Monday, 21 May 2012

Dokter Layani Pria Ber-KB Sangat Minim

 



Jumlah dokter untuk melayani pria menjalankan program Keluarga Berencana (KB) sangat minim. Kondisi ini turut andil menempatkan kaum wanita sebagai pengguna mayoritas KB.

"Selain anggapan masalah keluarga berencana (KB) merupakan urusan wanita, kurangnya dokter untuk melayani KB pria juga turut andil," kata Kepala Bandan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiri Syarif dalam Seminar Nasional Pembangunan Berwawasan Kependudukan dalam Era Mileniun Development Goals di Universitas Sriwijaya, Palembang, Sumatra Selatan, Senin (21/5).

Pihaknya berupaya mendorong penambahan dokter itu dengan menstimulan para praktisi kesehatan menekuni bidang KB pria itu. "Berbagai upaya kami lakukan untuk mendorong pembaharuan dalam BKKBN pasca berubah dari Badan Koordinasi menjadi Badan Kependudukan, salah satunya dengan menggalakkan KB pria," ujarnya.

Paradigma kaum perempuan di Indonesia mengenai KB pria juga mempengaruhi minimnya jumlah pengguna kontrasepsi seperti kondom dan vasektomi. Vasektomi menjadi solusi yang tepat untuk kontrasepsi jangka panjang karena melakukan pemotongan saluran sperma.

"Bukan hanya kaum pria yang egois tapi wanita juga. Mereka khawatir jika suami telah ber-KB maka bisa jajan seenaknya, sehingga peminatnya hanya 1,5 persen dari total seluruh peserta," katanya.

BKKBN memberikan alat bedah untuk vasektomi yakni laparoskopi secara cuma-cuma ke beberapa rumah sakit di Indonesia beserta pelatihan kepada para dokter untuk mempopulerkan KB pria ini.

"Sebanyak 199 buah laparoskopi akan diberikan cuma-cuma, begitu pula dengan pelatihan di 17 daerah di Indonesia secara serentak," katanya.

Ia juga tidak membantah sulitnya akses mendapatkan layanan KB di daerah pelosok, seperti Papua dan sebagian besar Indonesia Timur. "Untuk peserta KB pria tertinggi adalah Jawa Timur, sementara terendah ialah Papua," katanya.(Ant/BEY)

0 comments:

Post a Comment

Template by:

Free Blog Templates