarti, jika sumber tegangan tidak dihubungkan dengan hambatan, tidak mempunyai potensial? Walaupun arus tidak mengalir, sebuah sumber tegangan tetap memiliki beda potensial. Ketika mempelajari alat ukur listrik, kalian telah mengetahui bahwa setiap alat ukur mempunyai hambatan dalam. Demikian pula sumber tegangan. Sumber tegangan, misalnya baterai, aki (accu), dan sumber tegangan lain, juga mempunyai hambatan dalam. Hambatan dalam ini menyebabkan adanya beda potensial di antara kutub-kutubnya, walaupun arus tidak mengalir.
Ketika arus tidak mengalir, beda potensial di antara kedua kutub (disebut juga polaritas) sumber tegangan disebut gaya gerak listrik (ggl). Namun, jika arus listrik mengalir, beda potensial pada polaritas sumber tegangan disebut tegangan jepit (V, ). Lalu, bagimanakah hubungan gaya gerak listrik dengan tegangan jepit. Perhatikan Gambar hambatan dalam pada baterai (r) tersusun seri dengan hambatan luar (R).
Gambar hambatan dalam pada baterai (r) tersusun seri dengan hambatan luar (R).
Kita tahui bahwa di dalam sumber tegangan, misalnya baterai, terdapat hambatan dalam (disimbolkan dengan huruf r). Jika arus mengalir, hambatan dalam ini akan menghambat arus. Akibatnya, tegangan yang seharusnya dihasilkan (ggl) berkurang sebesar IR. Tegangan akhir yang biasanya kita ukur inilah yang disebut tegangan jepit. Jadi, hubungan antara tegangan jepit dengan gaya gerak listrik diberikan dengan persamaan:
Vjepit = ε – Ir
Jika tegangan jepit ini dihubungkan dengan sebuah hambatan luar R, maka besar arus yang mengalir dalam rangkaian adalah :
I = Vjepit / Rtotal = E / (R+r)
Keterangan:
Vjepit = tegangan jepit (volt)
E = gaya gerak listrik (volt)
I = kuat arus (A)
R = hambatan luar (ohm)
r = hambatan dalam (ohm)
walaupun ggl dan tegangan jepit merupakan dua hal yang berbeda, tetapi dalam pemakaiannya sering dianggap sama. Ini terjadi karena hambatan dalam pada sumber tegangan diangggap tidak ada.





1 comments:

Anonymous said...

Thanks

Post a Comment

Template by:

Free Blog Templates